Showing posts sorted by date for query 10-amalan-sunnah-di-10-hari-sebelum. Sort by relevance Show all posts
Showing posts sorted by date for query 10-amalan-sunnah-di-10-hari-sebelum. Sort by relevance Show all posts

Wednesday, October 30, 2019

Puasa Rajab Berapa Hari Jatuh Pada Tanggal

Puasa ialah salah satu ibadah yang mempunyai ketentuan-ketentuan tertentu yang berafiliasi dengan waktu pelaksanaannya baik itu puasa wajib atau sunnah. Sehingga apabila seseorang akan melaksanakannya maka pertama kali yang harus di ketahui oleh orang tersebut yaitu kapan di mulainya dari jam berapa hingga jam berapa, lantaran apabila tidak mengetahui waktu yang telah di tentukan, tidak menutup kemungkinan dia akan melaksanakan puasa pada waktu yang di haramkan untuk berpuasa sehingga nantinya bukan pahala yang di sanggup tetapi sebaliknya.


Berlakunya pengetahuan terhadap waktu bukan hanya terjadi pada puasa wajib di bulan ramadhan saja tetapi juga mencakup puasa sunnah dan yang lainnya. Seperti pola salah satunya dikala akan mengerjakan puasa rajab. Puasa di bulan rajab hanya beada pada bulan tersebut dan apabila di lakukan pada bulan tidak lagi termasuk puasa rajab tetapi mungkin lebih sempurna di namai dengan puasa sunnah lainnya misal senin kamis, asyura, arafah, tarwiyah, ayyamul bidh dan jenis puasa lainnya.


Sebelum mengulas pada pembahasan pokok yaitu mengetahui berapa hari puasa rajab di kerjakan, terlebih dahulu harus di ingat bahwa bulan rajab termasuk pada bulan haram atau mulia yang di muliakan. Pernyataan ini bukan suatu pendapat yang tidak mempunyai sumber terpercaya tetapi terdapat dalam salah satu firman allah dalam surat At Taubah ayat 36 yang artinya Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas, dalam ketetapan Allah di waktu Dia membuat langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kau menganiaya diri kau dalam bulan itu.


Puasa ialah salah satu ibadah yang mempunyai ketentuan Puasa Rajab Berapa Hari Jatuh Pada Tanggal


Sementara yang di maksud dengan empat bulan haram (mulia) pada surat at-taubah di atas yaitu rajab, muharram, dzulhijjah dan dzulqaidah. Sehingga bagi umat islam apabila ke empat bulan tersebut telah datang di larang untuk melaksanakan peperangan, serta lebih di anjurkan untuk mengisinya dengan majemuk amalan menyerupai mengerjakan puasa sunnah, berdoa serta amal baik lainnya. Bahkan dalam beberapa keterangan juga di jelaskan amalan baik pada bulan tersebut mempunyai keutamaan lebih di banding bulan pada umumnya, tentunya selain bulan ramadhan.


Dan untuk keutamaan bulan rajab serta puasa di bulan tersebut, di terang beberapa hadits yang di antara yaitu Diriwayatkan bahwa apabila Rasulullah shalallahu ‘alahi wassalam memasuki bulan Rajab dia berdo’a:“Ya, Allah berkahilah kami di bulan Rajab (ini) dan (juga) Sya’ban, dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan.” (HR. Imam Ahmad, dari Anas bin Malik).


“Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari, maka laksana ia puasa selama sebulan, jikalau puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya 7 pintu neraka Jahim, jikalau puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu surga, dan jikalau puasa 10 hari maka digantilah dosa-dosanya dengan kebaikan.” Serta Riwayat al-Thabarani dari Sa’id bin Rasyid: “Barangsiapa berpuasa sehari di bulan Rajab, maka ia laksana berpuasa setahun, jikalau puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka jahanam, jikalau puasa 8 hari dibukakan untuknya 8 pintu surga, jikalau puasa 10 hari, Allah akan mengabulkan semua permintaannya.”


Selanjutnya sesudah mengetahui keutamaan puasa rajab berdasarkan dalil hadits, kita menginjak pada pembahasan puasa rajab di laksanakan berapa hari. Dalam hal ini terjadi perbedaan pendapat yang menghukumi puasa rajab dari kalangan 4 madzhab menyerupai dari lebih banyak didominasi ulama kalangan Madzhab Hanafi, Maliki dan Syafi’i beropini bahwa puasa Rajab hukumnya Sunnah selama 30 hari serta Pendapat ini juga menjadi qaul dalam madzhab Hanbali.


Namun di sisi lain para ulama madzhab Hanbali beropini bahwa berpuasa Rajab secara penuh (30 hari) hukumnya makruh apabila tidak disertai dengan puasa pada bulan-bulan yang lainnya. Kemakruhan ini akan menjadi hilang apabila tidak berpuasa dalam satu atau dua hari dalam bulan Rajab tersebut, atau dengan berpuasa pada bulan yang lain. Para ulama madzhab Hanbali juga berbeda pendapat perihal menentukan bulan-bulan haram dengan puasa. Mayoritas mereka menghukumi sunnah, sementara sebagian lainnya tidak menjelaskan kesunnahannya.


Maka dikala kita hendak melaksanakan puasa di bulan rajab namun belum mengetahui jumlah dari puasa rajab berapa hari berdasarkan ketentuan, kini sesudah ada sedikit pembahasan di atas maka sanggup menentukan salah satu dari empat madzhab yang ada di atas di mana dari tida madzhab menawarkan aturan sunnah di lakukan 30 hari tetapi untuk hanbali menghukumi makruh. Oleh lantaran itu biar lebih paham lagi semua hal yang berkaitan dengan puasa rajab berapa hari jatuh pada tanggal tahun 2019 manfaat keutamaan niat hadits shahih perihal sebaiknya silahkan cari lagi pembahasan lain mengenai hal tersebut.


Bacaan Niat Puasa Idul Adha Dzulhijjah 10 Hari Pertama

Harus di ketahui bersama bahwa bagi umat islam mempunyai 3 waktu yang di unggulakan dan masing-masing mempunyai 10 hari, pertama yaitu sepuluh hari simpulan bulan ramadhan, sepuluh hari pertama bulan muharram dan yang terakhir yaitu sepuluh hari pertama di bulan dzulhijjah. Yang akan kita bahas kali ini yaitu keunggulan dari amalan-amalan di 10 hari pertama bulan dzulhijjah sebelum idul adha yaitu berupa puasa sunnah.


Bulan dzulhijjah menjadi salah satu momen sangat di unggulkan alasannya yaitu di dalamnya terdapat kewajiban menunaikan ibadah haji bagi yang mampu, sebagai mana kita ketahui bersama bahwa melakukan haji menjadi salah satu dari kelima rukun islam. Namun bagi umat islam lain terutama yang belum bisa melaksanakannya tidak perlu khawatir, alasannya yaitu meskipun belum bisa berangkat haji namun amalan-amalan sunnah di awal bulan ini tidak kalah istimewanya.


Di antara amalan-amalan yang lebih di unggulkan pada sepuluh hari pertama bulan dzulhijjah yaitu dengan melakukan puasa sunnah semenjak hari pertama kedua hingga tanggal 9 namun yang lebih di unggulkan yaitu pada tanggal 8 yang di sebut dengan puasa tarwiyah dan tanggal 9 yaitu arafah. Sama halnya keunggulan dari amalan di awal 10 hari muharram yang lebih di unggulkan yaitu puasa asyura dan tasu’a pada tanggal 10 dan 9.


Harus di ketahui bersama bahwa bagi umat islam mempunyai  Bacaan Niat Puasa Idul Adha Dzulhijjah 10 Hari Pertama


Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata “Tidak ada hari di mana amal shaleh di dalamnya sangat dicintai oleh Allah melebihi 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah. Para sahabat lantas bertanya “apakah amal itu sanggup membandingi pahala jihad fi sabilillah?” bahkan amal pada 10 hari Dzulhijjah lebih baik dari pada jihad fi sabilillah kecuali jihadnya seorang lelaki yang mengorbankan dirinya, hartanya, dan beliau kembali tanpa membawa semua itu (juga nyawanya) sehingga ia mati sahid. Tentu yang demikian itu (mati sahid) lebih baik.


Sehingga dengan datangnya bulan dzulhijjah terutama dalam mengarungi awal-awal bulan dzulhijjah, menjadi sebuah kesempatan yang tak ternilai keutamaannya untuk di jadikan ketika bertaqarrub kepada allah swt baik itu dengan beribadah haji atau melakukan puasa dari awal hingga puasa arafah dan taerwiyah sebagai mana dalam sebuah hadits di jelaskan “Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang kemudian dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim). Dan berikut yaitu bacaan niatnya.


Niat Puasa SUnnah Arafah Tanggal 9


نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى


Nawaitu shauma ‘arofata sunnatan lillaahi ta’aala


Artinya : Saya niat puasa sunnah arafah alasannya yaitu Allah Ta’ala


Niat Puasa SUnnah Tarwiyah Tanggal 8


نَوَيْتُ صَوْمَ التَّرْوِيَةَ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى


Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillaahi ta’aala


Artinya : Saya niat puasa sunnah tarwiyah alasannya yaitu Allah Ta’ala


Niat Puasa Sunah Tanggal 1 – 7 Dzulhijjah


نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِي الْحِجَّةِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى


Nawaitu shauma syahri dhilhijjati sunnatan lillaahi ta’aala


Artinya : Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah alasannya yaitu Allah Ta’ala


Bulan dzulhijjah hanya tiba 1 kali dalam setahun, maka dari itu jangan hingga di biarkan begitu saja berlalu tanpa di isi dengan amalan-amalan sunnah semoga bisa mendapat keutamaan dan pahala untuk bekal di hari nanti. Silahkan cermati dengan baik terutama yang berkaitan eksklusif dengan bacaan niat puasa idul adha dzulhijjah 10 hari pertama 2 pertama dan kedua idul fitri berapa hari lafadz arafah tarwiyah dan yang lainnya.


Rukun Pengertian Macam Macam Sunnah Syarat Wajib Ibadah Haji

Rukun islam ada lia yaitu syahadat, shalat, puasa zakat, dan haji. Melihat dari susunan rukun islam tersebut, ibadah haji berada pada nomor lima atau terakhir, meskipun begitu ibadah haji tetap wajib di laksanakan. Kewajiban ibadah haji memang tidak menyerupai iabadah lainnya yang harus di laksanakan oleh setiang, tetapi untuk ibadah haji sendiri ada syarat tertentu yang harus di penuhi oleh orang yang akan melakukannya yaitu mampu, baik dalam hal ekonomi atau yang lainnya, keluar dari itu belum d wajibkan untuk melaksanakan ibadah haji.


Dengan adanya kemurahan allah swt pada ibadah haji maka secara tidak pribadi terdapat pesan yang tersirat yang cukup besar di dalamnya menyerupai adanya kemurahan dan budi yang telah di menetapkan oleh allah swt untuk semua hambanya serta ini juga menandakan bahwa allah swt sangat menyangi setiap hambanya sehingga tidak pernah membebankan sesuatu di luar kemampuan, menyerupai halnya juga saat memilih awal masuknya jadwal sholat yang hanya di menetapkan oleh orang yang mahir di bidangnya, sebagaimana terdapat salah satu dari firmannya dalam surat Al-Baqarah, Ayat 286 “Allah tidak membebani seseorang melainkan berdasarkan kesanggupannya.”


Namun perlu di ketahui, bahwa kemurahan dan kasih sayang yang kuasa kepada hambanya tidak hanya sebatas terjadi pada kewajiban yang berafiliasi dengan bahan saja, akan tetapi dalam semua acara contohnya sholat idul adha di sunnahkan bagi yang sedang tidak ada halanagn dan masih banyak lagi referensi lainnya, maka dari itu tidak heran apabila islam di kenal sebagai agama yang sangat indah di mana tidak pernah membebani hambanya dengan sesuatu yang mereka tidak bisa untuk mengerjakannya.


 Melihat dari susunan rukun islam tersebut Rukun Pengertian Macam Macam Sunnah Syarat Wajib Ibadah Haji


Sedangkan mengenai ibadah haji yaitu merupakan kewajiban yang di laksanakan setiap setahun sekali pada bulan dzulhijjah di makah mukaramah, berbeda dengan umrah yang bisa di laksanakan hingga beberapa kali dalam setahun atau boleh kapan saja. Akan tetapi meskipun ibadah haji kewajiban pelaksanannya di keitkan dengan kemampuan menyerupai yang telah di bahas di atas, dalam panduan pelaksaan tetap harus memenuhi aturan-aturan yang telah di menetapkan dalam syariat islam yang berafiliasi pribadi dengan duduk kasus sah atau tidaknya ibadah haji.


Dalam pelaksaan beribadah haji dikenal dua istilah yang sangat penting untuk di penuhi yaitu syarat, rukun dan wajib sunnah haji. Semuanya menjadi kasus yang harus dikerjakan oleh orang yang sedang berhaji, namun perlu di pahami bahwa ada perbedaan di antara semuanya menyerupai apabila Pada rukun haji, saat seseorang tidak melaksanakannya, maka hajinya batal dan harus diulang. Sedangkan pada wajib haji, orang yang tidak melaksanakannya bisa menggantinya dengan membayar dam, sejenis denda.


Macam-Macam Haji


1. Haji Ifrad – Mendahulukan Haji daripada Umroh


Maksudnya seseorang hanya melaksanakan niat haji saja tanpa di sertai dengan umrah pada bulan-bulan haji, atau antara haji dan umrah di lakukan secara terpisah. Serta ibadah haji di kerjakan terlebih dahulu kemudian umrah dalam satu demam isu berhaji. Untuk haji Ifrad ini, tidak ada kewajiban menyembelih binatang kurban. Apabila ibadah haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan umrah. Untuk rangkaian pelaksaannya yaitu :


1. Ihram dari miqat untuk haji.

2. Ihram lagi dari miqat untuk umrah

3. Tidak membayar dam Disunatkan Tawaf Qudum


2. Haji Tamattu – Mendahulukan Umrah gres kemudian Haji


Maksudnya seorang berihram untuk menunaikan ibadah umrah pada bulan-bulan haji (Syawwal, Dzul Qa’dah, 10 hari pertama dari Dzul Hijjah), memasuki kota Makkah kemudian menuntaskan umrahnya dengan mengerjakan thawaf umrah, sa’i umrah kemudian bertahallul dari ihramnya dengan memotong pendek atau mencukur rambut kepalanya, kemudian ia tetap dalam keadaan halal (tidak ber-ihram) hingga datangnya hari Tarwiyah, yaitu tanggal 8 Dzulhijjah.


Selanjutnya pada hari Tarwiyah (tanggal 8 Dzul Hijjah) berihram kembali dari Makkah untuk melaksanakann hajinya hingga sempurna. Untuk yang berhaji Tamattu’, wajib baginya menyembelih binatang kurban (seekor kambing/sepertujuh dari sapi/sepertujuh dari unta) pada tanggal 10 DzulHijjah atau di hari-hari tasyriq (tanggal 11,12,13 Dzul Hijjah). Bila tidak bisa menyembelih, maka wajib berpuasa 10 hari; 3 hari di waktu haji (boleh dilakukan di hari tasyriq). Dan untuk rincian pangerjaannya yaitu


1. Ihram dari miqat untuk umroh

2. Ihram lagi dari miqat untuk haji

3. Membayar dam


3. Haji Qiran- melaksanakan Haji sekaligus Umrah


Maksudnya seorang berniat haji dan umroh sekaligus pada bulan-bulan haji dengan kata lain berihram untuk menunaikan umrah dan haji sekaligus, dan memutuskan diri dalam keadaan berihram (tidak bertahallul) hingga tanggal 10 Dzul Hijjah. Dia berihram untuk umrah, kemudian ber-ihram untuk haji sebelum memulai thawaf-nya. Lalu memasuki kota Makkah dan melaksanakan thawaf qudum (thawaf di awal kedatangan di Makkah), kemudian shalat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim.


Selanjutnya bersa’i di antara Shafa dan Marwah untuk umrah dan hajinya sekaligus dengan satu sa’i (tanpa bertahallul), Lalu masih dalam kondisi berihram dan tidak halal baginya melaksanakan hal-hal yang diharamkan saat ihram hingga tiba masa tahallulnya di tanggal 10 Dzul Hijjah). Untuk haji Qiran ini, wajib menyembelih binatang kurban (seekor kambing, sepertujuh dari sapi, atau sepertujuh dari unta) pada tanggal 10 Dzul Hijjah atau di hari-hari tasyriq (tanggal 11, 12, 13 Dzul Hijjah).


Jika tidak bisa maka wajib berpuasa 10 hari; 3 hari di waktu haji (boleh dilakukan di hari tasyriq, namun yang lebih utama dilakukan sebelum tanggal 9 Dzul Hijjah/hari Arafah) dan 7 hari sesudah pulang ke kampung halamannya. Dengan cara ini, berarti seluruh pekerjaan umrahnya sudah tercakup dalam pekerjaan haji. Sedangkan untuk rician dari pelaksanaannya yaitu sebagai berikut:


1. Ihram dari miqat untuk haji dan umrah

2. Melaksanakan semua pekerjaan haji

3. Membayar dam


Syarat Haji


Syarat haji yaitu sesuatu yang apabila terpenuhi, maka mengakibatkan orang tersebut wajib melaksanakan ibadah haji. Hal-hal yang termasuk syarat haji seperti:

1. beragama Islam

2. baligh

3. sehat jasmani/rohani

4. merdeka

5. mampu


Rukun Haji


Rukun haji yaitu pekerjaan yang wajib dilakukan dalam selama beribadah haji dan tidak sanggup diganti dengan membayar dam. Rukun haji meliputi:


1. Ihram, yaitu berniat untuk haji. Sebagaimana dalam shalat niat itu diwajibkan, begitupun niat dalam haji maupun umrah. Perlu diperhatikan pula terkait daerah dan waktu miqat yang akan berkaitan bersahabat dengan wajib haji. Selanjutnya, dianjurkan untuk mandi, menggunakan wewangian, shalat dua rakaat, dan mengenakan pakaian ihram untuk laki-laki.


2. Wuquf di Bukit Arafah, yang waktunya terentang mulai dari waktu zhuhur tanggal 9 Dzulhijjah hingga subuh tanggal 10 Dzulhijjah. Jamaah bisa mengambil waktu siang hingga sesudah maghrib, ataupun malam harinya hingga jelang subuh.


3. Thawaf Ifadhah. Setelah wukuf di Arafah, jamaah haji menuju Masjidil Haram, mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Putaran ini dimulai dari sekiranya arah dari Hajar Aswad, dan Ka’bah berada di sisi kiri tubuh jamaah haji. Gampangnya, orang berhaji berputar melawan arah jarum jam.


4. Sa’i dari bukit Shafa dan Marwah, dimulai dari bukit Shafa, kemudian berjalan hingga tujuh kali perjalanan hingga berakhir di bukit Marwah.


5. Tahallul, yaitu mencukur rambut kepala sesudah seluruh rangkaian haji selesai. Waktunya sekurang-kurangnya yaitu sesudah lewat tanggal 10 Dzulhijjah.


6. Tertib artinya di laksanakan secara berurutan


Wajib Haji


Wajib haji yaitu segala hal yang wajib dilakukan dan apabila tidak dilaksanakan harus membayar denda atau dam dan hajinya tetap sah. Adapun yang termasuk wajib haji yaitu:


1. Ihram dari miqat, ialah miqat makani dan miqat zamani yang telah ditentukan.

2. Bermalam di Muzdalifah.

3. Melempar jumrah aqabah tanggal 10 Zulhijah.

4. Melempar jumrah di Mina selama 3 hari, sehari 3 lemparan masing-masing 7 kerikil (jumrah ula, jumrah wusta, dan jumrah ukhra).

5. Bermalam di Mina tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah.

6. Meninggalkan larangan-larangan haji.


Sunah Dalam Beribadah Haji


Sunah haji yaitu hal-hal yang dianjurkan untuk dilaksanakan dalam ibadah haji. Adapun hal-hal yang termasuk sunnah haji seperti:


1. Mandi saat akan ihram.

2. Melakukan haji ifrad.

3. Membaca talbiyah.

4. Membaca doa sesudah talbiyah.

5. Melakukan tawaf qudum saat masuk Masjidil Haram.

6. Membaca dzikir dan doa.

7. Minum air zam-zam.

8. Shalat sunah dua rakaat sesudah tawaf


Larangan Dalam Ibadah Haji


Bagi jamaah haji laki-laki

1. Memakai pakaian yang berjahit.

2. Memakai tutup kepala.


Bagi jamaah haji perempuan

1. Memakai tutup wajah.

2. Memakai sarung tangan.


Larangan bagi jamaah haji pria dan perempuan

1. Memakai wangi-wangian.

2. Mencukur rambut atau bulu badan.

3. Menikah.

4. Bercampur suami istri.

5. Berburu atau membunuh binatang darat yang liar dan halal dimakan.


Bagi orang yang hendak melaksanakan ibadah haji maka rukun haji serta semua hal yang berafiliasi dengan ibadah tersebut harus benar-benar di pahami dan terlaksanakan apabila ingin mendapat kesempurnaan. maka dari itu silahkan pelajari dengan benar apa saja yang masih berafiliasi dengan jelaskan gambar definisi 6 rukun pengertian ketentuan cara pelaksanaan macam macam urutan tuntunan amalan sunnah syarat wajib ibadah haji dan umroh dan lain sebagainya.


Makna 6 Rukun Kepercayaan Dan 5 Rukun Islam Urutan Penjelasannya

Kata doktrin dan islam merupakan dua nama yang pertama kali akan di kenalkan kepada setiap orang islam yang lahir kedunia. Iman dan islam menjadi dua kata yang paling sering di bahas dan di pelajari oleh umat islam dalam beragama, para kiyai dan ustad dalam ceramah mereka tidak pernah berhenti menunjukkan pemahaman-pemahaman lebih mendalam perihal kedua hal tersebut, supaya setiap muslim memahami betul hakikat dari keduanya serta supaya bisa di jalankan dengan baik dan benar dalam beragama.


Tetapi di karenakan rukun doktrin dan rukun islam ini menjadi pilar penting dalam beragama islam maka alangkah baiknya jikalau para pemeluk islam tidak hanya tahu macam-macamnya saja tetapi lebih baik lagi jikalau memahaminya beserta makna dan klarifikasi dari keduanya. Tujuannya tiada lain supaya keimanan dan keislaman kita dalam beragama semakin kokoh dan berpengaruh tidak gampang tergoyahkan dengan hal-hal yang mungkin saja suatu ketika akan tiba untuk menganggu dan mengancan atas keimanan dan keislaman kita.


Makna 5 Rukun Islam

1. Syahadat

2. Shalat

3. Zakat

4. Puasa

5. Ibadah Haji


Kata doktrin dan islam merupakan dua nama yang pertama kali akan di kenalkan kepada setiap or Makna 6 Rukun Iman Dan 5 Rukun Islam Urutan Penjelasannya


Sebelum memahami lebih jauh perihal pembahasan ini, maka alangkah baiknya jikalau mengetahui dulu apa yang di sebut dengan rukun dan apa yang di sebut dengan islam. Rukun berdasarkan bahasa yaitu pilar,asas atau dasar, sedang berdasarkan istilah yaitu sesuatu yang harus dikerjakan dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan dan menjadi potongan pokok yang harus di penuhi dan apabila tidak di laksanakan maka batallah kasus tersebut, namun dalam rukun islam ada beberapa hal yang di kecualikan apabila tidak bisa untuk mengerjakannya.


Sedang kan untuk pengertian islam berdasarkan bahasa yaitu taat atau tunduk, dan pengertian islam berdasarkan istilah yaitu tunduk kepada setiap peraturan aturan syara (hukum Allah) yang telah di tetapkan. Sehingga jikalau melihat pengertian tersebut apabila ada di antara insan yang mengaku sebagai umat islam namun nyatanya jauh dari tunduk terhadap aturan-aturan yang memutuskan dalam syariat islam maka keislamannya perlu di pertanyakan lagi sebab, dan berikut beberapa dalil perihal rukun islam.


بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ؛ شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَصِيَامِ رَمَضَانَ وَالْحَجِّ”


“Islam didirikan atas lima dasar, yakni Bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan Muhammad yaitu hamba dan rasul-Nya mendirikan shalat mengeluarkan zakat puasa Ramadhan dan beribadah haji (HR. Al Bukhari dan Muslim).


عن أبي عبد الرحمن عبد الله بن عمر بن الخطاب رضي الله عنهما قال : سمعت النبي صلَّى الله عليه وسلَّم يقول : بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، وَ إِقَامِ الصَّلَاةِ ، وَ إِيْتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَ حَجِّ الْبَيْتِ ، وَ صَوْمِ رَمَضَانَ .رواه البخاري و مسلم .


Dari Abu ‘Abdirrahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khaththab –radhiyallahu ‘anhuma-, katanya, “Aku mendengar Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, ‘Islam dibangun di atas lima: persaksian bahwa tidak ada yang kuasa yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah dan Muhammad yaitu utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, naik haji, dan puasa Ramadhan” (HR:Bukhari dan Muslim).


عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ عَلَى أَنْ يُعْبَدَ اللَّهُ وَيُكْفَرَ بِمَا دُونَهُ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ


Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia bersabda: “Islam dibangun di atas lima (tonggak): beribadah kepada Allah dan mengingkari (peribadahan) kepada selainNya, menegakkan shalat, membayar zakat, haji dan puasa Ramadhan”(HR Muslim).


Urutan Dan Makna Rukun Islam


1. Mengucapkan Dua kalimat Syahadat


أشهد أن لا اله الا الله وأشهد ان محمد رسول الله


Asyhadu an laa ilaaha illallāh wa asyhadu anna Muhammadan Rasuulullāh.’


Artinya : Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Aku bersaksi bahwa Muhammad yaitu rasul (utusan) Allah.


Dua kalimat syahadat mempunyai makna-makna yang terkandung di dalam bacaannya. Pertama yaitu ratifikasi ketauhidan, dimana umat muslim hanya mempercayai bahwa tidak ada Tuhan yang haq untuk di sembah selain Allah SWT yang terkandung dalam kalimat Asyhadu an laa ilaaha illallāh. Dan yang kedua mempunyai makna ratifikasi kerasulan jikalau Nabi Muhammad SAW yaitu utusan Allah serta meyakini dan mempercayai bahwa yang di ajarkannya berupa sunnah merupakan kebenaran perintah dari allah swt.


فَٱعْلَمْ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ


Maka ketahuilah (ilmuilah) bahwa tidak ada yang kuasa selain Allah(QS. Muhammad:19)


شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ


Artinya : Allah menyatakan bersama-sama tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia; yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang arif (juga menyatakan yang demikian).Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah tiba pengetahuan kepada mereka, lantaran kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.


Syahadat berdasarkan bahasa yaitu pemberitahuan perihal apa yang diketahui dan diyakini kebenarannya dengan pasti, Syahadat berdasarkan syari’at yaitu pengakuan, pembenaran dan keyakinan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah ‘Azza wa Jalla tiada sekutu bagi-Nya. Makara makna laa ilaaha illallah ialah keyakinan dan ratifikasi bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah kemudian berkomitmen dengannya dan mengamalkan tuntutannya. Maka beribadah hanya kepada Allah dan tidak mempersekutukan-Nya itulah makna laa ilaaha illallaah.


2. Sholat


Sholat (subuh, dhuhur, ashar, maghrib dan isya) termasuk pada peringkat kedua dari sederetan rukun islam yang harus di penuhi serta hukumnya wajib, artinya apabila jenis ibadah ini di tinggalkan maka selain keislamannya perlu di pertanyakan, dia juga akan menerima dosa yang cukup besar. Sholat yaitu sarana interaksi kita sebagai hamba dengan Allah sang Pencipta, dimana kita sanggup berdoa, bermunajat dan memohon ampun dari semua hal, dan berikut beberapa dalil yang menjelaskan perihal kewajiban sholat tersebut dalam agama islam.


الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ


Artinya: “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan sholat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka,” (QS.al Baqarah(2) : 3)


وَاَقِيْمِ الصَّلَوةَ اِنَّ الصَّلَوةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرَ


Artinya: “Kerjakanlah sholat sesungguhnya sholat itu bisa mencegah perbuatan keji dan munkar.”(QS. Al-Ankabut:45)


الصَّلاةُ عِمادُ الدِّينِ ، مَنْ أقَامَها فَقدْ أقَامَ الدِّينَ ، وَمنْ هَدمَها فَقَد هَدَمَ الدِّينَ


“Sholat Adalah Tiang Agama, barangsiapa yang menegakkannya, maka ia telah menegakkan agamanya dan barangsiapa yang merobohkannya, berarti ia telah merobohkan agamanya


3. Zakat


Zakat dalam rincian rukun islam berada di posisi ke tiga sesudah sholat yang wajib di penuhi oleh setiap umat muslim apabila sudah hingga pada ketentuan nisab hartanya dan pada final bulan ramadhan di sebut dengan zakat fitrah. Kewajiban dari zakat mempunyai posisi yang cukup tinggi dan agung yang mendatangkan kebaikan dunia dan akhirat, baik bagi si kaya maupun si miskin.


Serta zakat juga mempunyai tujuan yang penting dalam kehidupan beragama menyerupai Membuktikan Penghambaan Diri Kepada Allâh Azza wa Jalla Dengan Menjalankan Perintah-Nya, tanda syukur terhadap nikmat allah, menyucikan diri dari dosa-dosa, menghilangkan sifat sifat bakhil, membersihkan harta, membersihkan orang hati si miskin dari sifat iri kepada si kaya, menumbuhkan solidaritas dan sosial hidup, menumbuhkan perekonian islam dan yang paling penting bahwa zakat juga mempunyai makna syiar di dalamnya, bebriku beberapa dalil perihal kewajiban mengeluarkan zakat.


وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ


Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.” (al-Baqarah/2:43)


إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ


Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allâh ialah orang-orang yang beriman kepada Allâh dan hari akhir, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allâh, maka merekalah orang-orang yang dibutuhkan termasuk golongan orang-orang yang menerima petunjuk. (at-Taubah/9:18)


إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ


Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal shalih, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka menerima pahala di sisi Rabbnya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (al-Baqarah/2:277).


خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ


Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kau membersihkan dan mensucikan mereka dan doakanlah mereka. Sesungguhnya doa kau itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allâh Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (at-Taubah/9:103)


4 Puasa


Puasa wajib di bulan ramadhan yang tiba satu tahun sekali termasuk pada peringkat keempat dari rincian rukun islam yang lima, seseorang yang mengaku umat islam serta sudah sudah hingga pada umur baligh berdasarkan syariat agama maka di wajibkan untuk mengerjakan ibadah ini dan apabila di tinggalkan dengan sengaja atau tanpa ada alasannya yaitu yang telah di tentukan maka keislamannya perlu di pertanyakan serta secepat-cepatnya untuk bertaubat dan mengqadha puasa yang di tinggalkan tersebut.


Pengertian puasa sendiri yaitu menahan diri dari segala hal yang bisa membatalkan pada puasa mulai dari terbitnya fajar kedua hingga terbenamnya matahari dan menjalankan semua syarat serta rukun yang telah di tentukan dalam menjalankannya dengan niat semata-mata lantaran allah swt. Di antara makna dan pesan yang tersirat yang ada dalam puasa yaitu sebagai sarana menggapai ketakwaan, sarana mensyukuri nikmat, melatih diri dari syahwat atau hawa nafsu, melatih kesabaran, bermanfaat bagi kesehatan, menumbuhkan sifat kasih sayang dan yang paling utama yaitu sebagai bukti penghambaan kepada Allah tabaraka wa ta’ala dan peneladanan kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.


يأَيُّهَا الَّذِينَءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ


“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kau berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kau supaya kau bertakwa.” (Al-Baqoroh: 183)


مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ، وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


“Barangsiapa berpuasa Ramadhan lantaran doktrin dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa sholat di malam lailatul qodr lantaran doktrin dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu).


5. Haji


Ibadah haji termasuk pada rukun islam terakhir yang harus di penuhi, akan tetapi tidak semua umat islam di wajibkan melaksanakannya apabila syarat-syaratnya belum terpenuhi dan di antara syarat yang paling penting yaitu adanya kemampuan dari segi ekonomi untuk pergi beribadah haji, alasannya yaitu untuk pergi ke kota makah dalam sarana beribadah haji maka setidaknya harus mempunyai uang yang cukup banyak hingga puluhan juta rupiah, dan permasalahan ini tidak secara merata di miliki oleh semua umat islam , sehingga bisa di katakan bahwa ibadah haji ini termasuk rukun islam yang hanya di wajibkan kepada orang yang sudah mampu, dengan harus tetap berusaha untuk mencapainya.


Maksud dari Mampu dalam menunaikan ibadah haji artinya mempunyai kesanggupan untuk bisa hingga ke Masjidil Haram dengan cara yang benar dan legal, dan melaksanakan ibadah haji tanpa kesulitan berarti, kecuali kesulitan yang biasa ditemui dalam perjalanan. Selain itu, harta dan jiwanya harus terjamin aman, juga dengan syarat seluruh kebutuhan yang dia keluarkan untuk ibadah haji yaitu harta lebih yang tidak mengganggu kebutuhan pokok bagi anak-istrinya dan semua orang yang berada di bawah tanggungannya.


Makna Beribadah Haji


1. Ibadah haji diawalii dengan niat sambil meninggalkan pakaian biasa dan mengenakan pakaian ihram. Dalam pakaian ihram itulah sanggup di lihat secara faktual bahwa semua kita yaitu sama, tadak ada perbedaan diantara kita, apakah status sosisl, ekonomi, profesi, politik dan sebagainya, sehingga semuanya tidak ada yang paling mulia dan terhormat kecuali kemampuan taqwa kepada Allah (Inna akromakum ‘indallahi atqokum). Dengan pakaian putih juga seseorang akan mencicipi kelemahan dan keterbatasannya serta pertenggung jawaban kelak di hadapannya, lantaran pakaian putih juga menggambarkan “latihan meninggal dunia”, kenapa latihan? Karena memang tidak mati betul. Dengan latihanlah kehidupan akan menjadi matang dan sistematis.


2. Dengan pakaian ihram, maka semua larangan harus di indahkan oleh pelaku ibadah haji. Janganlah sakiti binatang, janganlah membunuh, jangan mencubit pepohonan. mengapa demikian? Karna insan berfungsi memelihara mahluk tuhan, sesama mahluk harus saling mengasihi, saling toleransi, meniadakan bentuk-bentuk terorisme dan yang paling penting umat islam yaitu rahmah bagi seluruh alam.


3. Ka’bah yang dikunjungi merupakan simbol atas nilai-nilai kemanusiaan, disana contohnya ada hijr Ismail (pangkuan Ismail), dikala Ismail dipangku oleh Hajar, seorang perempuan hitam, miskin bahkan budak, yang bahkan kuburannyapun berada di situ. Namun demikian perempuan itu peninggalannya diabadikan Tuhan untuk memberi pelajaran bahwa Allah memberi status seseorang bukan lantaran keturunan atau status sosial, tetapi lantaran kedekatannya kepada Allah dan usahanya untuk Hajr (hijrah) dari kejahatan menuju kebaikan, dari keterbelakangan menuju peradaban.


4. Orang yang bribadah haji semua akan menjalani ibadah Thawaf dan Sa’i. Thawaf dalam arti menggambarkan larut dan meleburnya insan dalam hadirat ilahi sehingga insan betul-betul bisa mengakibatkan hatinya bersama dengan Allah, kehusukan hatinya tidak diragukan lagi dan terbentuklah eksklusif yang menyayangi sesama. Sedangkan sa’i menggambarkan bahwa kiprah insan yaitu berusaha semaksimal mungkin dalam kehidupan menyerupai yang dialami hajar dan putranya Ismail dengan ditemukannya sumur zamzam.


5. Di ‘Arafah seluruh jamaah berhenti hingga terbenamnya matahari. Disanalah mereka seharusnya menemukan ma’rifat pengetahuan perihal dirinya dan perjalanan kehidupannya. berbagai makana yang bisa di ambil dari ibadah haji sehingga di jadikan sebagai salah satu rukun iman, dan pertanda bahwa ibadah haji termasuk ibadah yang agung dan mempunyai posisi sangat tinggi, berikut beberapa dalil dari perintah beribadah haji.


إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ


“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.” (QS. Ali Imran: 96)


فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ ۖ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ


Padanya terdapat gejala yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji yaitu kewajiban insan terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam (QS. Ali Imran: 97).


وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ


Dan berserulah kepada insan untuk mengerjakan haji, pasti mereka akan tiba kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang tiba dari segenap penjuru yang jauh (QS. Al-Hajj : 27)


Makna 6 Rukun Iman


1. Iman kepada Allah

2. Iman kepada malaikat Allah

3. Iman kepada kitab-kitab Allah

4. Iman kepada rasul-rasul Allah

5. Iman kepada hari akhir

6. Iman kepada qada dan qadar


الإيمان تصديق بالقلب، وإقرار باللسان، وعمل بالجوارح،


Melihat dari segi pengertian maka Iman itu mempunyai makna sebagai ratifikasi yang diucapkan dengan lisan, dibenarkan dalam hati, dan direalisasikan atau dikerjakan oleh seluruh anggota badan, dalam arti dikerjakan oleh anggota maka itu disebut amalan. Dan pokok dasar yang harus di imani oleh setiap umat muslim ada enam urutan berdasarkan hadits dan firman allah dengan rangkuman menyerupai yang tertulis di atas, adapun mengenai dalil dari keenam dari rukun doktrin tersebut menyerupai yang tercantum dalam salah satu hadits bunyinya yaitu.


أنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ وَتؤمن بالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّه ” ِ. ( رَوَاهُ مُسْلِمٌ)


Maknanya: “Iman yaitu beriman kepada Allah, para Malaikat, kitab-kitab, para Rasul, hari akhir, qadar (ketentuan Allah) yang baik dan buruk”. (H.R. Muslim)


1. Iman kepada Allah


Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal : Mengimani adanya Allah.Mengimani rububiah Allah,bahwa tidak ada yg mencipta,menguasai,dan mengatur alam semesta kecuali Allah.Mengimani uluhiah Allah,bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah Ta’ala. Mengimani semua nama dan sifat Allah (al-Asma’ul Husna) yg Allah telah memutuskan untuk diri-Nya dan yangg Nabi-Nya memutuskan untuk Allah, serta menjauhi perilaku menghilangkan makna, memalingkan makna, mempertanyakan dan menyerupakanNya.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا


Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.


وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ


Dan Tuhanmu yaitu Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.


هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ ۖ هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ

هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ ۚ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ

هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ ۖ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ ۚ يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ


Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS. Al Hasyr:22-24).


2. Iman kepada malaikat Allah


Rukun doktrin selanjutnya yaitu mengimani malaiat allah, Wajib beriman dengan adanya para malaikat, mareka yaitu hamba-hamba Allah yang mulia, bukan pria dan bukan perempuan. Mereka tidak makan, minum, tidur dan nikah. Mereka tidak bermaksiat kepada Allah dan selalu menjalankan apa yang allah perintahkan kepadanya. Allah ta’ala berfirman:


لايعصون الله ماأمرهم ويفعلون ما يؤمرون (سورة التحريم:6)


Maknanya: “Mereka (para malaikat) tidak pernah membangkang terhadap apa yang diperintahkan Allah dan mereka senantiasa melaksanakan apa yang diperintahkan” (Q.S. at Tahrim:6)


10 Malaikat Yang Wajib Di Imani Beserta Tugas-Tugasnya


1. Malaikat Jibril yang memberikan wahyu Allah kepada nabi dan rasul.

2. Malaikat Mikail yang bertugas memberi rizki / rejeki pada manusia.

3. Malaikat Israfil yang mempunyai tanggung jawab meniup terompet sangkakala di waktu hari kiamat.

4. Malaikat Izrail yang bertanggungjawab mencabut nyawa.

5. Malikat Munkar yang bertugas menanyakan dan melaksanakan investigasi pada amal perbuatan insan di alam kubur.

6. Malaikat Nakir yang bertugas menanyakan dan melaksanakan investigasi pada amal perbuatan insan di alam kubur bersama Malaikat Munkar.

7. Malaikat Raqib / Rokib yang mempunyai tanggung jawab untuk mencatat segala amal baik insan ketika hidup.

8. Malaikat Atid / Atit yang mempunyai tanggungjawab untuk mencatat segala perbuatan jelek / jahat insan ketika hidup.

9. Malaikat Malik yang mempunyai kiprah untuk menjaga pintu neraka.

10. Malaikat Ridwan yang berwenang untuk menjaga pintu nirwana / surga.


3. Iman kepada kitab-kitab Allah


Iman terhadap kitab-kitab allah yang telah di turunkan kepada rasulnya, yaitu kewajiban bagi setiap umat muslim yang beriman, mempercayai dengan yakin bahwa Allah swt telah menurunkan seluruh kitab-Nya kepada para rasul yang diutus untuk para hamba-Nya, dan meyakini bahwa dalam kitab tersebut mengandung kebenaran, cahaya, dan petunjuk bagi insan di dunia dan darul abadi sebagaimana dalam satu firman allah surat an nisa ayat 136 berbunyi:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا


Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya (An-Nisaa`: 136).


4 Kitab Yang Wajib Di Imani

1. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS

2. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS

3. Kitab Bibel diturunkan kepada Nabi Isa AS

4. Al-Qur’an di turunkan kepada nabi muhammad saw


4. Iman kepada rasul-rasul Allah


Wajib beriman dengan adanya utusan-utusan Allah, yaitu para nabi, baik nabi yang sekaligus menyandang predikat rasul maupun tidak, Rasul yaitu pria yang diperintahkan Allah untuk memberikan wahyu kepada kaumnya pada zamannya. Percaya kepada para nabi dan para rasul merupakan Rukun Iman yang keempat dalam Islam. Para Nabi boleh memberikan wahyu yang diterimanya tetapi tidak punya kewajiban atas umat tertentu atau wilayah tertentu. Sementara, kata “rasul” berasal dari kata risalah yang berarti penyampaian.


Karena itu, para rasul, sesudah lebih dulu diangkat sebagai nabi, bertugas memberikan wahyu dengan kewajiban atas suatu umat atau wilayah tertentu. Dari semua rasul, Muhammad sebagai ‘Nabi Penutup’ yang menerima gelar resmi di dalam Al-Qur’an Rasulullah yaitu satu-satunya yang kewajibannya mencakup umat dan wilayah seluruh alam semesta ‘Rahmatan lil Alamin’.


25 Nabi Dan Rasul Yang Wajib Di Imani


1. Nabi Adam as

2. Nabi Idris as

3. Nabi Nuh as

4. Nabi Hud as

5. Nabi Saleh as

6. Nabi Ibrahim as

7. Nabi Luth as

8. Nabi Ismail as

9. Nabi Ishaq as

10. Nabi Ya’qub as

11. Nabi Yusuf as

12. Nabi Ayub as

13. Nabi Zulkifli as

14. Nabi Syu’aib as

15. Nabi Musa as

16. Nabi Harun as

17. Nabi Daud as

18. Nabi Sulaiman as

19. Nabi Ilyas as

20. Nabi Ilyasa as

21. Nabi Yunus as

22. Nabi Zakaria as

23. Nabi Yahya as

24. Nabi Isa as

25. Nabi Muhammad SAW


Dalil Tentang Iman Kepada Iman kepada rasul-rasul Allah


ءَامَنَ الرَّسُولُ بِمَآأُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ ءَامَنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ


Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Rabb-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya dan rasul-rasulNya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasulNya,” dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami, ya Rabb kami. Dan kepada Engkaulah daerah kembali” (Al Baqarah:285).


يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ءَامِنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَن يَكْفُرْ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا


Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada RasulNya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya (An Nisaa’:136).


5. Iman Kepada Hari Akhir


Iman kepada hari final yaitu mempercayai dengan sepenuh hati tanpa ada keraguan bahwa Allah akan mengembalikan hamba-Nya yang sudah mati ke suatu kehidupan yang kekal, tidak ada maut setelahnya. Hari kehidupan kembali ini yaitu hari pembalasan atas segala perbuatan masing-masing insan di dunia serta mengimani semua yang terjadi di alam barzakh (di antara dunia dan akhirat) bersifat fitnah kubur (nikmat kubur atau siksa kubur) dan mengimani gejala hari kiamat, mengimani hari kebangkitan di padang mahsyar hingga berakhir di nirwana atau neraka.


وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ۚ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ


Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka tiba menghadap-Nya dengan merendahkan diri.(QS.An-Naml 87)


إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ


Sesungguhnya orang-orang mukmin , orang-orang Yahudi, orang-orang Katolik dan orang-orang Shabiin, siapa sja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari final dan bederma shalih, mereka akan mendapatkan pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati (QS.al-Baqarah:62).


6. Iman Kepada Qada Dan Qadar


Artian dalam bahasa Qada mempunyai beberapa arti menyerupai hukum, ketetapan, perintah, kehendak, pemberitahuan dan penciptaan. Menurut istilah, qada yaitu ketentuan dan ketetapan Allah SWT dari semenjak zaman azali atas segala sesuatu yang berkaitan dengan iradah atau kehendak-Nya, baik itu kebaikan dan keburukan, hidup dan mati, dan lain sebagainya.


Artian dalam bahasa Qadar yaitu kepastian, peraturan dan ukuran. Menurut istilah qadar yaitu suatu perwujudan ketetapan (qada) terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan makhluk-Nya yang telah ada semenjak zaman Azali dan pastinya sesuai dengan iradah-Nya. Disebut juga qadar yaitu takdir Allah SWT yang berlaku bagi semua makhluk hidup, baik yang telah, sedang, maupun yang akan terjadi.


Beriman kepada Qada dan Qadar yaitu menyakini dengan sepenuh hati bahwa adanya ketentuan Allah SWT yang berlaku bagi semua makhluk hidup yang ada dimuka bumi ini. Semua itu menjadi bukti kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Segala sesuatu yang ada terjadi di dunia ini telah ditetapkan oleh Allah SWT. Kita sebagai makhluk nya harus menyakini dengan sepenuh hati bahwa semua ini yaitu bukti tanda kebesaran Allah SWT.


Takdir terbagi menjadi 2 yaitu:


Takdir Mua’llaq


Takdir mua’llaq yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Sebagai pola ada seorang siswa yang bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia berguru dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi seorang insyinyur pertanian.


Takdir Mubram


Takdir mubram yaitu takdir yang terjadi pada diri insan dan tidak sanggup diushakan atau tidak sanggup di tawar-tawar oleh manusia. Contohnya ada insan yang dilahirkan dengan mata sipit, atau dilahirkan dengan kulit gelap sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan lainnya.


لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ


Bagi insan ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang sanggup menolaknya dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia (QS.Ar-rad:11).


Itulah sedikit klarifikasi mengenai rukun doktrin dan rukun islam serta dalil dan maknanya, sebenarnya pembahasan yang berkaitan dengan kedua kasus ini sangat panjang sekali, tidak hanya hingga di sini saja. Akan tetapi mustahil jikalau hanya di bahas dalam satu halaman saja, maka dari itu silahkan pelajari lebih jauh mengenai makna 6 Rukun Iman Dan 5 Rukun Islam Urutan Penjelasannya artinya yaitu apa saja pesan yang tersirat berdasarkan bahasa dan istilah arkanul ke 3, 5 makalah nama nama hadits perihal macam macam mengapa kepada nabi dan rasul allah secara berurutan oleh umat islam kita harus beriman kepada kitab allah zakat haji dan lain sebagainya.


Tata Cara Bacaan Niat Doa Sehabis Sholat Tahajud Yang Benar

Sholat Tahajud termasuk pada satu dari sekian banyaknya sholat sunnah yang mempunyai keutamaan lebih unggul serta sangat di anjurkan pelaksanaannya. Meskipun pelaksanaan atau cara melaksanakan sholat tahajud tidak jauh berbeda dengan sholat sunnah pada umumnya, tetapi untuk pelaksanaan sholat tahajud ini harus memenuhi syarat terlebih dahulu yaitu di lakukan pada waktu malam hari serta harus tidur terlebih dahulu meskipun hanya sebentar saja, selain itu jumlah rakaat dari sholat sunnah ini sanggup di lakukan dengan jumlah hingga beberapa rakaat tidak hanya 2 rakaat saja.


Mengenai pembahasan mengenai tahajud tentu tidak akan jauh berbeda dengan sholat sunnah lain yang semuanya tidak akan lepas dari pembahasan niat, tata cara atau panduan, bacaan hingga doa setelah selesai mengerjakan sholat tersebut contohnya doa sholat dhuha, dan yang terakhir pastinya membahas mengenai keutamaan atau apa hikman manfaat yang ada pada sholat sunnah tersebut, dan begitu juga dengan sholat tahajud ini di mana sudah banyak di ceritakan bahwa termasuk sholat sunnah yang di unggulkan serta mempunyai keitimewaan luar biasa.


Dalam sebuah kisah banyak di ceritakan bahwa keutamaan dari sholat tahajud sangat besar sekali bahkan dalam salah satu kitab Syekh Ahmad bin Syekh Hijazi Al-Fasyani meceritakan “Sahabat Tsabit RA bercerita bahwa bapaknya dulu termasuk orang yang berpengaruh mengamalkan tahajud di kegelapan malam. Tsabit RA menyampaikan bahwa ia dalam mimpi melihat perempuan manis yang eloknya tidak menyerupai perempuan manis lainnya”. Bahkan selain itu juga sholat tahajud ini mempunyai keistimewaan yaitu akan di berikan daerah di sisi allah swt bagi yang biasa melaksanakannya.


Memang sholat atau berdoa di waktu malam hari saat suasana suci, mempunyai keutamaan dan keitimewaan tersendiri yang mengalahkan waktu-waktu lainnya. Bahkan baginda rosul saw sendiri selalu melaksanakan sholat malam bahkan hingga telapak kakinya pecah-pecah. Hal ini menerangkan bahwa sholat malam menjadi kesunnahan yang lebih di unggulkan, serta prilaku dari baginda nabi saw tersebut patut menjadi tauladan kita sebagai umatnya apabila benar-benar dan sungguh-sungguh ingin mendapat keutamaan sebagai umat nabi saw.


Sholat Tahajud termasuk pada satu dari sekian banyaknya sholat sunnah yang mempunyai keutam Tata Cara Bacaan Niat Doa Setelah Sholat Tahajud Yang Benar


Meskipun sholat tahajud ini di kerjakan di waktu malam hari setelah tidur, namun dalam hal tata cara baik itu gerakan, bacaan hingga waktu pembacaan niatnya sama menyerupai sholat sunnah pada umumnya di awali dengan takbirotul ikhram dan di akhiri salam setiap 2 rakaat. Tidak jauh berbeda dengan dhuha yang setelah salam di tutup dengan doa sholat dhuha atau di sertai bacaan dzikir lainnya. Serta syarat-syarat sebelum tahajudpun sama yaitu harus higienis dari hadas dan dan berwudhu terlebih dahulu.


Sedang mengenai jumlah rakaat pada sholat dhuha terjadi perbedaan pendapat di kalangan empat madzhab yaitu untuk minimal atau jumlah rakaat paling sedikit cukup hanya 2 rakaat saja namun untuk batasan maksimal rakaatnya jikalau berdasarkan madzhab syafi’i dan hambali tidak ada batasan hitungannya dalam arti boleh di kerjakan berapa pun rakaatnya dengan masing-masing satu kali salam 2 rakaat. Sedangkan berdasarkan maliki 10 atau 12 rokaat dan berdasarkan hanafi yakni 8 rokaat. Dan berikut panduan bacaan niat serta doa setelah sholat tahajud secara lengkap.


Tata Cara Niat Doa Sholat tahajud


1. Niat Sholat Tahajud


اُصَلِّى سُنَّةً التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى


Ushallii sunnatan tahajjudi rak’ataini mustaqhbilal qiblati lillahi ta’ala


Artinya : Aku niat shalat sunat tahajud 2 rakaat, menghadap kiblat, sebab Allah Ta’ala


2. Takbiratul Ihram – disertai dengan niat di dalam hati

3. Berdiri sambil membaca doa iftitah

4. Membaca Alfatihah

5. Membaca salah satu surat dari al-qur’an

6. Ruku

7. Berdiri Dari RUku

8. Sujud

9. Duduk Di Antara DUa Sujud

10. Sujud lagi

11. Berdiri untuk melaksanakan rakaat kedua yang mana bacaan serta gerakannya sama menyerupai pada rakaat pertama yang kemudian di lanjut tahiyat kemudian salam, dan setelah itu di lanjut membaca doa setelah sholat tahajud atau boleh juga sebelum berdia membacakan dzikir atau amalan lainnya.


Doa Setelah Sholat Tahajud


اَللهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاءُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ


Allahumma rabbana lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fi hinna. Wa lakal hamdu anta malikus samawati wal ardhi wa man fi hinna. Wa lakal hamdu anta nurus samawati wal ardhi wa man fi hinna. Wa lakal hamdu antal haq. Wa wa‘dukal haq. Wa liqa’uka haq. Wa qauluka haq. Wal jannatu haq. Wan naru haq. Wan nabiyyuna haq. Wa Muhammadun shallallahu alaihi wasallama haq. Was sa‘atu haq. Allahumma laka aslamtu. Wa bika amantu. Wa alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khashamtu. Wa ilaika hakamtu. Fagfirli ma qaddamtu, wa ma akhkhartu, wa ma asrartu, wa ma a‘lantu, wa ma anta a‘lamu bihi minni. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illa anta. Wa la haula, wa la quwwata illa billah.


Artinya : “Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad SAW itu benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu saya berserah. Hanya kepada-Mu juga saya beriman. Kepada-Mu saya pasrah. Hanya kepada-Mu saya kembali. Karena-Mu saya rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah kemudian dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain derma Allah.”


Demikian sedikit dari pembahasan sholat tahajud dengan lengkap, mohon maaf atas segala keterbatasannya, mudah-mudahan bermanfaat. Silahkan pelajari semua hal yang berkaitan dengan panduan tata cara mengerjakan bacaan lafadz niat dzikir doa setelah sholat tahajud yang benar witir hajat keajaiban istikharah dhuha taubat latin 8 rakaat supaya tidak hanya sebatas mengetahui seputar tahajud saja tetapi memahami semua jenis sholat sunnah serta keutamaannya, supaya sanggup mnjadi pendorong pada diri untuk dawam mengerjakan sholat-sholat sunnah.


Tuesday, October 29, 2019

Niat Tata Cara Bacaan Doa Sholat Tasbih Lengkap Dan Artinya

Sholat tasbih merupakan ibadah sholat sunnah 4 rakaat yang dalam pelaksanaannya berbagai membaca kalimat tasbih “Subhaanallah wal hamdulillah wa laailaaha illa alloohu wallaahu akbar”. Setidak nya dalam melaksanakan sholat ini akan menemukan sebanyak 300 kali bacaan tasbih yang tiap rakaatnya sebanyak 75 kali. Dengan banyaknya bacaan tasbih tersebut maka sudah pasti ibadah sunak ini mempunyai keunggulan dan keutamaan serta manfaat yang lebih di unggulkan terutama dari sisi pahalanya sendiri.


Melihat dari sisi keutamaan dari sholat sunnah tasbih ini sanggup di bilang sangat luar biasa sebagai mana di antaranya terdapat pada salah satu hadits yang di muat oleh Syekh Said bin Muhammad Ba’asyin dalam Busyral Karim bi Syarhi Masa’ilit Ta’lim halaman 260-261 juz I “Rasulullah SAW mengajarkan Sayidina Abbas RA (pamannya) sembahyang tasbih. Kepadanya, Rasulullah SAW menyebutkan keutamaan besar sembahyang tasbih. Salah satunya yaitu ampunan Allah SWT, ‘Kalau saja dosamu sebanyak gundukan pasir, pasti Allah SWT akan mengampuni dosamu.’ Hadits ini hasan.


Memang keutamaan atau keajaiban dari sholat sunnah tasbih ini berbeda dengan yang lainnya misal shalat sunnah rawatib yang menjadi pengiring sholat wajib dan penyempurna kesempurnaan pahala bahkan doa qunut semisalnya. Namun pada sholat tasbih ini benar-benar luar biasa bahkan Imam Tajuddin As-Subki menyampaikan “tidak ada yang meninggalkan sholat sunnah tasbih kecuali orang yang meremehkan agama maksudnya orang yang meremehkan agama yaitu mereka yang tidak mau mendengarkan keutamaan sholat sunnah tasbih.


Sholat tasbih merupakan ibadah sholat sunnah  Niat Tata Cara Bacaan Doa Sholat Tasbih Lengkap Dan Artinya


Tidak hanya sebatas di hingga di situ saja tetapi juga hadits lain menyampaikan ‘Kalau kamu sanggup, lakukan sembahyang tasbih ini sekali sehari. Kalau tidak, lakukan sekali dalam satu jumat. Kalau tidak bisa, sembahyang tasbih lah sekali sebulan. Kalau tidak sempat, lakukan sekali setahun. Kalau tidak sanggup juga, kerjakanlah sekali dalam seumur hidupmu.’ Hadits ini memberi pejelasan kepada umat islam bahwa bahwasanya sholat sunnah ini begitu sangat penting sehingga minimal paling tidak kerjakan 1 kali saja dalam seumur hidup.


Dalam pelaksanaan tata cara dari sholat sunnah tasbih ini memang bila di lihat dari sisi gerakan tidak ada perbedaan dengan sholat pada umumnya. Tetapi dalam bacaannya agak berbeda yaitu lebih memperbanyak bacaan tasbih pada tiap gerakan serta selain jumlah rakaat dari shalat tasbih ini juga di bagi menjadi dua waktu yaitu apabila di kerjakan siang hari di lakukan dengan 4 rakaat satu kali salam sedangkan di malam hari 4 rakaat 2 kali salam, dan berikut kami sajikan tata cara selengkapnya beserta bacaan tasbihnya.


Waktu Sholat Tasbih


1. 4 Rakaat 1 Kali Salam Apabila Di Lakukan Siang Hari

2. 4 Rakaat 2 kali Salam Apabila Di Lakukan Malam Hari


Tata cara sholat Tasbih :


1. Takbiratul Ihram (bersamaan niat)


Niat shalat tasbih 2 rakaat:


أُصَلِّى سُنَّةَ التَّسْبِيْحِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى


Usholli sunnatat tasbihi rak’ataini lillahi ta’alaa


Artinya : “Aku (niat) shalat sunat tasbih 2 rakaat, sebab Allah Taala.”


Niat sholat tasbih 4 rakaat:


أُصَلِّى سُنَّةَ التَّسْبِيْحِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِلَّهِ تَعَالَى


Ushollisunnatat tasbihi Arba’a rak’aatin lillahi ta’alaa


Artinya: “Aku (niat) sholat sunat tasbih 4 rakaat, sebab Allah Taala.”


2. Membaca doa iftitah


3. membaca Surat Alfaatihah


4. membaca surat-surat dari alquran sanggup menggunakan surat permulaan surat alhadiid, surat alhasyri, surat shoff dan surat attaghoobun sebab keempat surat ini mempunyai kecocokan dengan sholat tasbih bila dihentikan menggunakan surat azzalzalah, al’aadiyaat, attakaatsur dan al-ikhlas


5. membaca


سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم


“Subhaanallah wal hamdulillah wa laailaaha illa alloohu wallaahu akbar wa laa hawla wa laa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi”


Sebanyak 15 kali (sebelum ruku)


6. Ruku dan membaca


سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم


“Subhaanallah wal hamdulillah wa laailaaha illa alloohu wallaahu akbar wa laa hawla wa laa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi”


Sebanyak 10 kali


7. I’tidal dan membaca


سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم


“Subhaanallah wal hamdulillah wa laailaaha illa alloohu wallaahu akbar wa laa hawla wa laa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi”


Sebanyak 10 kali


8. sujud dan membaca


سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم


“Subhaanallah wal hamdulillah wa laailaaha illa alloohu wallaahu akbar wa laa hawla wa laa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi”


Sebanyak 10 kali


9. Duduk diantara dua sujud dan membaca


سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم


“Subhaanallah wal hamdulillah wa laailaaha illa alloohu wallaahu akbar wa laa hawla wa laa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi”


Sebanyak 10 kali


10. Sujud yang kedua dan membaca


سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم


“Subhaanallah wal hamdulillah wa laailaaha illa alloohu wallaahu akbar wa laa hawla wa laa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi”


Sebanyak 10 kali


11. Duduk istirohah (sebelum bangkit untuk berdiri) dan membaca


سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم


“Subhaanallah wal hamdulillah wa laailaaha illa alloohu wallaahu akbar wa laa hawla wa laa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi”


Sebanyak 10 kali


12. Tasyahud dan membaca


سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم


“Subhaanallah wal hamdulillah wa laailaaha illa alloohu wallaahu akbar wa laa hawla wa laa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi”


Sebanyak 10 kali


Maka hitungan bacaan tasbih


  سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم


“Subhaanallah wal hamdulillah wa laailaaha illa alloohu wallaahu akbar wa laa hawla wa laa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi”


Dalam setiap rokaat menjadi 75 kali


Hitungan jumlah tasbih dan penempatannya menyerupai ini paling kuatnya pendapat diantara hadits riwayat Ibni mas’ud ra.


”Setelah takbiratul ihram 15 kali, sesudah membaca fatihah sebelum membaca surat 10 kali, dalam rukuk, I’tidal sujud awal dan ke dua serta duduk dianta dua sujud masing-masing 10 kali dengan tidak membaca tasbih pada duduk istirohat dan sesudah tasyahhud, kemudian sesudah berdiri membaca tasbih 15 kali begitu juga sesudah tamat membaca fatihah sebelum membaca surat 15 kali”


Setelah tamat mengerjakan sholat sunnah tasbih maka di lanjut dengan membaca doa yang bacaannya sebagai berikut


Doa Setelah Sholat Tasbih


اَللَّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ تَوْفِيْقَ اَهْلِ الهُدَى وَاَعْمَالَ اَهْلِ اليَقِيْنِ وَمُنَاصَحَةَ اَهْلِ التَّوْبَةِ وَعَزْمَ اَهْلِ الصَّبْرِ وَوَجَلَ اَهْلِ الْخَشْيَةِ وَطَلَبَ اَهْلِ الرَّغْبَةِ وَتَعَبُّدَ اَهْلِ الْوَرَعِ وَعِرْفَانَ اَهْلِ اْلعِلْمِ حَتَّى نَخَافَـكَ


اَللَّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ مَخَافَةَ تُحْجِزُنَا عَنْ مَعَاصِيْكَ حَتَّى نَعْمَلَ بِطَاعَتِـكَ سُبْحَانَ خَالِقَ النُّوْرُ.

والصَلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَي اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ والحَمْدُ للهِ رَبِّ

العَالَمِيْنَ


Allahumma inni as’aluka taufiqa ahlil huda, wa a‘mala ahlil yaqin, wa munashahata ahlit taubah, wa ‘azma ahlis shabri, wa wajala ahlil khasyyah, wa thalaba ahlir raghbah, wa ta‘abbuda ahlil wara‘i, wa ‘irfana ahlil ‘ilmi hatta akhafak.

Allahumma inni as’aluka makhafatan tahjizuni ‘an ma‘ashika hatta a‘mala bi tha‘atika ‘amalan astahiqqu bihi ridhaka wa hatta unashihaka bit taubah, khaufan minka hatta akhlusha lakan nashihata haya’an minka wa hatta atawakkala ‘alaika fil ’umûri kulliha wa hatta akuna ’uhsinuz zhanna bika, subhana khaliqin nur. washalatu wassau ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa’alaa alihi washahbihi ajma’aana walhamdu lillahi rabbil ‘alamiina.


Artinya : Ya Allah saya meminta padaMu pemberian (melakukan kebaikan) sebagaimana yang

Engkau berikan kepada orang-orang yang mendapat petunjuk, amal-amal yang dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai keyakinan tinggi, nasihat-nasihat orang yang andal bertaubat, kemauan besar lengan berkuasa yang dimiliki orang-orang yang andal bersabar, kesungguhan orang-orang yang selalu takut (padaMu), ajakan orang-orang yang selalu cinta (padaMu), beribadahnya orang-orang yang andal menjaga diri dari perkara subhat, pengetahuan orang-orang yang andal dalam ilmu (agama) sehingga akupun sanggup takut kepada Mu. Ya Allah bahwasanya saya meminta padaMu rasa takut yang menjagaku dari melaksanakan kemaksiatan padaMu, sehingga dengan taat padaMu akupun sanggup melaksanakan amal, yang dengannya sanggup kuraih ridloMu dan dengan taubat saya sanggup mengambil rasa takut kepada Engkau, dan kumurnikan padaMu nasehat sebab malu pada Engkau. Dan saya pasrahkan segala urusan padaMu sebab wujudnya prasangka baik kepadaMu. Maha Suci Allah Sang Pencipta Cahaya”.


Setrlah mengetahui bagaimana panduan secara lengkap dari sholat tasbih beserta bacaannya maka kini tinggal mengamalkan dengan sungguh-sungguh, jangan hingga ilmu yang sudah di ketahui lupa begitu saja di karenakan jarangnya di amalkan. Jika merasa kurang dengan pembahasannya maka silahkan sanggup mencari lagi pemabahasan lain pada artikel sebelumnya yang sama-sama membahas niat tata cara bacaan doa sholat tasbih lengkap dan artinya berjamaah aturan kapan dilakukan berdasarkan NU muhammadiyah berapa rakaat sesuai sunnah dan yang lainnya.


Niat Doa Buka Puasa Sunnah Bulan Syawal Dan Manfaat Keutamaan

Kesempurnaan agama islam yang banyak disebutkan dalam banyak sekali bentuk dalil baik al-qur’an atau hadits sebagai agama paling tepat yang akan membawa keselamatan kepada setiap hambanya dunia dan akhirat, memang benar adanya. Salah satunya terbukti dari adanya ritual puasa dalam beberapa waktu tertentu bahakan pada bulan syawal. Secara kebijaksanaan insan biasa, tidak sepatutnya pada bulan syawal ini di laksanakan puasa lagi, lantaran gres saja selama sebulan melaksanakan ibadah yang sama, sehingga letih dan capeknya masih terasa.


Tetapi apabila direnungi dengan hati nurani, justru adanya puasa di bulan syawal memperlihatkan pesan yang tersirat yang begitu besar untuk umat islam yaitu supaya setiap orang selalu ingat kepada allah tidak lupa akan kewajiban hidupnya di dunia ini yaitu untuk beribadah. Coba di renungi dengan baik, meskipun sudah ada kesunahan puasa selama enam hari, masih tidak sedikit umat islam yang saat tiba bulan syawal pribadi melaksanakan aktivitas-aktivitas kekufuran yang tanpa di sadari selalu di lakukan, bagaimana akhirnya kalau kesunnahan ini tidak ada.


Pengertian Puasa Syawal


Puasa syawal yaitu puasa sunnah 6 enam hari yang di laksanakan pada bulan syawal setelah berakhir bulan ramadhan, mulai dari tanggal 2 sampai final tanggal di bulan syawal yang di awali dengan niat puasa syawal. Dalam arti puasa sunnah enam hari ini boleh di lakukan secara berurutan atau sanggup juga secara berselang, asalkan di laksanakannya masih berada pada bulan syawal, tetapi yang lebih baik di lakukannya di segerakan.


Kesempurnaan agama islam yang banyak disebutkan dalam banyak sekali bentuk dalil baik al Niat Doa Buka Puasa Sunnah Bulan Syawal Dan Manfaat Keutamaan


Waktu Pelaksanaan Puasa Syawal


Tidak sedikit dari masyarakat yang mempertanyakan ihwal waktu pelaksanaan puasa syawal, berapa hari dan kapan di lakukannya?. Seperti yang dikutip pada pengertian di atas bahwa puasa syawal di laksanakan selama enam 6 hari setelah hari raya idul fitri. Artinya pelaksanaan puasa syawal ini di mulai dari tanggal 2 sampai 7 syawal kalau di lakukan secara berurutan dan yang lebih utama, namun sanggup juga pelaksanaannya di selang selagi masih dalam bulan syawal.


Keutamaan Puasa Syawal


Keutamaan dari pelaksanaan puasa syawal ini bukanlah hanya sebatas kisah saja yang berkembang dari verbal ke mulut, tetapi keutamaan dan keistimewaannya benar-benar berasal dari sumber yang seratus persen akan kebenarannya yaitu hadits nabi saw sebagai mana bunyinya


قال صلى اللَّهُ عليه وسلم من صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا من شَوَّالٍ كان كَصِيَامِ الدَّهْرِ رَوَاهُ مُسْلِمٌ ) فيه دلالة صريحة لمذهب الشافعى وأحمد وداود وموافقيهم في استحباب صوم هذه الستة وقال مالك وأبو حنيفة يكره ذلك قال مالك في الموطأ ما رأيت أحدا من اهل العلم يصومها قالوا فيكره لئلا يظن وجوبه ودليل الشافعى وموافقيه هذا الحديث الصحيح الصريح واذا ثبتت السنة لا تترك لترك بعض الناس أو أكثرهم أو كلهم لها وقولهم قد يظن وجوبها ينتقض بصوم عرفة وعاشوراء وغيرهما من الصوم المندوب قال أصحابنا والأفضل أن تصام الستة متوالية عقب يوم الفطر فان فرقها أو أخرها عن أوائل شوال إلى اواخره حصلت فضيلة المتابعة لأنه يصدق أنه أتبعه ستا من شوال قال العلماء وانما كان ذلك كصيام الدهر لان الحسنة بعشر امثالها فرمضان بعشرة أشهر والستة بشهرين وقد جاء هذا في حديث مرفوع في كتاب النسائي وقوله صلى الله عليه و سلم ( ستا من شوال ) صحيح ولو قال ستة بالهاء جاز أيضا قال أهل اللغة يقال صمنا خمسا وستا )


Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan kemudian menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) mirip ia berpuasa selama satu tahun.” (HR. Muslim).


Dalil di atas yaitu satu yang di jadikan sumber pijatan berpengaruh oleh madzhab syafi’i, Ahmad Bin Hanbal dan Abu Daud ihwal kesunahan menjalankan puasa 6 hari pada bulan syawal, sedang Abu Hanifah memakruhkan menjalankannya dengan alasan supaya tidak memberi prasangka akan wajibnya puasa tersebut.


Para pengikut kalangan madzhab Syafi’i menilai, yang lebih utama menjalaninya berurutan secara terus-menerus (mulai hari kedua syawal). Namun andaikan dilakukan dengan dipisah-pisah atau dilakukan diakhir bulan syawal pun juga masih mendapatkan keutamaan sebagaimana hadits diatas.


Ulama berkata “alasan menyamainya puasa setahun penuh menurut bahwa satu kebaikan menyamai sepuluh kebaikan, dengan demikian bulan ramadhan menyamai sepuluh bulan lain (1 bulan x 10 = 10 bulan) dan 6 hari di bulan syawal menyamai dua bulan lainnya ( 6 x 10 = 60 = 2 bulan). (Syarh nawaawi ‘ala Muslim VIII/56).


Malihat begitu tingginya pahala yang akan di sanggup dari puasa bulan syawal ini, maka sangat sayang kalau hanya enam hari di tinggalkan begitu saja. Oleh alasannya itu mari kita isi bulan syawal ini dengan meningkatkan ibadah berupa puasa sunnah, dari pada datangnya bulan syawal hanya di isi dengan sesuatu yang tidak bermanfaat dan tidak menghasilkan pa-apa. Berikut di bawah ini yaitu bacaan niatnya yang sanggup di hafal oleh kalian yang mau melaksanakan pauas di bulan syawal.


Niat Puasa Sunnah Enam Hari Bulan Syawal


نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَةِ سِتَةٍ مِنْ شَوَالٍ للَه تَعَالَي


Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati sittatin min syawwalin lillahi ta‘ala.


Artinya : Aku niat puasa sunah Syawwal di esok hari lantaran Allah SWT.


Niat Puasa Syawal Sekaligus Bayar Hutang Qadha Ganti Ramadhan


Puasa syawal sudah menjadi tradisi sunnah yang banyak di lakukan oleh kalangan umat muslim setiap bulan syawal, lantaran mirip yang di kutip di atas puasa 6 hari ini mempunyai keutamaan yang begitu besar laksana puasa setahun. Akan tetapi di antara mereka banyak yang mempertanyakan bagaimana kalau masih punya hutang puasa wajib di bulan ramadhan apakah sanggup di gabungkan antara puasa ganti dengan puasa syawal atau tidak, berikut klarifikasi di bawah ini.


ولو صام في شوال قضاء أو نذرا أو غير ذلك ، هل تحصل له السنة أو لا ؟ لم أر من ذكره ، والظاهر الحصول. لكن لا يحصل له هذا الثواب المذكور خصوصا من فاته رمضان وصام عنه شوالا ؛ لأنه لم يصدق عليه المعنى المتقدم ، ولذلك قال بعضهم : يستحب له في هذه الحالة أن يصوم ستا من ذي القعدة لأنه يستحب قضاء الصوم الراتب ا هـ


Artinya, “Kalau seseorang mengqadha puasa, berpuasa nadzar, atau berpuasa lain di bulan Syawwal, apakah menerima keutamaan sunah puasa Syawwal atau tidak? Saya tidak melihat seorang ulama beropini demikian, tetapi secara zahir, dapat. Tetapi memang ia tidak mendapatkan pahala yang dimaksud dalam hadits khususnya orang luput puasa Ramadhan dan mengqadhanya di bulan Syawwal lantaran puasanya tidak memenuhi kriteria yang dimaksud. Karena itu sebagian ulama beropini bahwa dalam kondisi mirip itu ia dianjurkan untuk berpuasa enam hari di bulan Dzul qa’dah sebagai qadha puasa Syawwal,” (Lihat Al-Khatib As-Syarbini, Mughnil Muhtaj, Beirut, Darul Marifah, cetakan pertama, 1997 M/1418 H, juz I, halaman 654).


Kalau pun ia tidak melanjutkan pembayaran utang puasa wajibnya dengan puasa sunnah Syawal, ia tetap dinilai mengamalkan sunah puasa Syawwal meski tidak mendapatkan ganjaran mirip yang disebutkan di dalam sabda Rasulullah SAW.


Adapun mereka yang tidak berpuasa Ramadhan tanpa uzur diharamkan untuk mengamalkan puasa sunah Syawwal. Mereka wajib mengqadha segera utang puasanya. Sedangkan mereka yang tidak berpuasa Ramadhan lantaran uzur tertentu, makruh mengamalkan puasa sunah Syawwal.


وَقَضِيَّةُ كَلَامِ التَّنْبِيهِ وَكَثِيرِينَ أَنَّ مَنْ لَمْ يَصُمْ رَمَضَانَ لِعُذْرٍ أَوْ سَفَرٍ أَوْ صِبًا أَوْ جُنُونٍ أَوْ كُفْرٍ لَا يُسَنُّ لَهُ صَوْمُ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ . قَالَ أَبُو زُرْعَةَ : وَلَيْسَ كَذَلِكَ : أَيْ بَلْ يُحَصِّلُ أَصْلَ سُنَّةِ الصَّوْمِ وَإِنْ لَمْ يُحَصِّلْ الثَّوَابَ الْمَذْكُورَ لِتَرَتُّبِهِ فِي الْخَبَرِ عَلَى صِيَامِ رَمَضَانَ . وَإِنْ أَفْطَرَ رَمَضَانَ تَعَدِّيًا حَرُمَ عَلَيْهِ صَوْمُهَا. وَقَضِيَّةُ قَوْلِ الْمَحَامِلِيِّ تَبَعًا لِشَيْخِهِ الْجُرْجَانِيِّ ( يُكْرَهُ لِمَنْ عَلَيْهِ قَضَاءُ رَمَضَانَ أَنْ يَتَطَوَّعَ بِالصَّوْمِ كَرَاهَةُ صَوْمِهَا لِمَنْ أَفْطَرَهُ بِعُذْرٍ


Artinya, “Masalah di Tanbih dan banyak ulama menyebutkan bahwa orang yang tidak berpuasa Ramadhan lantaran uzur, perjalanan, masih anak-anak, masih kufur, tidak dianjurkan puasa sunah enam hari di bulan Syawwal. Abu Zur‘ah berkata, tidak begitu juga. Ia tetap sanggup pahala sunah puasa Syawwal meski tidak mendapatkan pahala yang dimaksud lantaran efeknya setelah Ramadhan sebagaimana tersebut di hadits. Tetapi kalau ia sengaja tidak berpuasa di bulan Ramadhan tanpa uzur, maka haram baginya puasa sunah. Masalah yang disebutkan Al-Mahamili mengikuti pandangan gurunya, Al-Jurjani. (Orang utang puasa Ramadhan makruh berpuasa sunah, kemakruhan puasa sunah bagi mereka yang tidak berpuasa Ramadhan lantaran uzur),” (Lihat Syamsuddin Ar-Ramli, Nihayatul Muhtaj, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah, cetakan ketiga, 2003 M/1424 H, juz III, halaman 208).


Hemat kami, mereka yang mempunyai utang puasa Ramadhan baiknya mengqadha utang puasanya terlebih dahulu. Setelah itu mereka gres boleh mengamalkan puasa sunnah Syawal.


Manfaat Dan Hikmah Puasa Syawal


Puasa sunnah 6 hari pada bulan Syawal yang di laksanakan setelah Ramadhan, menjadi perhiasan serta penyempurna pahala dari puasa setahun penuh. Bahkan di ibaratkan juga Puasa Syawal dan Sya’ban bagaikan shalat sunnah rawatib, berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan, alasannya di hari Kiamat suatu hari nanti amalan-amalan fardhu akan disempurnakan (dilengkapi) dengan amalan sunnah.


Senada dengan banyak keterangan yang di riwayatkan dari Nabi saw di banyak sekali riwayat. sebenarnya puasa fardhu yang dilakukan umat islam pada umumnya mempunyai kekurangan dan ketidak sempurnaan, maka hal itu niscaya memerlukankan sesuatu supaya sanggup menutupi dan menyempurnakannya. Selain itu juga terdapat manfaat keberkahan diantaranya Membiasakan puasa setelah Ramadhan mengambarkan diterimanya puasa Ramadhan, lantaran apabila Allah Taala mendapatkan amal seorang hamba, niscaya Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya. Sebagian orang bijak mengatakan: “Pahala amal kebaikan yaitu kebaikan yang ada sesudahnya.”


Oleh alasannya itu siapa saja yang mengerjakan kebaikan kemudian di lanjutkan dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama. Demikian pula sebaliknya, kalau seseorang melaksanakan suatu kebaikan kemudian diikuti dengan yang jelek maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama, Dan di antara manfaat puasa enam hari bulan Syawal yaitu amal-amal yang dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya pada bulan Ramadhan tidak terputus dengan berlalunya bulan ampunan ini, selama ia masih hidup.


Dalam pelaksanaan puasa syawal baik itu abolisi atau syarat wajib rukun lainnya sama mirip puasa pada umumnya serta waktu di mulainya pun sama yaitu dari mulai terbitnya fajar sampai terbenam matahari. Dan niat puasa di atas di bacakan di malam hari atau sebelum tiba waktu di mulainya berpuasa. Agar lebih terang lagi silahkan anda ceri semua yang berafiliasi dengan pengertian keutamaan waktu pelaksanaan niat puasa enam hari bulan syawal syarat berapa hari yaitu habis tanggal berapa dan yang lainnya.


Bacaan Niat Doa Mandi Hari Raya Idul Fitri Dan Idul Adha

Dua hari raya yaitu idul fitri dan juga idul adha merupakan momen yang cukup istimewa bagi semua kalangan umat islam, tidak hanya alasannya yaitu pada waktu tersebut selalu di sambut dan di rayakan oleh setiap kalangan tetapi juga terdapatnya banyak amalan sunnah yang di dalamnya mempunyai pahala cukup tinggi di antaranya yaitu sholat sunnah ied. Idul fitri ini berada sehabis berakhir puasa wajib di bulan ramadhan atau tepatnya tanggal 1 syawal, sementara idul adha sendiri di lakukan pada tanggal 10 dzukhijjah bertepatan dengan pelaksanaan ibadah haji dan penyembelihan qurban.


Kegembiraan dan kebahagiaan dalam menyambut datangnya hari raya tidak hanya di buktiktikan dengan aneka macam kegiatan nyata, selain beribadah juga tidak sedikit dari masyarakat yang memberi ucapan idul fitri dan juga idul adha sebagai tanda mereka benar-benar mengagungkan kedua hari tersebut. Menyemarakkan hari raya Idul Fitri merupakan bab dari sunah, setiap orang dianjurkan untuk menyambut kedatangannya dengan penuh kebahagiaan dan kesenangan, salah satu bukti adanya kewajiban membeyar zakat biar orang miskin sanggup mencicipi kebahagiaan pada hari mulia tersebut.


Pada kedua hari raya baik idul adha atau idul fitri, terdapat kesunnahan yang lebih di anjurkan untuk di lakukan oleh setiap umat muslim baik pria atau wanita yaitu sholat ied secara berjamaah. Dalam pelaksanaan sholat hari raya leberan ini tidak jauh berbeda dengan sholat pada umumnya, namun layaknya sholat jum’at sebelum pergi untuk melaksanakan atau sebelum pergi kemesjid di anjurkan melaksanakan 3 hal, sebagaimana di sebutkan oleh Imam An-Nawawi dalam Al-Majemu‘ Syarhul Muhadzdzab. Pertama makan dulu, ke dua mandi, ketiga memotong kuku.


Dua hari raya yaitu idul fitri dan juga idul adha merupakan momen yang cukup istimewa bagi Bacaan Niat Doa Mandi Hari Raya Idul Fitri Dan Idul Adha


Ketiga kesunahan yang di sebutkan di atas mempunyai pesan tersirat dan tujuannya masing-masing, salah satunya biar memberi kenyaman dan ketenteraman dalam ibadah. Apalagi pada hari ied, secara umum dikuasai umat Islam berbondong-bondang ke masjid untuk beribadah, sehingga ketenangan dan kenyamanan harus benar-benar di ciptakan termasuk tubuh harus segar. Di antara salah satu yang akan di bahas pada halaman ini yaitu mengenai mandi hari raya sebelum sholat ied bagai mana tata cara dan juga niatnya.


Tata Cara Bacaan Doa Niat Mandi Sunnah Keramas Hari Raya Idul Fitri Dan Idul Adha



سَأَلَ رَجُلٌ عَلِيًّا رَضِيَ اللهُ عَنْهَ عَنِ الغُسْلِ قَالَ اِغْتَسِلْ كُلًّ يَوْمٍ إِنْ شِئْتَ فَقَالَ لاَ الغُسْل الَّذِي هُوَ الغُسْلُ قَالَ يَوْمَ الجُمُعَةِ وَيَوْمَ عَرَفَةَ وَيَوْمَ النَّحْرِ وَيَوْمَ الفِطْرِ


Seseorang pernah bertanya pada ‘Ali radhiyallahu ‘anhu mengenai mandi. ‘Ali menjawab, “Mandilah setiap hari jikalau kau mau.” Orang tadi berkata, “Bukan. Maksudku, manakah mandi yang dianjurkan?” ‘Ali menjawab, “Mandi pada hari Jum’at, hari ‘Arofah, hari Idul Adha dan Idul Fitri.”


Sementara mengenai tata cara panduan dari mandi sunnah hari raya lebaran ini di lakukan sebelum pergi sholat ied, sementara cara pelaksanaannya sama dengan mandi pada umumnya yaitu seluruh tubuh dari atas hingga bawah, kanan hingga kiri di guyur dengan air hingga higienis sebagai mana melaksanakan mandi biasa. Akan tetapi dalam mandi sunnah ini di anjurkan membacakan niat, yang mana untuk bacaan niatnya yaitu.


Niat Mandi Sunnah Untuk Hari Raya Idul Fitri



نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِيَوْمِ عِيْدِ الْفِطْرِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى


Nawaitul Ghusla Liyaumi ‘iiedil Fithri Sunnatan Lillaahi Ta’alaa.


Artinya : Sengaja saya mandi pada hari Raya Idul Fitri Sunnah alasannya yaitu Allah Ta’ala


Niat Mandi Sunnah Untuk Hari Raya Idul Adha



نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِيَوْمِ عِيْدِ اْلاَضْحَى سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى


Nawaitul Ghusla Liyaumi ‘iiedil Adhaa Sunnatan Lillaahi Ta’alaa


Artinya : Sengaja saya mandi pada hari Raya Idul Adha Sunnah alasannya yaitu Allah Ta’ala


Untuk pembahasan mengenai niat mandi idul fitri yang mencakup tata caranya, di rasa sudah lebih dari cukup hingga di sini. Tetapi apabila memang para pembaca masih merasa belum puas, maka sanggup mencari lagi pembahasan sama yang masih ada kaitannya dengan bacaan niat doa mandi hari raya idul fitri dan idul adha untuk anak arab latin dan artinya. Semoga apa yang tersaji pada halaman ini sanggup menjadi pengetahuan yang bermanfaat untuk nanti sanggup di amalkan pada waktunya.


Kumpulan Khutbah Makna Hikmah Idul Fitri 2019 1440 H Terbaik

Setiap umat muslim akan mempunyai perasaan bahagian dan bangga jikalau sudah bertemu dangan hari raya idul fitri, kegembiraan mereka bukan saja karena bisa menggunakan baju gres atau berkumpul dengan keluarga, namun mereka sangat senang karena lulus melewati bulan istimewa yaitu ramadhan. Menahan rasa lapar dan haus kemudian berzakat fitrah dengan membaca niat doa zakat fitrah serta menahan hawa nafsu selama sebulan penuh.


Dalam hari raya idul fitri ini terdapat amalan sunnah yang sangat di anjurkan untuk di kerjakan oleh umat islam yaitu berupa sholat sunnah yang di sebut dengan sholat ied idul fitri. Sholat ini sama dengan pelaksanaan pada hari raya idul adha, tetapi berbeda dengan sholat pada umumnya yaitu terdapatnya khutbah pada simpulan sholat, serta khutbah ini menjadi rukun pada kedua sholat hari raya baik idul fitri atau idul adha.


Setiap umat muslim akan mempunyai perasaan bahagian dan bangga jikalau sudah bertemu dangan h Kumpulan Khutbah Makna Hikmah Idul Fitri 2019 1440 H Terbaik


Yang akan menjadi pembahasan utama pada kesempatan kali ini yaitu mengenai khutbah idul fitri, karena rasanya sangat penting untuk di bahas. Meskipun pada kenyataannya para ustadz sudah sangat jago ihwal ini, tetapi tidak sedikit juga di luar sana masih ada yang mencari dan membutuhkan teladan bahan kumpulan khutbah idul fitri yang mempunyai pembahasan terbaik yang bisa menciptakan orang menangis, meski pada kenyataannya hal ini bukan tujuan pokok dalam khutbah.


Namun setidaknya apabila dalam khutbah mempunyai panduan pembahasan, dan bahasa-bahasa yang menarik serta gampang di mengerti oleh para jamaah,. Biasanya khutbah ibarat ini bisa lebih gampang di teripa oleh setiap orang yang mendengarnya serta jamaah pun akan lebih khusu mendengarnya. Nah untuk salah satu dari teladan khutbah idul fitri bisa kalian simak pribadi di bawah ini.



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ



الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر

الله أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُللهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً.

الحَمْدُللهِ حَمْدًا كَثِيرًا كَمَا أَمَرَ نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلىَ

الَّذِى جَعَلَ مُحَمَّدً اِمَامًا لَّنَا وَلِسَائِرِ البَشَر. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ

الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

المَبْعُوْثُ لِلنَّاسِ لِيَنْفِذَهُمْ مِنْ كَيْدِ الشَّيْطَانِ وَيُنَجِّيهِمْ مِنْ عَذَابِ

النَّارِ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ الأَطْهَارِ

وَأَصْحَابِهِ الأَخْيَارِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَة.

أَمَّا بَعْدُ: أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى

فِى القُرْآنِ الكَرِيْمِ وَهُوَ أَصْدَقُ القَائِلِيْنَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ

الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ الله الرَّحْمنِ الرَّحِيْم: {يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ

ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ

لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ}



الله اَكْبَرُ وَاللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ


Ma’asiral muslimin Rahimakumullah


Puji Syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, karena Pada hari yang mulia ini, kita masih diberikan nikmat kesehatan dan keimanan oleh Allah. Nikmat yang besar dan banyak yang kita rasakan ini merupakan bukti bahwa Allah tiada pernah melupakan kita sebagai makhluk ciptaanNya. Udara yang kita hirup, darah yang mengalir di dalam badan kita, bahkan Jantung yang selalu berdenyut yang kita sendiri tak bisa menghitung berapa banyak jumlah denyut jantung tersebut, Semuanya itu tidak luput dari perhatian dan kasih sayang Allah SWT.


“Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan komplemen sebanyak itu (pula)”


Sedangkan kiprah kita sebagai makhlukNya ialah dengan tidak lupa mengucapkan rasa syukur dan berubudiyah kepada Allah sebagai tanda bahwa kita yaitu makhluk yang lemah dan sangat menyadari betapa butuhnya kita akan perhatian dan kasih sayang Allah. Dan ingatlah, tatkala Tuhanmu memaklumkan “Sesungguhnya jikalau kau bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jikalau kau mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.


Sholawat beserta Salam tidak bosan-bosannya kita bermohon kepada Allah biar disampaikan kepada Junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan Sahabat-sahabat beliau. Karena berkat usaha yang gigih dan penuh sabar yang telah dia lakukan, telah berhasil membawa umat insan dari zaman Jahiliyah kepada zaman Ilmiyah, dari zaman yang

biadab ke zaman yang beradab Akhrajannasa mina Zulumati Ila Nur.



الله اَكْبَرُ وَاللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ


Ma’asiral muslimin Rahimakumullah


Hari ini kalimat takbir dari lisan umat Islam bergema di mana-mana. Hal ini dilakukan sebagai ungkapan syukur yang bercampur gembira, karena mereka telah ber-idul fitri atau kembali kepada kesucian (fitrah).


Kalimat di atas terdiri dari dua kata, yaitu kata id yang berarti kembali atau hari raya, dan kata fitr yang berarti kesucian. Dengan demikian, Idul Fitri sanggup diartikan dengan hari perayaan umat Islam atas keberhasilannya kembali pada kesucian diri layaknya ibarat bayi yang gres dilahirkan.


Orang yang berhasil melaksanakan puasa sebulan penuh dengan penuh keimanan dan keikhlasan pada Allah Swt. dianggap sebagai orang yang kembali suci. Untuk memperlihatkan rasa syukur kepada Allah Swt., umat Islam dianjurkan untuk menutup ibadah Ramadhan dengan melaksanakan shalat sunat dua rakaat yang disebut dengan shalat hari raya Idul Fitri.


Adapun landasan aturan pelaksanaan shalat Idul Fitri tersebut yaitu sebuah riwayat dari Anas ibn Malik yang menyampaikan bahwa dikala Rasulullah Saw. pertama kali hijrah ke Madinah, penduduk Madinah mempunyai dua hari khusus yang merupakan hari raya bagi mereka. Lalu Rasulullah Saw. bertanya: “Kedua hari ini hari apa?” Penduduk Madinah menjawab: “Pada dua hari ini kami mengadakan perayaan, bergembira dan bermain-main semenjak zaman Jahiliyah”. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah Swt. telah mengganti kedua harimu ini dengan dua hari yang lebih baik, yaitu Idul Adha dan Idul Fitri” (H.R. Bukhari, Muslim dan Ahmad ibn Hanbal).


Dalam riwayat ibnu Abbas disebutkan bahwa ia bersama-sama Rasulullah Saw., Abu Bakr dan Umar ibn al-Khattab memulai shalat Idul Fitri. Shalat ini diadakan sebelum khutbah, tanpa azan dan iqamah (H.R. Bukhari dan Muslim).


Namun di sisi lain perasaan haru dan duka juga dialami oleh umat Islam, karena bulan Ramadhan yang amat mulia telah berlalu. Kemuliaan Ramadhan sanggup dilihat dari banyaknya julukan lain dari bulan ke-9 tersebut selain julukan Ramadhan. Bulan ini dijuluki juga dengan Syahr al-Qur’an (bulan al-Qur’an), Syahr al-Shiyam (bulan puasa), Syahr an-Najah (bulan keselamatan), Syahr al-Juud (bulan kemurahan), Syahr al-Tilawah (bulan membaca), Syahr al-Shabr (bulan kesabaran), Syahr al-Rahmah (bulan curahan kasih sayang dari Allah).


Ramadhan menjadi bulan yang mulia, karena banyaknya kitab suci dan shuhuf diturunkan pada bulan tersebut. Shuhuf Ibrahim, diturunkan Allah SWT. pada malam pertama Ramadhan; Kitab Taurat, diturunkan Allah SWT. pada malam keenam Ramadhan; Kitab Zabur, diturunkan Allah SWT. pada malam ke-12 Ramadhan, Kitab Injil, diturunkan Allah SWT. pada malam ke- 18 Ramadhan, dan Kitab al-Qur’an, diturunkan Allah SWT. pada malam ke- 17 Ramadhan.


Ramadhan semakin terbukti kemuliaannya bila dilihat peristiwa- insiden penting yang mengukir lembaran sejarah Islam yang terjadi pada bulan Ramadhan. Peristiwa-peristiwa itu antara lain: 1). Kemenangan Rasul dan pasukannya dalam perang Badr, terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke-2 H; 2). Persiapan perang Uhud dilakukan pada bulan Ramadhan tahun ke-3 H; 3). Persiapan perang Khandak dilakukan pada bulan Ramadhan tahun ke-5 H; 4). Pembebasan kota Mekah terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke-8 H; 5). Kemenangan umat Islam dalam perang Tabuk terjadi pada bulan Ramadhan

tahun ke-9 H; 6).


Pengiriman pasukan khusu yang dipimpin oleh Ali bin Abi Thalib ke Yaman terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke-9 H. Setahun kemudian penduduk Yaman berbondong-bondong masuk Islam; 7). Penaklukan Afrika oleh pasukan Islam yang dipimpin oleh Uthbah ibn Nafi’, terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke-53 H; 8). Islam menjajakkan kaki ke Eropa di bawah pimpinan panglima Thariq bin Ziyad, terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke- 91 H; dan 9). Indonesia merdeka terjadi juga pada bulan Ramadhan.


Kemuliaan Ramadhan semakin jelas, bila ilihat dari khutbah Nabi SAW.: “Wahai manusia! Sesungguhnya kau dianugerahi bulan yang besar lagi penuh berkah, yaitu bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan (lailatul Qadr); bulan yang diwajibkan di dalamnya berpuasa; shalat malam di malam harinya dipandang sebagai ibadah sunat.


Siapa saja yang mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan satu perbuatan sunat di dalamnya, pahalanya sama dengan melaksanakan satu perbuatan fardhu di bulan lain. Siapa saja yang menunaikan satu perbuatan fardhu di dalamnya, pahalanya sama dengan orang yang mengerjakan 70 fardhu di bulan lain. Ramadhan yaitu bulan sabar, dan pahala untuk sabar yaitu surga.


Ramadhan yaitu bulan untuk menawarkan pertolongan dan bulan dikala Allah menambah rezki bagi mereka yang beriman. Siapa saja yang menawarkan masakan kepada orang yang berbuka, maka dosa-dosanya akan diampuni dan dia menerima pahala ibarat orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun”. Para sobat bertanya: “Wahai Rasulullah! Bagaimana dengan kami yang tidak mempunyai masakan untuk diberikan kepada orang yang berpuasa?” Rasulullah bersabda: “Allah menawarkan pahala kepada orang yang menawarkan sebutir kurma, seteguk air atau sedikit susu di bulan yang awalnya penuh rahmat, pertengahannya penuh keampunan, dan kesudahannya terbebas dari api neraka. Siapa saja yang meringankan beban seorang hamba, pasti Allah akan mengampuni dosanya dan dimerdekakannya dari api neraka.


Karena itu, perbanyaklah yang empat di bulan Ramadhan; dua kasus untuk menyenangkan Allah dan dua lagi kau yang membutuhkannya. Dua kasus yang kau lakukan untuk menyenangkan Allah ialah mengakui dengan bantu-membantu bahwa tiada Tuhan selain Allah dan memohon ampun kepada-Nya. Dua kasus lagi yang sangat kau butuhkan yaitu memohon nirwana dan berlindung dari api neraka. Siapa saja yang memberi minum kepada orang yang berpuasa, pasti Allah akan memberinya minum yang jikalau diminum seteguk saja maka ia tidak akan merasa haus untuk selama-lamanya”.


Dari khutbah Rasul di atas tergambar terperinci oleh kita betapa mulianya bulan Ramadhan, yang tidak akan pernah dijumpai pada bulan-bulan lain. Sehingga masuk akal bila Nabi SAW selalu duka dan menangis dikala akan berakhirnya bulan Ramadhan. Atas dasar ini pulalah, masuk akal bila Nabi SAW menyampaikan bahwa andaikan umatku tahu betapa besarnya keutamaan Ramadhan, pastilah mereka meminta supaya semua bulan dalam satu tahun itu dijadikan Ramadhan.



الله اَكْبَرُ وَاللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ


Ma’asiral muslimin Rahimakumullah


Bulan Ramadhan yaitu bulan bersedekah dan beribadah. Semua umat Islam berlomba-lomba untuk beramal. Namun bukan berarti, dengan berakhirnya Ramadhan berakhir pula kita beramal. Seharusnya kita sanggup mempertahankan ibadah-ibadah yang telah kita lakukan selama satu bulan tersebut. Ibadah-ibadah yang harus kita pertahankan dan lestarikan tersebut

adalah:


Pertama, Puasa. Bila pada bulan Ramadhan, puasa yaitu suatu kewajiban yang harus dilakukan selama satu bulan penuh, maka di luar Ramadhan disunatkan kepada kita melaksanakan puasa pada hari-hari tertent, ibarat puasa enam hari di bulan syawal, puasa senin dan kamis, puasa pertengahan bulan (13, 14, dan 15), dll.


Puasa merupakan ibdah yang mempunyai banyak manfaat. Selain untuk kesehatan, dia juga sanggup dijadikan sebagai sarana untuk mengendalikan nafsu. Manfaat besar dari puasa, juga akan sanggup dilihat dari obrolan yang terjadi antara Abu Umamah dengan Nabi SAW. Abu Umamah bertanya kepada Nabi SAW.: “Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku amal apa yang sanggup menjamin diriku memperoleh kebahagiaan dunia dan darul abadi dan masuk nirwana kelak? Rasul menjawab: Puasa! Abu Umamah bertanya dengan pertanyaan yang serupa, tetapi tetap saja tanggapan Rasul sama, yaitu puasa.


Puasa yang dimaksud oleh Nabi SAW tersebut tentunya buka sekedar menahan lapar dan dahaga, tetapi lebih dari itu, puasa yang dilakukan dengan keimanan dan penuh perhitungan. Bila hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, inilah puasa yang disinyalir oleh Nabi dalam hadisnya:



كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ اِلاَّ الجُوْعُ وَالعَطَش


Mereka yang benar-benar puasa akan senantiasa mempuasakan totalitas dirinya, tidak saja dari makan, minum dan syahwat; tetapi juga mempuasakannya dari segala yang membatalkan pahala puasa. Adapun yang membatalkan pahala tersebut –sebagaimana yang disebutkan Nabi SAW-adalah berdusta atau berkata bohong, memfitnah, bersumpah palsu, membicarakan orang lain, dan melepaskan pandangan kepada sesuatu yang diharamkan Allah. Puasa ibarat inilah yang sanggup menghapuskan dosa-dosa masa silam, sebagaimana yang disebutkan Nabi:



عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ

صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

(رواه الجماعة)


Berakhirnya bulan Ramadhan bukan berarti berakhir pula ibadah puasa kita. Puasa tetap sanggup dilakukan pada waktu-waktu tertentu, yang biasa disebut dengan puasa sunat. Puasa-puasa ini tidak kalah pentingnya dan

banyak pula manfaatnya.


Kedua, Shalat berjamaah. Pada bulan Ramadhan, semua umat Islam berupaya melaksanakan shalat secara berjamaah, terlebih lagi terhadap shalat sunat tarawih dan witir. Sehingga seluruh masjid dan mushallah penuh sesak dengan jamaah. Dengan berakhirnya bulan Ramadhan, hendaknya jangan hingga masjid dan mushalallah menjadi sunyi dari shalat berjamaah.


Bila kita lakukan analisa, banyaknya orang tidak mau shalat berjamaah ke masjid, karena menganggap sepele shalat berjamaah yang humnya sunat tersebut. Padahal bila kita rujuk kehidupan Nabi dan para sobat dahulu, mereka tidak pernah sengaja meninggalkan shalat berjamaah. Kalaupun shalat berjamaan tinggal, itu karena ketidak sengajaan. Meskipun tidak sengaja meninggalkannya, tetapi banyak para sobat justru menawarkan hukuman pada dirinya atas kelalaian yang menjadikan tertinggalnya shalat berjamaah.


Umar bin Khattab, misalnya, di sutau siang dia sedang asyik bekerja di kebunnya yang terletak di kota madinah. Seusai bekerja, dia duduk beristirahat di bawah sepokok pohon hingga kesudahannya tertidur. Ketika terbangun, dia terkejut karena waktu ashar telah masuk. Dia pun berlari ke masjid Nabi untuk mengejar shalat berjamaah, tetapi sesampai di masjid dia menemukan Nabi dan sobat yang lain gres saja selesai melaksanakan shalat berjamaah


Tertinggalnya shalat ashar berjamaah tersebut dianggap Umar sebagai keteledoran besar, sehingga dia pun menawarkan hukuman dengan cara menawarkan kebunnya yang rindang tersebut untuk dipergunakan sebagai modal usaha umat Islam. Padahal kebunnya tersebut bernilai 600.000

dinar (sekitar Rp. 45.000.000.000,- ).


Ketiga, Zakat dan shadaqah. Ibadah sosial ini banyak dilakukan oleh umat Islam di bulan Ramadhan. Ibadah ini sanggup menjadikan insan memeliki sifat kepedulian sosial (dermawan). Meskipun harta diperoleh melalui jerih payah kita, tetapi di dalam harta tersebut terdapat hak orang lain, ibarat hak fakir-miskin, hak masjid, hak anak yatim, dan lain-lain. Ini sejalan dengan firman Allah SWT.:



وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ


“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang

meminta dan orang miskin yang tidak menerima bahagian” (Q.S. adz-

Dzariyat (51): 19)


Zakat merupakan ibadah yang sangat banyak dibicarakan Allah dalam al-Qur’an. Paling tidak ada 82 kali pengulangan pembicaraan zakat di dalam al-Qur’an. Jumlah ini jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan pembicaraan ihwal puasa –yang hanya sekitar 13 kali- dan haji –yang hanya terulang sebanyak 10 kali. Bahkan perintah zakat seringkali digandengkan dengan perintah mendirikan shalat di dalam al-Qur’an. Paling tidak penggandengan tersebut ditemukan sebanyak 26 kali. Hal ini menunjukkan


bahwa zakat tidak kalah pentingnya dengan shalat. Bila shalat yaitu lambang keharmonisan huibungan vertikal dengan Allah SWT, maka zakat merupakan lambang keharmonisan kekerabatan horizontal sesama manusia. Oleh karena itu, tidak sanggup disalahkan, bila ada ulama yang menyampaikan bahwa kalau shalat dilakukan sementara zakat tidak dibayarkan, maka keimanan orang tersebut masih dipertanyakan.


Abu Bakar ash-Shiddiq, yang melihat antara shalat dan zakat tidak sanggup dipisahkan, sehingga dia memerangi orang yang tidak mau membayar zakat. Sikap ini sesuai dengan hadis Nabi SAW.



عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أُمِرْتُ

أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا

رَسُولُ اللَّهِ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ

عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّ الْإِسْلَامِ وَحِسَابُهُمْ

عَلَى اللَّهِ (رواه البخارى والمسلم)


Atas dasar itulah zakat dihentikan dipandang remeh. Bila zakat ini telah dibayarkan oleh seluruh umat Islam, ditambah lagi kesadaran yang tinggi untuk bersedekah, berinfak dan berwakaf, insyaallah segala dilema sosial ekonomi umat sanggup diatasi dengan baik.



الله اَكْبَرُ وَاللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ


Ma’asiral muslimin Rahimakumullah


Bulan syawal yaitu bulan peningkatan. Oleh karena itu, di samping melestarikan nilai-nilai Ramadhan, kita berupaya melaksanakan peningkatan dalam bidang amal. Untuk sanggup melakukanpeningkatanamal tersebut, sanggup diupayakan melalui enam cara, yaitu:


Pertama, musyaratah (komitmen dan tekat yang bulat. Artinya, mengawali bulan Syawal (bulan peningkatan) ini hendaknya kita mempunyai janji dan tekat yang lingkaran bahwa kita betul-betul akan berupaya meningkatkan amal.


Kedua, muraqabah, yaitu memantau diri kita atau mencicipi bahwa Allah memantau diri kita. Jika perilaku ini dimiliki, tentu kita tidak akan main-main dalam pelaksanaan tekad tersebut. Sebab, Allah akan senantiuasa melihat keseriusan tekad kita.


Ketiga, muhasabah, yaitu melaksanakan introspeksi sejauh mana pelaksanaan tekad yang diikrarkan tersebut. Apakah terealisasi dengan baik, atau terealisasi tetapi dipenuhi dengan kelalaian, atau tidak terealisasi sama sekali.


Keempat, mu’aqabah, yaitu menawarkan hukuman yang bernilai jera terhadap kelalaian dalam pelaksanaan tekad. Sebab, bila kelalaian tersebut tidak diberikan sanksi, dikhawatirkan kelalaian serupa akan terulang kembali.


Kelima, mujahadah, yaitu mengerahkan segenap kemampuan yang ada pada diri untuk memperbaiki kelalaian dari pelaksanaan tekad yang pernah terjadi. Bila seluruh kemampuan telah dikerahkan untuk melaksanakan tekad dalam peningkatan amal tersebut, insyaallah peningkatan amal itu sanggup terwujud.


Keenam, taubikh wa mu’atabah, yaitu senantiasa mengkritik diri. Sebab dengan cara inilah kita menyadari bahwa amal-amal kita penuh dengan kekurangan sehingga ke depan kita akan berupaya meningkatkannya.


Demikianlah khutbah Idul Fitri kita hari ini, semoga sanggup kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selamat merayakan Idul Fitri mohon maaf lahir dan batin.



باَرَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ وَنَفَعَنِيْ وَاِياَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ

الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ


Khutbah Ke 2



الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر

الحَمْدُللهِ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَه وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَحَزَمَ

الأَحْزَابَ وَحْدَه. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ

وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنبَِيَّ بَعْدَه. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ

وَباَرِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ فَيَا

عِباَدَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. إِنَّ اللهَ

وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِي يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ

وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا

صَلَّيْتَ عَلىَ اِبْرَاهِيْم وَعَلىَ آلِ اِبْرَاهِيْم وَباَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ

وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا باَرَكْتَ عَلىَ اِبْرَاهِيْم فِى اْلعاَلَمِيْنَ اِنَّكَ

حَمِيْدٌ مَجِيْد.اللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدِيْنَ وَارْحَمْهُمْ كَمَارَبَّوْنَا

صِغَارًا وَلِجَمِيْعِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَات وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِناَتِ

اْلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْواَتِ بِرَحْمَتِكَ ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

. اَللّهُمَّ آرِناَ الْحَقَّ حَقاًّ وَارْزُقْناَ اتِّباَعَهُ وَآرِناَ اْلباَطِلَ باَطِلاً

وَارْزُقْناَ اجْتِناَبَهُ.

اللَّهُمَّ افْتَحْ عَلَيْنَا اَبْوَابَ الخَيْرِ وَاَبْوَابَ البَرَاكَةِ وَاَبْوَابَ النِّعْمَةِ

وَاَبْوَابَ السَّلاَمَةِ وَاَبْوَابَ الصِّحَّةِ وَاَبْوَابَ الجَنَّةِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا

أَنْفُسَنَا وَإِنْ لمَ ْتَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ. رَبَّناَ

آتِناَ فِىالدُّنْياَ حَسَنَةِ وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةِ وَقِناَ عَذاَبَ الناَّر.

وَصَلَّى اللهُ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ

وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.


Bagi kalian yang sedang membutuhkan teladan teks khutbah idul fitri bisa menggunakan yang terdapat di atas, silahkan untuk di salin ulang biar bisa lebih gampang di baca dan bisa lancar di pakai pada waktunya. Jika belum puas dengan pembahasan ini maka bisa cari lagi semua yang mesih berkaitan dengan kumpulan khutbah makna pesan yang tersirat idul fitri 2019 1440 H terbaik yang menciptakan jamaah menangis duka menyentuh hati dan lain sebagainya.