Showing posts sorted by relevance for query keutamaan-shalat-berjamaah. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query keutamaan-shalat-berjamaah. Sort by date Show all posts

Sunday, October 27, 2019

Keutamaan Shalat Berjamaah Berdasarkan Hadist Sahih

kita mengenal istilah munfarid dan jemaah Keutamaan Shalat Berjamaah Menurut Hadist Sahih




keutamaan shalat berjamaah-kita mengenal istilah munfarid dan jemaah.

Shalat munfarid yaitu shalat yang dikerjakan sendirian sedangkan Shalat berjamaah yaitu shalat yang dikerjakan bersama-sama.

Dalam shalat berjamaah harus ada imam, yaitu orang yang mempin shalat, dan makmum, yaitu orang yang mengikuti imam.

Pahala shalat berjamaah dibandingkan shalat munfarid berlipat 27 derajat, sebagaimana Sabda Rasulullah Saw :"Kebaikan Shalat berjamaah melebihi shalat sendirian sebanyak 27 derajat."(H.R BUKHARI dan MUSLIM)

Untuk mengetahui lebih lengkapnya ihwal keutamaan atau pahala yang di peroleh dari Shalat berjamaah silahkan simak uraian di bawah ini.

BACA JUGA :
Artikel ihwal shalat jumat


Keutamaan Shalat Berjamaah

Rasulullah Saw bersabda:"Shalat seorang pria dalam jamaah melebihi shalatnya sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat."(HR MUSLIM)
Dari Shalat berjamaah itu,ada banyak yang akan diperoleh,di antaranya :

1.Pahala langkah kaki 

Rasulullah Saw bersabda:"Seorang yang berjalan kemasjid, maka tiap langkah kakinya akan diberikan satu pahala,dihapuskan satu dosa, dan dinaikkan satu derajat oleh Allah SWT"(HR.IBNU MAJJAH dan MUSLIM)

2.Pahala Menunggu Waktu Shalat 

Banyak diantara kita yang berangkat ke masjid pas adzan semoga sanggup cepat selesai. Namun, kita tidak menyadari bahwa sesungguhnya kita akan memperoleh pahala yang besar apa bila kita tiba lebih awal dan menunggu waktu shalat di masjid.

Rasulullah Saw bersabda: "Orang yang menunggu waktu shalat di masjid di beri pahala menyerupai sedang shalat".(HR.BUKHARI)

lebih dari itu kita juga akan mendapat do'a dari Malaikat apa bila kita menunggu  waktu shalat di masjid, dengan doa: "Ya Allah ampunilah dia, Ya Allah ampunilah dia", tanpa henti hingga waktu shalat.

3.Mendapat  Naungan ketika Kiamat 

"Ada 7 golongan yang di naungi kelak. Dan salah satunya yaitu orang yang hatinya terpaut dengan masjid.

4.Doa  Malaikat Ketika di Shaf Terdepan 

"Sesungguhnya para malaikat memperlihatkan sholawat kepada orang-orang yang berada di shaf pertama."(HR.IBNU HIBBAN)
Kemudian Rasulullah Saw berkata, "Juga kepada orang-orang yang berada di shaf kedua".(HR.AHMAD DAN Ath THABRANI, di Hasankan oleh SYAIKH ALBANI).

5.Isya dengan 59 pahala

"Seseorang yang melakukan shalat isya berjamaah, maka dia akan mendapat pahala 59 kali lipat."(HR.MUSLIM)

6.Subuh dengan 119 Pahala

"Seseorang yang melakukan shalat subuh berjamaah, maka orang itu akan mendapat pahala 119 kali dibanding shalat sendiri."(HR.MUSLIM)

7.Dzuhur, Ashar, Magrib, dengan 27 Pahala 

"Kalau shalat dzuhur jamaah, ashar jamaah, magrib jamaah, masing-masing di lipatgandakan 27 kali kalau kita laksanakan secara jamaah."(HR.MUSLIM)

8.Pahala ketika Sakit

"ketika sakit dan tidak sanggup ke masjid (pahala setiap terbiasa ke masjid) pada ketika kita tidak kemasjid dan shalat dirumah, kita akan sanggup yang sama menyerupai waktu shalat di masjid."HR.ABU DAWUD)

9.Terindar dari Sifat Munafik

"Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang-orang munafiq dari pada shalat subuh dan isya. Seandainya mereka tahu nilai yang terkandung di dalam kedua shalat itu, pasatilah mereka mendatangi (masjid tempat) kedua shalat itu meskipun dengan merangkak."(HR.BUKHARI)

10.Menjadi Sebab di Ampuni Dosanya oleh Allah SWT

"Rasulullah Saw bersabda: "jika imam mengucapkan " Ghoiril maghdubi 'alaihim waladhdholliin", maka ucapkan amin,karena sesungguhnya siapa yang mengucapkan amin bersamaan dengan ucapan malaikat maka ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."

11.Menumbuhkan Sifat Disiplin dan Akhlak Mulia

"Shalat berjamaah mengajarkan disiplin, seorang makmum senantiasa mengikuti gerakan imam dan berada di belakang imam. Hal ini tentu membiasakan melatih kedisiplinan dalam kehidupan seseorang, menghilangkan ego, perbedaan dan dengan penuh kerendahan hati patuh dan taat pada pimpinannya, yaitu imam.

12.Memperkuat Tali Persaudaraan

"Apabila kita bertemu lima kali dalam sehari, maka akan tumbuh kasih sayang diantara sesama muslim. Dan bila suatu waktu ada saudara kita yang biasa shalat berjamaah kemudian beberapa waktu tidak hadir di masjid, maka kita akan bertanya-tanya, ada apa atau mengapa ia tidak berjamaah? Sendainya balasan yang didapat bahwa dia itu sakit, maka kita akan bergegas menjenguk dan mendo'akannya."

Orang Lain Juga Membaca :
Artikel ihwal shalat sunnah rawatib

Itulah beberapa keutamaan-keutamaan yang didapat dari shalat berjamaah, Sungguh Allah telah memudahkan kita untuk memperoleh kebaikan, maka nikmat dewa yang mana lagi yang kamu dustakan?

semoga sehabis mengetahui keutamaan shalat berjamaah ini anda dan kita semua senantiasa menjadi orang yang lebih bertaqwa dan menjalankan perintah Allah SWT.

Keutamaan Shalat Tahajud Menurut Hadist Sahih

Keutamaan Shalat Tahajud-Shalat Tahajud ini merupakan shalat malam yang sangat besar pahalanya apabila dikerjakan. Dengan shalat tahajud kita memperoleh keajaiban-keajaiban dalam kehidupan kita. Waktu paling mustajab untuk melaksanakan Shalat sunah Tahajud ialah ketika sepertiga malam, waktu dimana para malaikat  turun kebumi dan Allah SWT akan mengabulkan setiap doa hambanya. Shalat tahajud merupakan shalat sunah yang ditekankan atau sunnah mu'akkad.
Ada banyak keutamaan yang diperoleh di dalam shalat tahajud, Apa sajakah itu?
mari kita simak uraiannya di bawah ini.
Shalat Tahajud ini merupakan shalat malam yang sangat besar pahalanya apabila dikerjakan Keutamaan Shalat Tahajud Berdasarkan Hadist Sahih

BACA JUGA :

Keutamaan Shalat Tahajud

1.Jaminan Masuk Surga

Abdullah Ibn Muslim berkata "Kalimat yang pertama kali ku dengar dari Rasulullah Saw ketika itu adalah, "Hai sekalian manusia! Sebarkanlah salam, bagikanlah makanan, sambunglah silaturahmi, tegakkan lah shalat malam ketika insan lainnya sedang tidur, pasti kalian akan masuk nirwana dengan selamat."(HR.IBNU MAJJAH)

2.Penebus Perbuatan Buruk dan Mencegah Beruat Dosa

Salman Al Farisi berkata, Rasulullah Saw bersabda:"Dirikanlah shalat malam, alasannya yakni tolong-menolong shalat malam itu yakni kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kamu, (shalat malam dapat) mendekatkan-mu kepada tuhanmu, (shalat malam adalah) sebagai penebus perbuatan buruk, mencegah berbuat dosa, dan menghindarkan diri dari penyakit yang menyerang tubuh."(HR.AHMAD)

3.Sarana Meraih Kemuliaan

Rasulullah Saw bersabda: "Jibril medatangiku dan berkata,"wahai Muhammad,hiduplah sesukamu alasannya yakni engkau akan mati, cintailah orang yang engkau suka alasannya yakni engkau akan berpisah dengannya, lakukanlah apa keinginanmu,engkau  akan mendapat balasannya, ketahuilah bahwa tolong-menolong kemuliaan orang muslim yakni shalat waktu malam dan ketidakbutuhannya di muliakan orang lain."(HR.AL BAIHAQI)

4.Sarana di Kabulkannya Setiap Doa

Rasulullah Saw bersabda:"Dari jabir berkata,bahwa nabi Saw bersabda:"Sesungguhnya di malam hari, ada satu ketika yang ketika seorang muslim meminta kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah memberinya, itu berlangsung setiap malam".(HR.MUSLIM)

5.Sarana Mendapatkan Tempat Terpuji

Allah SWT berfirman :"Dan pada sebagian malam bertahajudlah kau sebagai suatu ibadah pemanis bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kau ketempat yang terpuji."(QS.AL-ISRA':79)

6.Meraih Kesehatan Jasmani

"Hendaklah kalian bangun malam. Sebab hal itu merupakan kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian. Wahana pendekatan diri pada Allah SWT, penghapus dosa, dan pengusir penyakit dari dalam tubuh".(HR.AT-TIRMIDZI)

7.Mendapat Keringanan Saat di Hisab di Akhirat

Rasulullah Saw bersabda:"Barang siapa mengerjakan shalat tahajud dengan sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah SWT akan menunjukkan 9 macam kemuliaan: 5 macam di dunia  dan 4 macam di akhirat."4 macam kemuliaan di alam abadi yakni wajahnya berseri ketika bangun dari kubur di hari pembalasan nanti. Akan mendapat dispensasi ketika di hisab, ketika menyebrangi jembatan siratal mustaqim sanggup melakukannya dengan sangat cepat menyerupai halilintar yang menyambar, dan catatan amalnya diberikan di tangan kanan.

Lihat Juga :
Artikel wacana shalat dhuha
Artikel wacana cara mandi wajib

Demikianlah beberapa keutamaan shalat tahajud, biar bermanfaat dan sanggup membangkitkan semangat kita semua untuk senantiasa bertahajud.

Tata Cara Shalat Dhuha Lengkap (Waktu, Niat, Tata Cara, Doa Dan Keutamaan

Shalat Dhuha-Shalat dhuha ialah salah satu shalat sunah yang dianjurkan pelaksanaannya oleh Rasulullah Saw.

Shalat ini merupakan salah satu ibadah shalat sunah yang dipercaya semenjak dulu sebagai shalat sunnah yang bisa membuka rezeki, bahkan rezeki akan dilimpahkan, dilipat gandakan oleh Allah SWT.
Allah Swt berfirman :

"Wahai anak adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan 4 rakaat pada waktu permulaan siang (shalat dhuha) pasti pasti akan saya cukupkan kebutuhanmu pada selesai harinya. (HR.Hakim dan Thabrani). Pada kesempatan kali ini saya akan membahas Tata Cara Shalat Dhuha secara lengkap.
Shalat dhuha ialah salah satu shalat sunah yang dianjurkan pelaksanaannya oleh Rasulullah Tata Cara Shalat Dhuha Lengkap (Waktu, Niat, Tata Cara, Doa dan Keutamaan


BACA JUGA :
Artikel perihal shalat jumat


Tata Cara Shalat Dhuha Lengkap

Waktu Yang Mulia Untuk Shalat Dhuha

Beribadah diwaktu orang lalai itu pahalanya lebih besar dari pada waktu dimana orang-orang memang sedang beribadah. Lalu, Kapankah waktu yang paling mulia untuk shalat dhuha?

Waktu shalat dhuha yang mulia ialah ketika matahari sudah terik, ketika orang sudah sibuk dengan dunia, ketika orang sibuk dengan pekerjaannya, karam dalam kesibukan mencari rizki.

Waktu ini, waktu ketika semua orang sibuk dengan dunia, maka shalat dhuha diwaktu itu lebih mulia dari pada shalat dhuha di awal waktu.

Niat Shalat Dhuha

Niat merupakan suatu hal yang penting disaat akan memulai suatu ibadah. Sebagai evaluasi awal, diterima atau tidaknya ibadah kita oleh Allah Swt itu tergantung dengan baik (benar) atau tidaknya tujuan dari niat kita.

Niat artinya ialah sebuah keinnginan yang datangnya dari hati. Jadi, niat yang hanya diucapkan dilisan saja belum sanggup dikatakan dengan niat. Karena, niat itu sumbernya dari hati bukan dari lisan. Pengucapan niat dengan verbal hanya sebagai pemicu atau pencetus hati untuk menghadirkan niat.

Bacaan/lafal Niat shalat dhuha yaitu:
Shalat dhuha ialah salah satu shalat sunah yang dianjurkan pelaksanaannya oleh Rasulullah Tata Cara Shalat Dhuha Lengkap (Waktu, Niat, Tata Cara, Doa dan Keutamaan

"Ushalli sunnatadh dhuhaa rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa'an lillahi ta'aalaa"
Artinya: Aku niat shalat dhuha dua rakaat menghadap kiblat alasannya ialah Allah Ta'ala

Tata Cara Melaksanakan Shalat Dhuha

Shalat dhuha  mempunyai jumlah rakaat minimalnya ialah 2 rakaat sedangkan maksimalnya ialah tanpa batas.

"Mu'adzah pernah menanyakannya kepada  Aisyah radiallahu'anhu, Berapa jumlah rakaat shalat dhuha yang dikerjakan oleh Rasulullah Saw? Aisyah menjawab,"empat rakaat dan dia tambahkan sesuka beliau."(HR.muslim) 

Maksud keterangan Aisyah bahwa Nabi Saw umumnya shalat dhuha 4 rakaat, dia mengerjakan dengan dua rakaat salam, dua rakaat salam dan terkadang dia menambahkannya sesuka beliau.

Adapun  cara pelaksanaannya sama menyerupai shalat pada umumnya hanya berbeda dalam niat saja.
Namun,dalam shalat dhuha disaat membaca surah-surah pendek dianjurkan untuk membaca surah Adh-dhuha,Asy-syams,Al-lail dan surah Asy-Syarh.

Doa Setelah Selesai Shalat Dhuha

Shalat dhuha ialah salah satu shalat sunah yang dianjurkan pelaksanaannya oleh Rasulullah Tata Cara Shalat Dhuha Lengkap (Waktu, Niat, Tata Cara, Doa dan Keutamaan

" Allaahumaa innadhdhuhaa dhuhaa-uka wal  bahaa-a bahaa-uka waljamaala jamaa-luka wal quwwata quwwatuka walqud-rata qudratuka wal'ishmata 'ishmatuka allaahumma inkaana rizqii fissamaa-i anzilhu wa inkaana mu-'assaran fayassirhu wa inkaana haraaman fathahhirhu wa inkaana ba-iidan faqarribhhu bihaaqqi dhuhaa-ika wa bahaa-ika wajamaalika wa quwwatika aatinii maa ataita 'ibaadakash shaalihiin." 

BACA JUGA:
DO'A menyembelih binatang qurban

Artinya: " Ya Allah, bergotong-royong waktu dhuha ialah kepunyaan-mu, keelokan ialah keelokan-mu,keindahan ialah keindahan-mu, kekuatan ialah kekuatan-mu, dan proteksi pun perlindungan-mu pula.

Ya Allah, jikalau rizkiku berada dilangit, berkenanlah kiranya engkau menurunkannya, jikalau berada dibumi, berkenannlah kiranya engkau mengeluarkannya, jikalau yang haram, berkenanlah kiranya engkau mensucikannya, jikalau jauh, berkenannlah kiranya engkau memperdekatnya.

Engkau memperlihatkan kepadaku dengan derma apapun yang telah engkau berikan kepada hamba-hambamu yang shalih.

Keutamaan Shalat Dhuha

Ada beberapa keutamaan shalat dhuha yang disampaikan dalam hadist shahih.

1. Shalat dhuha merupakan salah satu wasiat Nabi SAW

"Sahabat Abu Hurairah radiyallahu 'anhu, menyampaikan "Nabi Saw mewasiatkan tiga hal: puasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha 2 rakaat dan shalat witir sebelum tidur."(HR. Bukhari)

2. Mengganti sedekah dengan seluruh persendian

Nabi Saw bersabda, yang artinya:" pada pagi hari seluruh persendian kalian harus disedekahi. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah,

setiap bacaan tahlil (laa ilaha illaallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sedekah. Begitu pula amar ma'ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) ialah sedekah. Ini semua bisa diwakili dengan shalat dhuha dua rakaat."(HR. Muslim)

3. Shalat dhuha merupakan kebiasaan orang yang suka bertaubat

Rasulullah Saw bersabda:"Shalatnya orang-orang yang suka bertaubat ialah shalat pada ketika anak unta kepanasan alasannya ialah terika matahari."(HR. Muslim)

BACA JUGA:
Keutamaan shalat tahajud

4. Penyempurna Shalat Wajib, apabila shalatnya terdapat kekurangan.

Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya amalan yang pertama kali dihisab dari seorang hamba ialah shalatnya. Apabila baik,maka ia telah beruntung dan selamat.dan bila rusak, maka ia telah rugi dan menyesal.

Apabila kurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Rabb 'Azza wa Jalla berfirman:"lihatlah apakah hamba-ku mempunyai shalat tathawwu' (shalat sunah), kemudian disempurnakanlah dengannya yang kurang dari shalat wajib tersebut, kemudian seluruh amalnya diberlakukan demikian. (HR.at-Tirmidzi).

5. Jaminan dipenuhinya kebutuhan di sore harinya.

Rasulullah Saw bersabda-"Allah Swt berfirman :

"Wahai anak adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan 4 rakaat pada waktu permulaan siang (shalat dhuha) pasti pasti akan saya cukupkan kebutuhanmu pada selesai harinya. (HR.Hakim dan Thabrani).

6. Mendapat pahala menyerupai orang yang haji dan umrah

Rasulullah Saw bersabda :

"Barang siapa yang melakukan shalat subuh secara berjamaah kemudian ia duduk sambil berzikir pada Allah SWT hingga matahari terbit , dan kemudian melakukan shalat dua rakaat, maka ia menyerupai memperoleh pahala haji dan umrah. Beliau pun bersabda "pahala yang sempurna, tepat dan sempurna. (HR.Tirmidzi)

7. Mendapat pahala menyerupai orang yang menerima banyak harta rampasan perang

"Rasulullah Saw mengutus sekelompok pasukan perang, kemudian utusan ini membawa banyak harta rampasan perang dan pulangnnya cepat.

Para sobat berkomentar : "Wahai Rasulullah, kami tidak pernah melihat pasukan yanag lebih cepat pulang dan lebih banyak membawa ghanimah melebihi utusan ini."

Kemudian dia menjawab, "Maukah saya sampaikan keadaan yang lebih cepat pulang membawa kemenangan dan lebih banyak membawa rampasan perang?

Yaitu seseorang yang berwudhu dengan tepat dirumahnya kemudian pergi ke masjid dan melakukan shalat subuh kemudian (tetap di masjid) dan diakhiri dengan shalat dhuha. Maka orang ini lebih cepat pulang membawa kemenangan dan lebih banyak rampasan perangnya." (HR.Abu Ya'la)

Demikianlah pembahasan mengenai tata cara shalat dhuha dan juga keutamaan-keutamaannya. Semoga Allah SWT memudahkan kita untuk selalu istiqamah menjalankan ibadah shalat dhuha.

Sholat Jumat: Pengertian, Hukum, Keutamaan, Dan Sunahnya

Sholat Jumat-Kaum muslimin melakukan shalat Jumat sebanyak dua rakaat yang sebelumnya diawali dengan  dua  khutbah.

Bagi yang melakukan shalat jumat tidak berkewajiban melakukan shalat dzuhur. Bicara perihal shalat Jumat, bergotong-royong apa sih shalat jumat itu? dan apa hukumnya melakukan shalat Jumat?

Ya, pada kesempatan kali ini saya akan membahas lebih dalam perihal shalat jumat. Mari kita simak penjelasannya di bawah ini!

BACA JUGA:
Artikel Tentang Shalat Rawatib

Kaum muslimin melakukan shalat Jumat sebanyak dua rakaat yang sebelumnya diawali dengan Sholat Jumat: Pengertian, Hukum, Keutamaan, dan Sunahnya

Sholat Jumat: Pengertian, Hukum, Keutamaan, dan Sunahnya

1. Pengertian dan Hukum mengerjakan Shalat Jumat

Shalat Jumat yakni shalat dua rakaat yang dilakukan pada waktu dzuhur pada hari Jumat secara berjamah, sebelumnya didahului dengan dua khutbah. Bagi yang melakukan shalat Jumat maka ia tak berkewajiban mengerjakan shalat dzuhur.

Melaksanakan shalat Jumat hukumnya yakni Fardu 'ain, artinya wajib bagi setiap muslim laki-laki, yang memenuhi syarat wajibnya shalat jumat. Ini semua telah dijelaskan Allah SWT dalam firmannya:

"Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari jumat, maka bersegeralah kau mengingat Allah dan tinggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jikalau kau mengetahui."(QS.AL-Jumu'ah, 62:9)

Bentuk perintah dari ayat tersebut mengisyaratkan shalat Jumat wajib hukumnya dilaksanakan. Lain dari pada firman Allah perintah melakukan shalat jumat juga dijelaskan dalam Hadist Nabi:

"Shalat Jumat itu hak yang wajib atas tiap-tiap orang islam dengan berjamaah kecuali 4 golongan yaitu: Hamba sahaya, perempuan, bawah umur dan orang sakit."(HR. Abu Daud dan Al-Hakim) Hadis tersebut menjelaskan bahwa kewajiban melakukan Shalat Jumat yakni benar adanya, kecuali empat kelompok.

Kemudian itu, siapakah seseorang diwajibkan shalat Jumat itu?
Mari simak urain dibawah ini!

2. Syarat  Wajib Shalat Jum'at

Maksudnya yakni ketentuan yang mewajibkan seseorang untuk melakukan shalat jumat. Adapun yang termasuk syarat wajib shalat jumat adalah:
  1. Islam, tidak wajib bagi yang tidak beragama islam.
  2. Balig (dewasa), artinya tidak diwajibkan bagi anak-anak.
  3. Berakal Sehat, Yang tidak cendekia sehat menyerupai orang absurd misalnya, maka gugurlah kewajibannya untuk shalat jumat.
  4. Laki-laki, tidak diwajibkan untuk perempuan.
  5. Sehat, artinya bagi orang yang sakit dan tak bisa bangun untuk berangkat kemasjid melakukan shalat jumat maka ia tidak diwajibkan mengerjakannya.
  6. Bermukim, tidak wajib bagi yang bepergian jauh.

BACA JUGA:
Rukun haji dan umrah

3. Keutamaan Shalat Jumat

Pelaksanaan shalat jumat, menggambarkan wujud persaudaraan umat islam, tidak ada perbedaan di antara mereka, semua sama dihadapan Allah.

Bersama-sama mendengarkan khutbah dan seusai shalat mereka saling berjabat tangan dengan penuh rasa persaudaraan. Dalam pelaksanaan shalat jumat ini ada banyak manfaat yang sanggup kita ambil, antara lain:
  1. Melatih disiplin dan menghargai waktu
  2. Mendidik patuh dan taat kepada Allah swt
  3. Menambah wawasan dan penambahan pengetahuan
  4. Meningkatkan kerukunan dan persatuan dikalangan umat islam.
  5. Sebagai sarana komunikasi

Sunah-sunah Shalat Jumat

Setelah kita mengetahui hukum,syarat dan manfaat yang didapat dari shalat jumat disini juga ada beberapa hal sunah yang dilakukan sebagai ibadah pemanis didalam shalat jumat.

Perkara tersebut dilakukan sebelum berangkat shalat jumat dan dikala di masjid sebelum khutbah dimulai.

Beberapa amalan sunah tersebut,antaralain:
  1. Mandi, seperi mandi wajib sebelum berangkat shalat jumat
  2. Berhias dengan menggunakan pakaian yang baik, disunahkan berwarna putih polos.
  3. Memakai wewangian terbaik yang dimiliki
  4. Memotong kuku,kumis,menyisir rambut (rapi,bersih,dan suci)
  5. Bersegera kemasjid
  6. Membaca Al-Qur'an atau dzikir sebelum khutbah dimulai
  7. Memenuhi shaf (bsrisan) bab depan atau yang masih kosong
  8. Melakukan shalat Tahiyyatul Masjid
Beberapa amalan sunah diatas dimaksudkan sebagai ibadah tambahan, dan sangat baik untuk dilakukan, alasannya menerima pahala pemanis dari Allah SWT.

Demikianlah beberapa hal yang wajib diketahui khususnya kaum pria dan juga wanita semoga sanggup mengingatkan ayah, suami, anak ataupun sobat laki-lakinya perihal kewajibannya melakukan shalat jumat.

BACA JUGA :
Artikel Mengenai Shalat 'Idain

Pengertian Dan Tata Cara Melakukan Shalat Jamak Dan Qasar

Melaksanakan shalat yaitu wajib hukumnya dan terperinci dosa apabila ditinggalkan Pengertian dan Tata Cara Melaksanakan Shalat Jamak dan Qasar
Shalat Jamak dan Qasar-Melaksanakan shalat yaitu wajib hukumnya dan terperinci dosa apabila ditinggalkan.Namun,dalam keadaan tertentu Allah SWT memperlihatkan akomodasi untuk melaksanakan kewajiban tersebut, yakni dengan cara jamak dan qasar.

sebagaimana firman Allah SWT Surah An-Nisa ayat 101 yang artinya "Dan apabila kau bepergian di bumi, maka tidaklah berdosa kau mengqasar shalat, jikalau kau takut diserang orang kafir. Sesungguhnya orang kafir itu yaitu musuh yang kasatmata bagimu".

Ini menandakan bahwa shalat dihentikan di tinggalkan dalam keadaan apapun. Untuk memahami lebih lanjut tantang "apa, mengapa, dan bagaimana shalat jamak dan qasar" simak pembahasan berikut ini!

BACA JUGA :
Artikel ihwal keutamaan shalat berjamaah

Shalat Jamak dan Taqdim

1. Pengertian Serta Cara Shalat Jamak dan Qasar

 A. Shalat Jamak

Shalat jamak yaitu shalat yang dikerjakan dengan cara menggabung dua waktu shalat dalam satu waktu shalat.Cara pelaksanaan shalat jamak yaitu sebagai berikut:
Shalat jamak ini di bagi menjadi dua macam,yaitu :
  • Jamak Taqdim, yaitu melaksanakan dua shalat fardlu pada waktu yang pertama. Seperti shalat zuhur dan Asar dikerjakan diwaktu zuhur.
  • Jamak Takhir, yaitu melaksanakan dua shalat fardlu pada waktu yang terakhir. Seperti Shalat zuhur dan asar dikerjakan diwaktu asar.
Shalat yang sanggup dikerjakan dengan jamak yaitu shalat zuhur, asar, magrib dan isya.

 B. Shalat Qasar

Shalat qasar yaitu shalat yang diringkas rakaatnya, empat menjadi dua rakaat. Shalat yang sanggup diqasar yaitu shalat fardlu yang jumlah rakaatnya 4. Shalat yang dimaksud yaitu shalat zuhur, asar dan isya.Bagaimanakah pelaksanaannya? yuk, simak penjelasaan berikut ini!

Ada beberapa perbedaan dalam shalat qasar dibanding dengan shalat biasa. Perbedaan tersebut antara lain: dari segi niatnya, jumlah rakaatnya diringkas (dari empat rakaat menjadi dua rakaat) dan dari segi tidak ada bacaan tasyahud awal. Adapun gerakan dan bacaannya sama dengan shalat biasa.

Shalat Jamak Qasar yaitu shalat yang dilakukan dengan cara menggabungkan dua waktu shalat dan diringkas jumlah rakaatnya. Dalam shalat Jamak Qasar jumlah rakaat yang sanggup di ringkas hanya shalat zuhur, asar dan isya. Bagaimana cara melaksanakanny? simak referensi pelaksanaan jamak qasar dibawah ini.
  • Shalat zuhur dan Asar, masing-masing dilaksanakan dengan dua rakaat.
  • Magrib dan Isyak, shalat magrib dilaksanakan tiga rakaat dan isyak dilaksanakan dua rakaat.
Hukum melaksanakan shalat jamak qasar ini yaitu mubah (boleh), sifatnya yaitu "rukhsah", dispensasi atau kemurahan yang diberikan oleh Allah Swt kepada umat islam.

2. Sebab-sebab Shalat Jamak dan Shalat Qasar

Ada beberapa lantaran yang membolehkan shalat dilakukan dengan cara jamak dan qasar. Sebab-sebab tersebut adalah:

a. Sedang melaksanakan perjalanan jauh dengan tujuan baik.

ada sebuah riwayat menyatakan:
"Dari Anas, ia berkata,'adalah Rasulullah Saw apabila bepergian sebelum matahari tergellincir, maka ia mengakhirkan shalat zuhur hingga waktu Asar, kemudian ia berhenti kemudian menjamak antara dua shalat tersebut, tetapi apabila matahari telah tergelincir sebelum ia pergi, maka ia shalat zuhur (dahulu), kemudian naik (kendaraannya). (Muttafaqun 'Alaih)

Ada juga terdapat didalam Al-Quran dalam surah An-Nisa ayat 101 "Apabila kau bepergian di atas bumi, maka tidak berdosa bagimu mengqasar shalat ....."

Adapun perjalanan yang dimaksud itu dengan tujuan yang baik menyerupai berdagang, silaturahmi dan belajar. Jarak tempuh perjalanan kurang lebih tiga farasakh (kurang lebih 17 km).

Nabi Muhammad Saw bersabda yang artinya: dari syu'bah, ia berkata,"saya bertanya kepada Anas bin Malik perihal mengqasar shalat. Maka ia berkata: "Rasulullah Saw bersembahyang dua rakaat kalau sudah keluar sejauh tiga mil atau tiga farsakh?"(H.R Ahmad, Muslim dan Abu Dawud) Sebagian ulama mengatakan, jarak tempuh perjalanan kurang lebih 80,64 Km).

b. Dalam keadaan ketakutan atau sangat khawatir, contohnya perang, hujan lebat, angin angin kencang dan lain-lain.

Shalat yaitu suatu kewajiban yang harus dilakukan umat islam, tak ada alasan untuk meninggalkannya sehingga Allah Swt memperlihatkan akomodasi berupa diperbolehkannya melaksanakan shalat jamak dan qasar.

Demikian klarifikasi singkat mengenai shalat jamak dan qasar biar bermanfaat untuk kita semua.

Tuesday, October 29, 2019

Kumpulan Khutbah Makna Hikmah Idul Fitri 2019 1440 H Terbaik

Setiap umat muslim akan mempunyai perasaan bahagian dan bangga jikalau sudah bertemu dangan hari raya idul fitri, kegembiraan mereka bukan saja karena bisa menggunakan baju gres atau berkumpul dengan keluarga, namun mereka sangat senang karena lulus melewati bulan istimewa yaitu ramadhan. Menahan rasa lapar dan haus kemudian berzakat fitrah dengan membaca niat doa zakat fitrah serta menahan hawa nafsu selama sebulan penuh.


Dalam hari raya idul fitri ini terdapat amalan sunnah yang sangat di anjurkan untuk di kerjakan oleh umat islam yaitu berupa sholat sunnah yang di sebut dengan sholat ied idul fitri. Sholat ini sama dengan pelaksanaan pada hari raya idul adha, tetapi berbeda dengan sholat pada umumnya yaitu terdapatnya khutbah pada simpulan sholat, serta khutbah ini menjadi rukun pada kedua sholat hari raya baik idul fitri atau idul adha.


Setiap umat muslim akan mempunyai perasaan bahagian dan bangga jikalau sudah bertemu dangan h Kumpulan Khutbah Makna Hikmah Idul Fitri 2019 1440 H Terbaik


Yang akan menjadi pembahasan utama pada kesempatan kali ini yaitu mengenai khutbah idul fitri, karena rasanya sangat penting untuk di bahas. Meskipun pada kenyataannya para ustadz sudah sangat jago ihwal ini, tetapi tidak sedikit juga di luar sana masih ada yang mencari dan membutuhkan teladan bahan kumpulan khutbah idul fitri yang mempunyai pembahasan terbaik yang bisa menciptakan orang menangis, meski pada kenyataannya hal ini bukan tujuan pokok dalam khutbah.


Namun setidaknya apabila dalam khutbah mempunyai panduan pembahasan, dan bahasa-bahasa yang menarik serta gampang di mengerti oleh para jamaah,. Biasanya khutbah ibarat ini bisa lebih gampang di teripa oleh setiap orang yang mendengarnya serta jamaah pun akan lebih khusu mendengarnya. Nah untuk salah satu dari teladan khutbah idul fitri bisa kalian simak pribadi di bawah ini.



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ



الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر

الله أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُللهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً.

الحَمْدُللهِ حَمْدًا كَثِيرًا كَمَا أَمَرَ نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلىَ

الَّذِى جَعَلَ مُحَمَّدً اِمَامًا لَّنَا وَلِسَائِرِ البَشَر. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ

الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

المَبْعُوْثُ لِلنَّاسِ لِيَنْفِذَهُمْ مِنْ كَيْدِ الشَّيْطَانِ وَيُنَجِّيهِمْ مِنْ عَذَابِ

النَّارِ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ الأَطْهَارِ

وَأَصْحَابِهِ الأَخْيَارِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَة.

أَمَّا بَعْدُ: أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى

فِى القُرْآنِ الكَرِيْمِ وَهُوَ أَصْدَقُ القَائِلِيْنَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ

الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ الله الرَّحْمنِ الرَّحِيْم: {يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ

ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ

لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ}



الله اَكْبَرُ وَاللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ


Ma’asiral muslimin Rahimakumullah


Puji Syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, karena Pada hari yang mulia ini, kita masih diberikan nikmat kesehatan dan keimanan oleh Allah. Nikmat yang besar dan banyak yang kita rasakan ini merupakan bukti bahwa Allah tiada pernah melupakan kita sebagai makhluk ciptaanNya. Udara yang kita hirup, darah yang mengalir di dalam badan kita, bahkan Jantung yang selalu berdenyut yang kita sendiri tak bisa menghitung berapa banyak jumlah denyut jantung tersebut, Semuanya itu tidak luput dari perhatian dan kasih sayang Allah SWT.


“Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan komplemen sebanyak itu (pula)”


Sedangkan kiprah kita sebagai makhlukNya ialah dengan tidak lupa mengucapkan rasa syukur dan berubudiyah kepada Allah sebagai tanda bahwa kita yaitu makhluk yang lemah dan sangat menyadari betapa butuhnya kita akan perhatian dan kasih sayang Allah. Dan ingatlah, tatkala Tuhanmu memaklumkan “Sesungguhnya jikalau kau bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jikalau kau mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.


Sholawat beserta Salam tidak bosan-bosannya kita bermohon kepada Allah biar disampaikan kepada Junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan Sahabat-sahabat beliau. Karena berkat usaha yang gigih dan penuh sabar yang telah dia lakukan, telah berhasil membawa umat insan dari zaman Jahiliyah kepada zaman Ilmiyah, dari zaman yang

biadab ke zaman yang beradab Akhrajannasa mina Zulumati Ila Nur.



الله اَكْبَرُ وَاللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ


Ma’asiral muslimin Rahimakumullah


Hari ini kalimat takbir dari lisan umat Islam bergema di mana-mana. Hal ini dilakukan sebagai ungkapan syukur yang bercampur gembira, karena mereka telah ber-idul fitri atau kembali kepada kesucian (fitrah).


Kalimat di atas terdiri dari dua kata, yaitu kata id yang berarti kembali atau hari raya, dan kata fitr yang berarti kesucian. Dengan demikian, Idul Fitri sanggup diartikan dengan hari perayaan umat Islam atas keberhasilannya kembali pada kesucian diri layaknya ibarat bayi yang gres dilahirkan.


Orang yang berhasil melaksanakan puasa sebulan penuh dengan penuh keimanan dan keikhlasan pada Allah Swt. dianggap sebagai orang yang kembali suci. Untuk memperlihatkan rasa syukur kepada Allah Swt., umat Islam dianjurkan untuk menutup ibadah Ramadhan dengan melaksanakan shalat sunat dua rakaat yang disebut dengan shalat hari raya Idul Fitri.


Adapun landasan aturan pelaksanaan shalat Idul Fitri tersebut yaitu sebuah riwayat dari Anas ibn Malik yang menyampaikan bahwa dikala Rasulullah Saw. pertama kali hijrah ke Madinah, penduduk Madinah mempunyai dua hari khusus yang merupakan hari raya bagi mereka. Lalu Rasulullah Saw. bertanya: “Kedua hari ini hari apa?” Penduduk Madinah menjawab: “Pada dua hari ini kami mengadakan perayaan, bergembira dan bermain-main semenjak zaman Jahiliyah”. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah Swt. telah mengganti kedua harimu ini dengan dua hari yang lebih baik, yaitu Idul Adha dan Idul Fitri” (H.R. Bukhari, Muslim dan Ahmad ibn Hanbal).


Dalam riwayat ibnu Abbas disebutkan bahwa ia bersama-sama Rasulullah Saw., Abu Bakr dan Umar ibn al-Khattab memulai shalat Idul Fitri. Shalat ini diadakan sebelum khutbah, tanpa azan dan iqamah (H.R. Bukhari dan Muslim).


Namun di sisi lain perasaan haru dan duka juga dialami oleh umat Islam, karena bulan Ramadhan yang amat mulia telah berlalu. Kemuliaan Ramadhan sanggup dilihat dari banyaknya julukan lain dari bulan ke-9 tersebut selain julukan Ramadhan. Bulan ini dijuluki juga dengan Syahr al-Qur’an (bulan al-Qur’an), Syahr al-Shiyam (bulan puasa), Syahr an-Najah (bulan keselamatan), Syahr al-Juud (bulan kemurahan), Syahr al-Tilawah (bulan membaca), Syahr al-Shabr (bulan kesabaran), Syahr al-Rahmah (bulan curahan kasih sayang dari Allah).


Ramadhan menjadi bulan yang mulia, karena banyaknya kitab suci dan shuhuf diturunkan pada bulan tersebut. Shuhuf Ibrahim, diturunkan Allah SWT. pada malam pertama Ramadhan; Kitab Taurat, diturunkan Allah SWT. pada malam keenam Ramadhan; Kitab Zabur, diturunkan Allah SWT. pada malam ke-12 Ramadhan, Kitab Injil, diturunkan Allah SWT. pada malam ke- 18 Ramadhan, dan Kitab al-Qur’an, diturunkan Allah SWT. pada malam ke- 17 Ramadhan.


Ramadhan semakin terbukti kemuliaannya bila dilihat peristiwa- insiden penting yang mengukir lembaran sejarah Islam yang terjadi pada bulan Ramadhan. Peristiwa-peristiwa itu antara lain: 1). Kemenangan Rasul dan pasukannya dalam perang Badr, terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke-2 H; 2). Persiapan perang Uhud dilakukan pada bulan Ramadhan tahun ke-3 H; 3). Persiapan perang Khandak dilakukan pada bulan Ramadhan tahun ke-5 H; 4). Pembebasan kota Mekah terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke-8 H; 5). Kemenangan umat Islam dalam perang Tabuk terjadi pada bulan Ramadhan

tahun ke-9 H; 6).


Pengiriman pasukan khusu yang dipimpin oleh Ali bin Abi Thalib ke Yaman terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke-9 H. Setahun kemudian penduduk Yaman berbondong-bondong masuk Islam; 7). Penaklukan Afrika oleh pasukan Islam yang dipimpin oleh Uthbah ibn Nafi’, terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke-53 H; 8). Islam menjajakkan kaki ke Eropa di bawah pimpinan panglima Thariq bin Ziyad, terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke- 91 H; dan 9). Indonesia merdeka terjadi juga pada bulan Ramadhan.


Kemuliaan Ramadhan semakin jelas, bila ilihat dari khutbah Nabi SAW.: “Wahai manusia! Sesungguhnya kau dianugerahi bulan yang besar lagi penuh berkah, yaitu bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan (lailatul Qadr); bulan yang diwajibkan di dalamnya berpuasa; shalat malam di malam harinya dipandang sebagai ibadah sunat.


Siapa saja yang mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan satu perbuatan sunat di dalamnya, pahalanya sama dengan melaksanakan satu perbuatan fardhu di bulan lain. Siapa saja yang menunaikan satu perbuatan fardhu di dalamnya, pahalanya sama dengan orang yang mengerjakan 70 fardhu di bulan lain. Ramadhan yaitu bulan sabar, dan pahala untuk sabar yaitu surga.


Ramadhan yaitu bulan untuk menawarkan pertolongan dan bulan dikala Allah menambah rezki bagi mereka yang beriman. Siapa saja yang menawarkan masakan kepada orang yang berbuka, maka dosa-dosanya akan diampuni dan dia menerima pahala ibarat orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun”. Para sobat bertanya: “Wahai Rasulullah! Bagaimana dengan kami yang tidak mempunyai masakan untuk diberikan kepada orang yang berpuasa?” Rasulullah bersabda: “Allah menawarkan pahala kepada orang yang menawarkan sebutir kurma, seteguk air atau sedikit susu di bulan yang awalnya penuh rahmat, pertengahannya penuh keampunan, dan kesudahannya terbebas dari api neraka. Siapa saja yang meringankan beban seorang hamba, pasti Allah akan mengampuni dosanya dan dimerdekakannya dari api neraka.


Karena itu, perbanyaklah yang empat di bulan Ramadhan; dua kasus untuk menyenangkan Allah dan dua lagi kau yang membutuhkannya. Dua kasus yang kau lakukan untuk menyenangkan Allah ialah mengakui dengan bantu-membantu bahwa tiada Tuhan selain Allah dan memohon ampun kepada-Nya. Dua kasus lagi yang sangat kau butuhkan yaitu memohon nirwana dan berlindung dari api neraka. Siapa saja yang memberi minum kepada orang yang berpuasa, pasti Allah akan memberinya minum yang jikalau diminum seteguk saja maka ia tidak akan merasa haus untuk selama-lamanya”.


Dari khutbah Rasul di atas tergambar terperinci oleh kita betapa mulianya bulan Ramadhan, yang tidak akan pernah dijumpai pada bulan-bulan lain. Sehingga masuk akal bila Nabi SAW selalu duka dan menangis dikala akan berakhirnya bulan Ramadhan. Atas dasar ini pulalah, masuk akal bila Nabi SAW menyampaikan bahwa andaikan umatku tahu betapa besarnya keutamaan Ramadhan, pastilah mereka meminta supaya semua bulan dalam satu tahun itu dijadikan Ramadhan.



الله اَكْبَرُ وَاللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ


Ma’asiral muslimin Rahimakumullah


Bulan Ramadhan yaitu bulan bersedekah dan beribadah. Semua umat Islam berlomba-lomba untuk beramal. Namun bukan berarti, dengan berakhirnya Ramadhan berakhir pula kita beramal. Seharusnya kita sanggup mempertahankan ibadah-ibadah yang telah kita lakukan selama satu bulan tersebut. Ibadah-ibadah yang harus kita pertahankan dan lestarikan tersebut

adalah:


Pertama, Puasa. Bila pada bulan Ramadhan, puasa yaitu suatu kewajiban yang harus dilakukan selama satu bulan penuh, maka di luar Ramadhan disunatkan kepada kita melaksanakan puasa pada hari-hari tertent, ibarat puasa enam hari di bulan syawal, puasa senin dan kamis, puasa pertengahan bulan (13, 14, dan 15), dll.


Puasa merupakan ibdah yang mempunyai banyak manfaat. Selain untuk kesehatan, dia juga sanggup dijadikan sebagai sarana untuk mengendalikan nafsu. Manfaat besar dari puasa, juga akan sanggup dilihat dari obrolan yang terjadi antara Abu Umamah dengan Nabi SAW. Abu Umamah bertanya kepada Nabi SAW.: “Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku amal apa yang sanggup menjamin diriku memperoleh kebahagiaan dunia dan darul abadi dan masuk nirwana kelak? Rasul menjawab: Puasa! Abu Umamah bertanya dengan pertanyaan yang serupa, tetapi tetap saja tanggapan Rasul sama, yaitu puasa.


Puasa yang dimaksud oleh Nabi SAW tersebut tentunya buka sekedar menahan lapar dan dahaga, tetapi lebih dari itu, puasa yang dilakukan dengan keimanan dan penuh perhitungan. Bila hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, inilah puasa yang disinyalir oleh Nabi dalam hadisnya:



كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ اِلاَّ الجُوْعُ وَالعَطَش


Mereka yang benar-benar puasa akan senantiasa mempuasakan totalitas dirinya, tidak saja dari makan, minum dan syahwat; tetapi juga mempuasakannya dari segala yang membatalkan pahala puasa. Adapun yang membatalkan pahala tersebut –sebagaimana yang disebutkan Nabi SAW-adalah berdusta atau berkata bohong, memfitnah, bersumpah palsu, membicarakan orang lain, dan melepaskan pandangan kepada sesuatu yang diharamkan Allah. Puasa ibarat inilah yang sanggup menghapuskan dosa-dosa masa silam, sebagaimana yang disebutkan Nabi:



عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ

صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

(رواه الجماعة)


Berakhirnya bulan Ramadhan bukan berarti berakhir pula ibadah puasa kita. Puasa tetap sanggup dilakukan pada waktu-waktu tertentu, yang biasa disebut dengan puasa sunat. Puasa-puasa ini tidak kalah pentingnya dan

banyak pula manfaatnya.


Kedua, Shalat berjamaah. Pada bulan Ramadhan, semua umat Islam berupaya melaksanakan shalat secara berjamaah, terlebih lagi terhadap shalat sunat tarawih dan witir. Sehingga seluruh masjid dan mushallah penuh sesak dengan jamaah. Dengan berakhirnya bulan Ramadhan, hendaknya jangan hingga masjid dan mushalallah menjadi sunyi dari shalat berjamaah.


Bila kita lakukan analisa, banyaknya orang tidak mau shalat berjamaah ke masjid, karena menganggap sepele shalat berjamaah yang humnya sunat tersebut. Padahal bila kita rujuk kehidupan Nabi dan para sobat dahulu, mereka tidak pernah sengaja meninggalkan shalat berjamaah. Kalaupun shalat berjamaan tinggal, itu karena ketidak sengajaan. Meskipun tidak sengaja meninggalkannya, tetapi banyak para sobat justru menawarkan hukuman pada dirinya atas kelalaian yang menjadikan tertinggalnya shalat berjamaah.


Umar bin Khattab, misalnya, di sutau siang dia sedang asyik bekerja di kebunnya yang terletak di kota madinah. Seusai bekerja, dia duduk beristirahat di bawah sepokok pohon hingga kesudahannya tertidur. Ketika terbangun, dia terkejut karena waktu ashar telah masuk. Dia pun berlari ke masjid Nabi untuk mengejar shalat berjamaah, tetapi sesampai di masjid dia menemukan Nabi dan sobat yang lain gres saja selesai melaksanakan shalat berjamaah


Tertinggalnya shalat ashar berjamaah tersebut dianggap Umar sebagai keteledoran besar, sehingga dia pun menawarkan hukuman dengan cara menawarkan kebunnya yang rindang tersebut untuk dipergunakan sebagai modal usaha umat Islam. Padahal kebunnya tersebut bernilai 600.000

dinar (sekitar Rp. 45.000.000.000,- ).


Ketiga, Zakat dan shadaqah. Ibadah sosial ini banyak dilakukan oleh umat Islam di bulan Ramadhan. Ibadah ini sanggup menjadikan insan memeliki sifat kepedulian sosial (dermawan). Meskipun harta diperoleh melalui jerih payah kita, tetapi di dalam harta tersebut terdapat hak orang lain, ibarat hak fakir-miskin, hak masjid, hak anak yatim, dan lain-lain. Ini sejalan dengan firman Allah SWT.:



وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ


“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang

meminta dan orang miskin yang tidak menerima bahagian” (Q.S. adz-

Dzariyat (51): 19)


Zakat merupakan ibadah yang sangat banyak dibicarakan Allah dalam al-Qur’an. Paling tidak ada 82 kali pengulangan pembicaraan zakat di dalam al-Qur’an. Jumlah ini jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan pembicaraan ihwal puasa –yang hanya sekitar 13 kali- dan haji –yang hanya terulang sebanyak 10 kali. Bahkan perintah zakat seringkali digandengkan dengan perintah mendirikan shalat di dalam al-Qur’an. Paling tidak penggandengan tersebut ditemukan sebanyak 26 kali. Hal ini menunjukkan


bahwa zakat tidak kalah pentingnya dengan shalat. Bila shalat yaitu lambang keharmonisan huibungan vertikal dengan Allah SWT, maka zakat merupakan lambang keharmonisan kekerabatan horizontal sesama manusia. Oleh karena itu, tidak sanggup disalahkan, bila ada ulama yang menyampaikan bahwa kalau shalat dilakukan sementara zakat tidak dibayarkan, maka keimanan orang tersebut masih dipertanyakan.


Abu Bakar ash-Shiddiq, yang melihat antara shalat dan zakat tidak sanggup dipisahkan, sehingga dia memerangi orang yang tidak mau membayar zakat. Sikap ini sesuai dengan hadis Nabi SAW.



عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أُمِرْتُ

أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا

رَسُولُ اللَّهِ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ

عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّ الْإِسْلَامِ وَحِسَابُهُمْ

عَلَى اللَّهِ (رواه البخارى والمسلم)


Atas dasar itulah zakat dihentikan dipandang remeh. Bila zakat ini telah dibayarkan oleh seluruh umat Islam, ditambah lagi kesadaran yang tinggi untuk bersedekah, berinfak dan berwakaf, insyaallah segala dilema sosial ekonomi umat sanggup diatasi dengan baik.



الله اَكْبَرُ وَاللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ


Ma’asiral muslimin Rahimakumullah


Bulan syawal yaitu bulan peningkatan. Oleh karena itu, di samping melestarikan nilai-nilai Ramadhan, kita berupaya melaksanakan peningkatan dalam bidang amal. Untuk sanggup melakukanpeningkatanamal tersebut, sanggup diupayakan melalui enam cara, yaitu:


Pertama, musyaratah (komitmen dan tekat yang bulat. Artinya, mengawali bulan Syawal (bulan peningkatan) ini hendaknya kita mempunyai janji dan tekat yang lingkaran bahwa kita betul-betul akan berupaya meningkatkan amal.


Kedua, muraqabah, yaitu memantau diri kita atau mencicipi bahwa Allah memantau diri kita. Jika perilaku ini dimiliki, tentu kita tidak akan main-main dalam pelaksanaan tekad tersebut. Sebab, Allah akan senantiuasa melihat keseriusan tekad kita.


Ketiga, muhasabah, yaitu melaksanakan introspeksi sejauh mana pelaksanaan tekad yang diikrarkan tersebut. Apakah terealisasi dengan baik, atau terealisasi tetapi dipenuhi dengan kelalaian, atau tidak terealisasi sama sekali.


Keempat, mu’aqabah, yaitu menawarkan hukuman yang bernilai jera terhadap kelalaian dalam pelaksanaan tekad. Sebab, bila kelalaian tersebut tidak diberikan sanksi, dikhawatirkan kelalaian serupa akan terulang kembali.


Kelima, mujahadah, yaitu mengerahkan segenap kemampuan yang ada pada diri untuk memperbaiki kelalaian dari pelaksanaan tekad yang pernah terjadi. Bila seluruh kemampuan telah dikerahkan untuk melaksanakan tekad dalam peningkatan amal tersebut, insyaallah peningkatan amal itu sanggup terwujud.


Keenam, taubikh wa mu’atabah, yaitu senantiasa mengkritik diri. Sebab dengan cara inilah kita menyadari bahwa amal-amal kita penuh dengan kekurangan sehingga ke depan kita akan berupaya meningkatkannya.


Demikianlah khutbah Idul Fitri kita hari ini, semoga sanggup kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selamat merayakan Idul Fitri mohon maaf lahir dan batin.



باَرَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ وَنَفَعَنِيْ وَاِياَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ

الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ


Khutbah Ke 2



الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر

الحَمْدُللهِ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَه وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَحَزَمَ

الأَحْزَابَ وَحْدَه. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ

وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنبَِيَّ بَعْدَه. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ

وَباَرِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ فَيَا

عِباَدَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. إِنَّ اللهَ

وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِي يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ

وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا

صَلَّيْتَ عَلىَ اِبْرَاهِيْم وَعَلىَ آلِ اِبْرَاهِيْم وَباَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ

وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا باَرَكْتَ عَلىَ اِبْرَاهِيْم فِى اْلعاَلَمِيْنَ اِنَّكَ

حَمِيْدٌ مَجِيْد.اللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدِيْنَ وَارْحَمْهُمْ كَمَارَبَّوْنَا

صِغَارًا وَلِجَمِيْعِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَات وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِناَتِ

اْلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْواَتِ بِرَحْمَتِكَ ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

. اَللّهُمَّ آرِناَ الْحَقَّ حَقاًّ وَارْزُقْناَ اتِّباَعَهُ وَآرِناَ اْلباَطِلَ باَطِلاً

وَارْزُقْناَ اجْتِناَبَهُ.

اللَّهُمَّ افْتَحْ عَلَيْنَا اَبْوَابَ الخَيْرِ وَاَبْوَابَ البَرَاكَةِ وَاَبْوَابَ النِّعْمَةِ

وَاَبْوَابَ السَّلاَمَةِ وَاَبْوَابَ الصِّحَّةِ وَاَبْوَابَ الجَنَّةِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا

أَنْفُسَنَا وَإِنْ لمَ ْتَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ. رَبَّناَ

آتِناَ فِىالدُّنْياَ حَسَنَةِ وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةِ وَقِناَ عَذاَبَ الناَّر.

وَصَلَّى اللهُ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ

وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.


Bagi kalian yang sedang membutuhkan teladan teks khutbah idul fitri bisa menggunakan yang terdapat di atas, silahkan untuk di salin ulang biar bisa lebih gampang di baca dan bisa lancar di pakai pada waktunya. Jika belum puas dengan pembahasan ini maka bisa cari lagi semua yang mesih berkaitan dengan kumpulan khutbah makna pesan yang tersirat idul fitri 2019 1440 H terbaik yang menciptakan jamaah menangis duka menyentuh hati dan lain sebagainya.


Sunday, October 27, 2019

Bacaan Dan Fadhilah Shalawat Munjiyat


Fadhilah Shalawat Munjiyat-Shalawat yang ditujukan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw, itu bermacam-macam macam dan bentuknya. Tapi, berdasarkan aku pribadi  apa pun bentuknya sebuah Shalawat ialah bentuk pemuliaan dan sanjungan kita kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw.

Dikatakan dalam  suatu riwayat, bahwa Shalawat itu mencapai 12.000 bentuk, diantaranya ialah Shalawat Munjiyat yang akan bahas dibawah ini.

Shalawat yang ditujukan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw Bacaan dan Fadhilah Shalawat Munjiyat

Bacaan dan Fadhilah Shalawat Munjiyat

Shalawat Munjiyat-apabila dibaca sebanyak-banyaknya, baik secara sendirian atau dengan berjamaah akan mendatangan segala macam hajat, melapangkan rezeki, menghilangkan kesusahan hidup.

Menurut keterangan Syekh Al-Bouniy dan Imam Al-Jazuli, menyampaikan bahwa: "Barang Siapa yang berdoa dengan Shalawat Munjiyat sebanyak 1000 kali pada tengah malam (sesudah salat tahajud) untuk memohon hajat dunia dan akhirat, pasti apa yang menjadi hajatnya itu cepat dikabulkan, lebih cepat daripada kilat yang menyambar. Keampuhan yang terkandung dalam bacaan Shalawat  Munjiyat ini telah dibuktikan dan dipraktekkan oleh para 'alim dan para wali.

Pernyataan diatas menjadi bukti bahwa shalawat bermanfaat sebagai kunci pembuka hijabnya Doa, sebagaimana telah disabdakan Rasulullah Saw: "Segala macam Doa itu terhijab (terhalang/tertutup), sehimgga permulaannya berupa kebanggaan kepada Allah 'AZZA WA JALLA dan Shalawat kepada Nabi Saw kemudian berdoa, maka doanya itu diijabahi".

BACA JUGA :
Manfaat Shalawat yang Luar Biasa.

budpekerti dikala membaca shalawat ialah didasari dengan niat yang ikhlas, Tadhim dan mahabbah kepada Rasulullah Saw, Hatinya hudhlur kepada Allah SWT dan Istihdlor (merasa berada dihadapan Rasulullah Saw), serta Tawaddu' (merendahkan diri) merasa membutuhkan santunan dari Allah SWT dan Syafa'at Rasulullah Saw.

Inilah Bacaan Shalawat Munjiyat

"ALLAAHUMMA SHALLI 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN SHALAATAN TUNJIINAA BIHAA MIN JAMII'IL AHWAALI WAL AAFAATI, WA TAQDHIILANAA BIHAA JAMII'AL HAAJAATI,WA TUTHAHHIRUNAA BIHAA MIN JAMII'IS SAYYIAATI, WA TARFA'UNAA BIHAA A'LAD DARAJAATI WA TUBALLIGHUNAA BIHAA AQSHAL GHAAYAATI MIN JAMII'IL KHAIRAATI FILL HAYAATI WA BA'DAL MAMAATI INNAKA 'ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR".

Artinya : "Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjugan kita, nabi Muhammad Saw, yang dengan (melalui) rahmat itu engkau akan menyelamatkan kami dari semua keadaan yang mendebarkan dan semua cobaan, yang dengan (melalui) rahmat itu juga  engkau, ya Allah, akan menyucikan kami dari semua kesalahan;

yang dengan rahmat (itu) juga Engkau, ya Allah akan mengangkat derajat kami setinggi-tingginya. Yang dengan rahmat(itu) juga ya Allah, akan memberikan kami kepada puncak segala maksud, dari semua kebaikan pada waktu hidup dan setelah mati. Sesungguhnya Engkaulah Maha Kuasa atas segala sesuatu".

Itulah Fadhilah dari bacaan Shalawat Munjiyat yang telah dibuktikan dan dipraktekkan kebenarannya oleh para Alim dan para wali. Semoga bermanfaat dan mengakibatkan diri kita jago shalawat yang senantiasa bershalawat kapanpun dan dimanapun kita berada.

Postingan Terkait :

Keutamaan shalat berjamaah
Artikel Mengenai Shalat Jumat
Kerugian tidak bershalawat
Keutamaan Shalat tahajud
Keutamaan dan tata cara shalat dhuha

Saturday, October 26, 2019

Ciri-Ciri Shalatnya Orang Munafik

Ciri Shalatnya Orang Munafik-Ciri Orang Munafik yakni apabila ia berkata ia berbohong, apabila ia berjanji ia ingkar dan kalau diberi amanat ia berkhianat.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Tanda-tanda orang munafik ada tiga: Jika berbicara ia berbohong, kalau berjanji ia ingkar dan kalau diberi amanah ia berkhkianat."(HR. Bukhari)

Ciri Orang Munafik yakni apabila ia berkata ia berbohong Ciri-ciri Shalatnya Orang Munafik


Ciri-ciri Shalatnya Orang Munafik

Selain dari ciri-ciri yang telah dijelaskan diatas, orang munafik juga sanggup kita ketahui dari cara shalatnya. Berikut ini ciri-ciri shalatnya orang munafik:

1. Orang munafik melaksanakan shalat dalam kondisi malas.

Orang munafik biasanya melaksanakan shalatnya dengan kondisi malas seperti shalat itu berat sekali untuk dilakukan.

2. Orang munafik Riya' dalam shalatnya

Orang munafik biasanya akan bersemangat shalat saat ada orang yang melihatnya. Ini bertujuan untuk pamer atau Riya' semoga ia mendapata kebanggaan dari orang lain.

BACA JUGA:
5 Penyakit hati yang harus dihindari

3. Orang munafik tidak mengingat Allah dalam shalatnya kecuali sedikit.

BACA JUGA:
Hukum dalam Islam

4. Orang munfik merasa berat untuk melaksanakan shalat Isya' dan subuh.

5. Orang munafik merasa berat untuk menghadiri shalat berjamaah

BACA JUGA:
Keutamaan shalat berjamaah

6. Orang munafik mengakhirkan shalat ashar sehingga matahari mau terbenam.

7. Orang munafik shalat dengan tergesa-gesa dan tidak mau tuma'ninah.

Demikianlah ciri shalatnya orang munafik. Semoga bermanfaat dan semoga kita tidak termasuk dalam kategori orang-orang yang munafik.

Tuesday, October 29, 2019

Panduan Tata Cara Bacaan Doa Niat Sholat Sunnah Idul Fitri

Pada ketika datangnya dua hari raya yaitu idul fitri dan juga idul adha, umat islam tidak hanya di anjurkan untuk memperbanyak mengumandangkan kalimat takhbir saja tetapi juga di haruskan untuk melaksanakan sholat sunnah pada pagi harinya. Sholat sunnah pada hari raya terkenal dengan sebutan sholat ied hukumnya yaitu sunnah muakkadah dalam arti sangat di anjurkan pelaksanaannya serta mempunyai keutamaan lebih bagi orang yang melakukannya. Pada halaman ini akan coba kami urai pembehasan mengenai takbiran idul fitri tata cara bacaan sholat idul fitri, hukum, jumlah rakaat dan syarat rukunnya.


Pengertian Shalat Idul Fitri


Shalat Idul Fitri yaitu Sholat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan pada hari raya Idul Fitri yang jatuh Setiap tanggal 1 Syawal dalam penanggalan hijriyah sesudah melaksanakan puasa ramadhan satu bulan lamanya. Di dalam pelaksanaannya sholat idul fitri ini tidak jauh berbeda dengan pada umumnya, yaitu di lakukan secara berjamaah di sebuah mesjid atau daerah luas yang di lakukan sebanyak 2 rakaat, dan di lakukan pada pagi atau siang hari sesudah matahari terbit, perbedaan dengan sholat lainnya yaitu adanya khutbah di final sholat serta beberapa bacaan takbir.


Hukum Shalat Idul Fitri


Hukum shalat id, baik idul fitri maupun idul adha yaitu sunnah muakkadah dan sangat dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah. Hukum ini berlaku untuk semua muslim dan muslimah baik yang modis maupun yang sederhana. Demikian diterangkan dengan terang dalam kitab “Fathul Qarib”.


Pada ketika datangnya dua hari raya yaitu idul fitri dan juga idul adha Panduan Tata Cara Bacaan Doa Niat Sholat Sunnah Idul Fitri



وصلاة العيدين سنة مؤكدة وتشرع جماعة ولمنفرد ومسافر وحر وعبد وحنثى وامرأة لاجميلة ولاذات هيئة


Shalat dua hari raya (idul fitri dan idul adha) yaitu sunnah muakkadah bagi orang yang ada di rumah maupun diperjalanan, merdeka maupun hamba sahaya, pria maupun wanita baik yang bagus maupun yang tidak modis.


Syarat Shalat Idul Fitri


Di dalam menjalankan sholat Ied, ada beberapa syarat yang memang harus di penuhi oleh setiap orang yang akan melaksanakannyan, namun mengenai syarat sholat ied para ulama mempunyai perbedaan pandangan menyerupai Imam Abu Hanifah dan Ahmad bin Hanbal memandang bahwa syarat-syarat shalat ied yaitu sama persis menyerupai syarat shalat Jum’at, yakni harus mencapai bilangan tertentu, dilakukan oleh penduduk yang menetap Imam Malik dan Syafi’i bahwa shalat ied (hari raya) tidak memerlukan syarat-syarat khusus. Semua orang, pria atau wanita boleh mengerjakan shalat ied dengan berjama’ah atau sendiri-sendiri.


1. Shalat Idul Fitri maupun Idul Adha dilaksanakan sesudah terbit matahari.


2. Di laksanakan di mesjid atau sebuah lapangan terbuka bila tidak ada halangan.


3. Di sunnahkan di lakukan secara berjamaah


4. Diakhiri dengan khutbah


Rukun Shalat Idul Fitri


1. Niat


2. Berdiri bagi yang mampu


3. Takbiratul ihrâm


4. Membaca surat al-Fatihah; dimana Bismillâhirrahmânirrahîm merupakan bab ayatnya


5. Ruku’


6. Thuma’ninah


7. Bangun dari ruku’ dan I’tidal


8. Thuma’ninah


9. Sujud


10. Thuma’ninah


11. Duduk diantara dua sujud


12. Thuma’ninah


13. Duduk untuk tasyahhud akhir


14. Membaca tasyahhud akhir


15. Membaca shalawat pada Nabi SAW ketika tasyahhud akhir


16. Salam pertama


17. Niat keluar dari shalat


18. Tertib; yakni mengurutkan rukun-rukun sesuai apa yang telah dituturkan”


Bacaan Takbir Shalat Idul Fitri


Mungkin ada yang masih bertanya bagaimana kedudukan dari takbir pada sholat idul fitri apakah termasuk rukun atau sunnah. takbir pada shalat Id ini hanya sunah. Meninggalkan takbir ini tidak membatalkan shalat Id. Hanya saja menambah atau menguranginya bisa menjadi makruh.



ويكره ترك التكبيرات والزيادة والنقص منها وترك رفع اليدين والذكر بينهما


Artinya, “Meninggalkan takbir sunah shalat Id, menambahkan dan mengurangi jumlah takbir sunah itu, tidak mengangkat kedua tangan ketika takbir, dan tidak membaca zikir di antara takbir, makruh hukumnya.”


Tetapi orang yang terlanjur membaca Surat Al-Fatihah alasannya yaitu lupa atas takbir sunah, kemudian teringat takbir, tidak perlu meninggalkan bacaan Surat Al-Fatihahnya untuk kembali takbir atau membatalkan shalatnya. Karena tanpa takbir sunah, shalat Id-nya tetap sah. Demikian disebutkan di Busyral Karim. Wallahu a’lam. Pada rakaat pertama kita disunahkan bertakbir sebanyak tujuh kali sesudah takbiratul ihram dan doa iftitah. Sementara pada rakaat kedua kita disunahkan untuk bertakbir lima kali.


Hal ini disinggung oleh Sayid Muhammad Sa‘id Ba’asyin dalam Busyral Karim, Beirut, Darul Fikr, halaman 355.



ويكبر في الركعة الأولى قبل القراءة سبعا يقينا مع رفع اليدين بين الاستفتاح والتعوذ وفي الثانية خمسا ولا يكبر المسبوق إلا ما أدرك


Artinya, “Sebelum membaca Surat Al-Fatihah, ia bertakbir sebanyak tujuh kali dengan hitungan yakin yang berbarengan dengan mengangkat kedua tangan; (7 takbir ini) tepatnya (dilakukan) di antara doa iftitah dan ta‘wudz Al-Fatihah. Di rakaat kedua, ia cukup bertakbir sebanyak lima kali. Sedangkan masbuq (makmum yang tertinggal beberapa saat) hanya bertakbir sedapatnya.”


Waktu Shalat Idul Fitri Jam Berapa


Mengenai soal awal waktu dari sholat ied, para ulama dari kalangan madzhab Syafi’i ada yang disepakati dan ada juga yang diperselisihkan. Yang disepakati di antara mereka yaitu perihal final waktu shalat ied, yaitu ketika matahari tergelincir.



وَاتَّفَقَ الْاَصْحَابُ عَلَي اَنَّ آخِرَ وَقْتِ صَلَاةِ الْعِيدِ زَوَالُ الشَّمْسِ


Artinya, “Ulama dari kalangan madzhab Syafi’i setuju bahwa waktu final pelaksanaan shalat id yaitu ketika tergelincirnya matahari,” (Lihat Muhyiddin Syarf An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, Jeddah, Maktabah Al-Irsyad, juz VII, halaman 7).


Adapun yang diperselisihkan yaitu mengenai awal waktu sholat iedd. Setidaknya ada dua pendapat sebagaimana didokumentasikan Muhyiddin Syarf An-Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab.


Pendapat pertama menyatakan bahwa awal waktu shalat ied ini yaitu dimulai dari terbitnya matahari. Namun yang lebih utama shalat ied ditangguhkan dulu hingga matahari naik seukuran satu tombak. Pandagan ini berdasarkan Muhyiddin Syarf An-Nawawi yaitu yang paling sahih.



وَفِى اَوَّلِ وَقْتِهَا وَجْهَانِ (اَصَحُّهُمَا) وَبِهِ قَطَعَ الْمُصَنِّفُ وَصَاحِبُ الشَّامِلِ وَالرُّويَانِىُّ وَآخَرُونَ اَنَّهُ مِنْ اَوَّلِ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَالْاَفْضَلُ تَأْخِيرُهَا حَتَّى تَرْتَفِعَ الشَّمْسُ قَدْرَ رَمْحٍ


Artinya, “Mengenai waktu awal pelaksanaan shalat Id terdapat dua pendapat. Pendapat yang paling sahih, dan ditegaskan pengarang kitab Al-Muhadzdzab (Abu Ishaq Asy-Syirazi), penulis kitab Asy-Syamil, Ar-Ruyani dan ulama yang lain yaitu bahwa awal waktu pelaksanaan shalat Id mulai dari terbitnya matahari. Yang paling utama yaitu menangguhkan shalat Id hingga naiknya matahari seukuran satu tombak,” (Muhyiddin Syarf an-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, juz, VII, halaman 7).


Pendapat kedua menyatakan bahwa awal waktu sholat ied yaitu ketika matahari naik. Ini yaitu pandangan yang ditegaskan oleh Al-Bandaniji dan Abu Ishaq Asy-Syirazi dalam kitab At-Tanbih. Menurut An-Nawawi, pendapat ini zhahirnya yaitu ucapan Ash-Shaidalani, Al-Baghawi, dan ulama lainnya.



(وَالثَّانِيُّ) أَنَّهُ يَدْخُلُ بِارْتِفَاعِ الشَّمْسِ وَبِهِ قَطَعَ البَنْدَنيِجِيُّ وَالْمُصَنِّفُ فِي التَّنْبِيهِ وَهُوَ ظَاهِرُ كَلَامِ الصَّيْدَلَانِىُّ وَالْبَغَوِىُّ وَغَيْرُهُمَا


Artinya, “Pendapat kedua menyatakan bahwa masuknya waktu shalat Id yaitu ketika naiknya matahari. Pendapat ini ditegaskan oleh Al-Bandaniji dan Abu Ishaq Asy-Syirazi dalam kitab At-Tanbih. Pendapat ini zhahirnya yaitu ucapan Ash-Shaidalani, Al-Baghawi dan selain keduanya,” (Lihat Muhyiddin Syarf An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, juz VII, halaman 7).


Berangkat dari klarifikasi singkat di atas, dalam soal waktu awal terjadi perbedaan di antara para ulama terutama di kalangan madzhab Syafi’i sendiri. Pendapat yang dianggap paling sahih yaitu yang menyatakan bahwa awal waktu sholat ied dimulai ketika terbitnya matahari. Sedang mengenai final waktunya mereka sepakat, yaitu ketika tergelincirnya matahari.


Tata Cara Dan Bacaan Sholat Idul Fitri


Seperti yang telah di pahami bersama, bahwa sholat ied di lakukan sebanyak 2 dua rakaat satu kali salam, yang di awli niat serta di akhiri salam. Selanjutnya sesudah salam di sambung dengan khutbah yang di lakukan oleh orang bertugas untuk meminpin khutbah sedangkan jamaah tugasnya hanya mendengarkan dengan khusu. Untuk panduan lengkap dari tata cara pelaksanaan sholat ied biar bisa lebih di pahami, maka eksklusif simak saja di bawah ini dengan baik.


1. Niat Sholat Idul Fitri



اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) ِللهِ تَعَالَى


Usholli Sunnata ‘iidhil Fithri Rok’ataini Mustaqbilal Qiblati (Makmuuman/Imaaman) Lillaahi Ta’aala


Artinya : Saya niat sholat sunnah idul fitri dua raka’at menghadap kiblat sebagai imam alasannya yaitu Allah Ta’ala


2. Takhbiratul Ihram.


Letak menghadirkan niat yaitu ketika takhbiratul ihram berlangsung dan cukup bermasud niat di dalam hati saja, adpun melafadzkannya sebelum takbiratul ihram hukumnya sunnah. Kemudian sesudah takhbiratul ihram di lanjut dengan membaca doa iftitah, kemudian disunnahkan takbir lagi hingga tujuh kali. Di antara takbir yang 7 tersebut membaca bacaan sebagai berikut.



سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ


Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada ilahi selain Allah, Allah maha besar.”


3. Membaca Surat al-Fatihah. Setelah melaksanakan rukun ini, dianjurkan membaca Surat al-Ghâsyiyah. Berlanjut ke ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga bangkit lagi menyerupai shalat biasa untuk melaksanakan rakaat kedua.


4. Dalam keadaan bangkit kembali rakaat kedua, di sunnahkan takbir lagi 5 lima kali sambil mengangkat tangan dan melafalkan “allahu Akbar” dan di antara takbir yang lima membaca kalimat takbir menyerupai yang di tulis pada poin ke dua.


5. Di lanjut dengan membaca surat fatihah, membaca salah satu surat dari al-qur’an, ruku, ‘itidal, sujud, duduk, sujud lagi, duduk tahiyat dan kemudian salam.


6. Setelah selesai salam jamaah jangan terburu-buru bubar dan pulang namun tetap ada di posisi untuk menyimak khutbah



السنة أن يخطب الإمام في العيدين خطبتين يفصل بينهما بجلوس


“Sunnah seorang Imam berkhutbah dua kali pada shalat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk.” (HR Asy-Syafi’i).


Jika khutbah sudah selesai di lakukan, gres jamaah di perbolehkan untuk bubar meninggalkan daerah sholat. Itu saja pembahasan kali ini mengenai niat sholat idul fitri yang mencakum semua hal yang berkaitan dengan hal tersebut. Jika masih ada yang kurang, maka silahkan cari lagi pembahasan sama yang masih bekerjasama dengan panduan tata cara bacaan doa niat sholat sunnah hari raya ied idul fitri dan lain sebagainya. Silahkan pembahasan di atas simak dengan baik dan pelajari dari awal hingga final hingga paham.


Saturday, October 26, 2019

5 Waktu Tidur Yang Tidak Boleh Rasulullah Saw

5 Waktu Tidur yang tidak boleh Rasulullah saw-Tidur itu hal yang penting untuk mengembalikan energi badan kita. Namun, dikala ini kebanyakan tidur asal tidur saja tanpa memperhatikan posisi dan waktu tidur mereka.

Sehingga malah berdampak jelek pada kita. Rasulullah saw telah mengajarkan kita mengenai waktu dan posisi tidur yang baik. Berikut ini ulasan mengenai 5 waktu tidur yang tidak boleh Rasulullah saw:

 Waktu Tidur yang tidak boleh Rasulullah saw 5 Waktu Tidur yang tidak boleh Rasulullah saw

Ini ia Penjelasan Mengenai 5 Waktu Tidur yang tidak boleh Rasulullah saw

1. Tidur sehabis shalat subuh/ tidur diwaktu pagi

Ada sebuah riwayat yang menyampaikan : 
"Tidur sehabis subuh mencegah rezeki, lantaran wakktu subuh ialah waktu makhluk mencari rezeki mereka dan waktu dibagikannya rezeki. Tidur sehabis subuh suatu hal yang tidak boleh (makruh) kecuali ada penyebab atau keperluan."

BACA JUGA:
Gaya hidup sehat ala Rasulullah saw

Lain dari keterangan diatas, berdasarkan keterangan medis tidur sehabis subuh juga berdampak jelek bagi kesehatan kita.

2.  Tidur sehabis shalat ashar  menjelang magrib

Terdapat sebuah hadist yang mengatakan:
"Barang siapa yang tidur sehabis ashar lalu akalnya hilang, maka janganlah ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri."

3. Tidur sebelum shalat Isya'

Diriwayatkan dari Abu Barzah radhiyallahu anhu, menyampaikan bahwa Rasulullah saw membenci tidur sebelmu shalat isya' dan mengobrol setelahnya.

BACA JUGA:
Tata cara shalat dhuha lengkap

Tidur sebelum waktu isya juga termasuk dari ciri-ciri orang munafik, alasannya ialah orang munafik akan merasa berat jikalau melakukan shalat subuh dan isya.

4. Tidur sehabis makan

Menurut medis tidur sehabis makan sanggup mengakibatkan perut kembung dan terasa perih yang mengakibatkan tidur anda tidak nyenyak.Sebab selama tidur, katup akan terbuka sehingga cairan asam lambung rentan naik ke tenggorokan dan mengakibatkan heartburn, atau sensasi rasa tidak nyaman yang panas pada perut penggalan atas atau terkadang hingga tenggorokan.

5. Tidur sepanjang hari

Normalnya waktu tidur kita ialah 8 jam. Jadi, jikalau tidur kita kurang atau bahkan lebih dari waktu normal itu akan berdampak negatif pada kesehatan kita.

BACA JUGA:
Dahsyatnya keutamaan shalat berjamaah

Sebuah penelitian di Chicago School of Madicine Menemukan bahwa orang yang rutin tidur lebih dari 8 jam perhari mempunyai resiko ganda terkena penyakit nyeri dada. 10 persen dari mereka juga beresiko terkena jantung koroner.

Demikianlah pembahasan mengenai 5 waktu tidur yang tidak boleh Rasulullah saw. Semoga bermanfaat !!

Wednesday, October 30, 2019

Tata Cara Bacaan Doa Niat Sholat Subuh Tuntunan Waktu Keutamaan

Sholat subuh atau dengan istilah lain juga di sebut dengan sholat fajar yaitu satu dari lima kewajiban sholat sehari semalam yang waktu waktu pelaksanaannya selama belum terbinya matahari yang awal atau kira-kira waktu subuh ini sekitar pukul 04:45 pagi hari. Jumlah dari rakaat sholat subuh ini lebih sedikit di banding dengan waktu lainnya yaitu hanya dua rakaat saja, akan tetapi meskipun cukup singkat di dalam sholat subuh menyimpan aneka macam manfaat dan keutamaannya.


Sholat subuh memang menjadi sholat yang cukup Istimewa untuk di bahas, bukan hanya terdapat doa qunut di dalamnya juga menjadi waktu yang di mana tidak sedikit dari orang-orang yang suka melek di waktu malamnya hingga ketika menjelang ketika subuh ketiduran dan sholat subuh pun tertinggal alasannya yaitu berdiri sudah dalam keadaan matahari sudah memancarkan sinarnya. Mungkin tidak sedikit dari mereka yang selalu bertanya bagaimana dengan kebiasaan tersebut yaitu tidur mejelang waktu subuh sehingga sholat pun sering di lakukan dengan cara qadha lantaran memang tidak ingat datangnya waktu subuh.


Dalam hal ini bergotong-royong apabila tidurnya menjelang subuh tidak di sengaja kemudian beliau terbisa berdiri di siang hari maka melihat pada aturan dasar maka tidak apa-apa namun tetap wajib qadha. Akan tetapi alangkah baiknya jikalau tidak membisakan hal tersebut lantaran takut termasuk pada kategori lalai pada ibadah. Apalagi sholat subuh hukumnya wajib jadi alangkah lebih baik jikalau di lakukan sempurna waktu dan tidak membiasakan berdiri siang hari dengan cara kurang begadang atau melek di malam hari.


Sholat subuh atau dengan istilah lain juga di sebut dengan sholat fajar yaitu satu dari l Tata Cara Bacaan Doa Niat Sholat Subuh Tuntunan Waktu Keutamaan


Dalam permasalahan sholat subuh sama dengan sholat wajib yang lainnya baik dari sisi tata cara, bacaan, hingga gerakannya bahkan termasuk rukun shalat di dalamnya. Perbedaannya hanya terletak pada bacaan niat dan jumlah rakaatnya saja yang di kerjakan hanya cukup 2 rakaat saja serta melaksanakan qunut pada rakaat kedua ketika i’tidal sebelum ruku. Selain niat dan jumlah rakaat maka sholat subuh sama keseluruhan tata caranya dengan sholat wajib lainnya.


Waktu Sholat Subuh


Sedangkan untuk batasan di mulainya waktu sholat subuh sebagaimana di memutuskan oleh kalangan masyhur para ulama yaitu di mulai dari semenjak terbitnya fajar shadiq hingga dengan terbitnya matahari, namun untuk kehati hatian maka batas waktu subuh hanya hingga dengan langit arah timur kekuning-kuningan tanda akan terbitnya matahari. Itulah mengenai sedikit pembahasan yang ada kaitannya dengan waktu dan sholat subuh, sedangkan untuk niatnya sanggup pribadi simak di bawah ini dengan lengkap.


Tata Cara Tuntunan Sholat Subuh/Imam


1. Takhbiratul Ikhram sambil membacakan (menghadirkan niat dalam hati)


Niat Sholat Subuh Untuk Makmum


اُصَلّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًا/إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى


Usholli Fardhos shubhi Rak’ataini Mustaqbilal Qiblati Adaa-an Ma’muuman/imaaman Lillaahi Ta’aalaa


Artinya : Aku berniat shalat fardu Shubuh dua raka’at menghadap kiblat sebagai ma’mum/imam lantaran Allah Ta’ala


Niat Sholat Subuh Sendiri


اُصَلّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى


Usholli Fardhos shubhi Rak’ataini Mustaqbilal Qiblati Adaa-an Lillaahi Ta’aalaa


Artinya : Aku berniat shalat fardu Shubuh dua raka’at menghadap kiblat lantaran Allah Ta’ala


2. Membaca Doa Iftitah

3. Membaca surat Al-Fatihah

4. Selanjutnya membaca salah satu surat dari al-qur’an

5. Lalu ruku sambil membaca bacaannya

6. Berdiri dari ruku’ atau ‘itidal dan membaca doanya

7. Kemudia ruku sambil membaca bacaannya

8. Duduk di antara 2 sujud sambil membaca doanya

9. Sujus lagi sambil membaca bacaannya

10. Berdiri untuk mengerjakan rakaat kedua. Untuk rakaat kedua bacaan dan gerakannya sama dengan rakaat pertama tetapi ketika berdiri dari ruku atau ketika ‘itidal harus membaca doa qunut dan setelah qunut kemudian pribadi ruku sebagaimana rakaat pertama yang nanti selanjutnya melaksanakan tahiyat atau tasahud tamat yang di akhiri dengan 2 kali salam sambil menengok ke kanan dan kiri.


Doa Setelah Sholat Subuh


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِىْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَارَبَّنَالَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. صَلاَةً تُنْجِيْنَابِهَا مِنْ جَمِيْعِ اْلاَهْوَالِ وَاْلآفَاتِ. وَتَقْضِىْ لَنَابِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ.وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ. وَتَرْفَعُنَابِهَا عِنْدَكَ اَعْلَى الدَّرَجَاتِ. وَتُبَلِّغُنَا بِهَا اَقْصَى الْغَيَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ اِنَّهُ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَاقَاضِىَ الْحَاجَاتِ

اَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَصِحَّةً فِى الْبَدَنِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ

اَللهُمَّ اِنَّا نَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ

اَللهُمَّ اِنَّا نَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَيَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَيَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَتَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَيُسْتَجَابُ لَهَا

رَبَّنَااغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِمَشَايِخِنَا وَلِمُعَلِّمِيْنَا وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا وَلِمَنْ اَحَبَّ وَاَحْسَنَ اِلَيْنَا وَلِكَافَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ اَجْمَعِيْنَ

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

رَبَّنَا أَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


Bismillaahirrahmaanirrahiim. Alhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin. Hamday yu-waafii ni’amahuu wa yukaafi’u maziidah. Yaa rabbanaa lakalhamdu wa lakasy syukru ka-maa yambaghiilijalaaliwajhika wa ‘azhiimisul-thaanik”.

Allaahumma Shalliwasallim ‘Alaa Sayyidinaa Muhammadiw Wa ‘Alaa Aali Sayyidinaa Muhammad. Shala Atan Tun Ajihnaa Bíhaa Minjamii’il Ahwaali Wal Aafaat. Wa Taqdhii Lanaa Bihaa Jamii’al Haajaat. Wa Tuthahhirunaa Bihaa Min Jamii’is Sayyi’aat. W Atarfa ‘ Un A A Bihaa ‘Indaka ‘ A’laddarajaat. Wa Tuballighunaa Bihaa Aqshal Ghaayaati Min Jamii’il Khairaatifil Hayaatiwa Ba’dal Mamaat. Innahu Samii’un Qariibum Mujiibud Da’awaat Wayaa Qaadhiyal Haajaat.

Allaahumma Innaa Nas’aluka Salaamatan Ftddiini Waddun-Yaa Wal Aakhirah. Wa ‘Aafiya-Tan Fil Jasadi Wa Shihhatan Fil Badani Wa Ziyaadatan Fil ‘Ilmi Wa Barakatan Firrizqi Wa Taub Atan Qablal Maut Wa Rahm Atan ‘Indalmaut Wa Maghfiratan Ba’d Al Maut. Allaahumma Hawwin ‘Alainaa Fii Sakaraatil Maut Wan Najaata Minan Naari Wal ‘Afwa ‘Indal Hisaab

Allaahumma Innaa Na’uudzu Bika Minal ‘Ajzi Wal Kasali Wal Bukhli Wal Harami Wa ‘Adzaabil Qabri.

Allaahummainnaa Na’uudzu Bika Min ‘Ilmin Laa Yanfa’ W Amin Qalbin Laa Yakhsya’ W Amin Nafsin Laa Tasyba’ Wamin Da’watin Laa Yustajaabu Lahaa.

Rabbanagh Firlanaa Dzunuubanaa Wa Liwaa-Lidiinaa Walimasyaayikhinaa Wa Limu’alli-Mienaa Wa Liman Lahuu H Aqqun’ Alain Aa Wa Lim An Ahabba Wa Ahsana Ilainaa Wa Likaaffatil Mus Limun A Ajma’iin.

Rabbanaa Taqabbal Minnaa Innaka Antas Samii’ul ‘Aliim, Wa Tub ‘Alainaa Innaka Antat Ta Wwa Abur Rahiim.

Rabbanaa Aatinaa Fiddunnyaa Hasanah, Wa Fil Aakhirati Hasanah, Waqinaa ‘Adzaa Ban Naar.

Washallallaahu ‘Alaa Sayyidinaa Muhamma-Din Wa’alaa Aalihiwa Shahbihiiwa Sallam, Wal Hamdu Lillaahirabbil ‘Aalamiin.


Artinya : Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmatNya dan menjamin tambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji, dan bagi-Mu-lah segalah syukur, sebagaimana layak bagi keluhuran zat-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu.

Wahai Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi Muhammad dan keluarganya, yaitu rahmat yang sanggup menyelamatkan kami dari segala ketakutan dan penyakit, yang sanggup memenuhi segala kebutuhan kami, yang sanggup mensucikan diri kami dari segala keburukan, yang sanggup mengangkat derajat kami ke derajat tertinggi di sisi-Mu, dan sanggup memberikan kami kepada tujuan maksimal dari segala kebaikan, baik semasa hidup maupun setelah mati. Sesunggunya Dia (Allah) Maha Mendengar, Maha Dekat, lagi Maha Memperkenankan segala doa dan permohonan. Wahai Dzat yang Maha Memenuhi segala kebutuhan Hamba-Nya.

Wahai Allah! Sesungguhnya kami memohon kepadaMu, kesejahteraan dalam agama, dunia dan akhirat, keafiatan jasad, kesehatan badan, komplemen ilmu, keberkahan rezeki, taubat sebelum tiba maut, rahmat pada ketika tiba maut, dan ampunan setelah tiba maut. Wahai Allah! Permudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, (Berilah kami) keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada ketika dilaksanakan hisab.

Wahai Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari sifat lemah, malas, kikir, pikun dan dari azab kubur

Wahai Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak kenal puas, dan dari doa yanag tak terkabul.

Wahai Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa kami, dosa-dosa orang renta kami, para sesepuh kami, para guru kami, orang-orang yang mempunyai hak atas kami, orang-orang yang cinta dan berbuat baik kepada kami, dan seluruh umat islam.

Wahai Tuhan kami, perkenankanlah (permohonan) dari kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui. Dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka.

Semoga Allah menawarkan rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya dan segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam


Keutamaan Sholat SUbuh


Sekarang ini pemrintah indonesia sudah menyerukan tema subuh berjamaah, lantaran memang waktu subuh mempunyai keajaiban atau keutamaan yang luar biasa, di mana subuh yaitu menjadi waktu dari di bukakannya pintu rezeki serta jikalau berdoa pada waktu subuh maka segala hajat akan di kabulkan. Bahkan selain itu juga dalam beberapa keterangan di sebutkan bahwa seholat subuh berjamah mempunyai keitimewaan yang sangat luar biasa tingginya menyerupai disebutkan dalam beberapa hadits bunyinya sebagai berikut:.


ليس صلاة أثقل على المنافقين من الفجر والعشاء، ولو يعلمون ما فيهما، لأتَوهما ولو حبوًا، ولقد هممتُ أن آمُرَ المؤذِّن فيُقيم، ثم آخُذَ شُعلاً من النار، فأحرِّقَ على من لا يخرج إلى الصلاة بعد


“Tidak ada Shalat yang lebih berat (dilaksanakan) bagi orang munafik daripada shalat Subuh dan Isya. Seandainya mereka tahu (keutamaan) yang terdapat di dalamnya, pasti mereka akan melakukannya kendati dengan merangkak. Sungguh saya telah hendak memerintahkan kepada petugas azan untuk iqamat (Shalat) kemudian saya mengambil bara api dan mengkremasi (rumah) orang yang belum tidak keluar melaksanakan Shalat (di masjid).” (HR. Bukhari-Muslim, dari Abu Hurairah)


مَن صلَّى الصبح، فهو في ذمة الله، فلا يَطلُبَنَّكم الله من ذمَّته بشيء؛ فإن من يطلُبهُ من ذمته بشيء يدركه، ثم يَكُبه على وجهه في نار جهنم


“Barang siapa yang melaksanakan shalat Subuh maka beliau berada dalam jaminan Allah. Maka jangan hingga Allah menuntut kalian sesuatu apa pun pada jaminan-Nya. Karena barangsiapa yang Dia tuntut pada jaminan-Nya, pasti Dia akan mendapatkannya. Kemudian beliau akan ditelungkupkan pada wajahnya di dalam Neraka.” (HR. Muslim, dari Jundubibn Abdillah al-Bajali Radhiallahu ‘anhu)


Selain dalil di atas masih banyak lagi keterangan atau klarifikasi mengenai keutamaan dari sholat subuh. Maka dari itu mari kita sama-sama untuk senantiasa membiasakan berdiri subuh untuk berjamaah sholat dan silahkan bagi yang membutuhkan niat sholat subuh sanggup di hafalkan pribadi serta semua yang ada kaitannya dengan tata cara bacaan doa niat sholat subuh tuntunan waktu keutamaan sebelum dzuhur berapa rakaat keajaiban kesiangan berjamaah hingga isya qodho menjadi imam bahasa arab dan lain sebagainya.