Saturday, October 26, 2019

Kewajiban Qadha' Puasa Dan Membayar Fidyah Bagi Yang Meninggalkan Puasa Ramadhan

Kewajiban Qadha' puasa dan membayar fidyah-kewajiban umat islam untuk berpuasa dibulan suci ramadhan ialah mutlak. Barangsiapa yang tak mengerjakannya maka wajib menggantinya dengan berpuasa dihari selain bulan ramadhan atau dengan cara membayar fidyah. Siapakah yang harus mengganti puasa dan membayar fidyah itu ? Kali ini Santrionline akan membahasnya dengan tuntas !semoga bermanfaat.

kewajiban umat islam untuk berpuasa dibulan suci ramadhan ialah mutlak Kewajiban Qadha' puasa dan membayar fidyah bagi yang meninggalkan puasa Ramadhan

Siapa saja yang diwajibkan Qadha' Puasa ?

Banyak diantara kita yang belum memahami perihal Qadha' (membayar hutang puasa), padahal qadha' atau nyaur hutang ini wajib hukumnya.

Qadha' ialah mengerjakan suatu ibadah yang mempunyai batasan waktu diluar waktunya. yang berkewajiban untuk mengganti puasa ialah orang yang sakit sehingga memberatkannya untuk berpuasa, orang yang sedang dalam perjalanan jauh sehingga memberatkannya untuk berpuasa, perempuan yang sedang haid dan nifas, serta Ibu hamil dan menyusui yang memberatkannya untuk berpuasa.

Sebagaimana difirmankan Allah subhanahu wata'ala :

وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ

Artinya : “Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al Baqarah: 185)

dalil kewajiban perempuan haid dan nifas untuk mengganti puasa ialah hadits dari 'Aisyah, ia menyampaikan :

كَانَ يُصِيبُنَا ذَلِكَ فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلاَ نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ

Artinya : "Kami dulu mengalami haidh. Kami diperintarkan untuk mengqodho puasa dan kami tidak diperintahkan untuk mengqodho’ shalat"

Bagaimana cara melaksanakan Qadha' puasa ?

Qadha' Ramadhan ini sanggup ditunda, Artinya tidak diharuskan seusai bulan ramadhan kemudian melaksanakan qadha' dibulan syawal melainkan sanggup dilakukan dibulan lainnya. Batasan membayar hutang puasa ialah hingga datangnya bulan sya'ban atau sebelum masuk bulan Ramadhan selanjutnya.

Akan tetapi, dianjurkan untuk menyegerakan melaksanakan qadha' ini. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala :

أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ

Artinya : "Mereka itu bersegera untuk menerima kebaikan-kebaikan dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (QS. Al Mu’minun: 61)

Mengqadha' puasa tidak diharuskan dibayar secara berurutan, akan tetapi diwajibkan mengganti sesuai dengan hari yang telah ditinggalkannya. Sebagaimana firman Allah swt didalam surah Al-Baqarah:185.

فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ

Artinya : "Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al Baqarah: 185). Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, “Tidak mengapa bila (dalam mengqadha’ puasa) tidak berurutan”.

Seperti yang dikatakan diawalkata, qadha' puasa wajib hukumnya bagi yang meninggalkan puasa dibulan ramadhan, Bahkan bagi mereka yang mempunyai hutang puasa dan belum mengqadha' hingga ia meninggal maka, jago warisnya yang membayarnya.

Dalilnya ialah dari'Aisyah

مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامٌ صَامَ عَنْهُ وَلِيُّهُ

Artinya :

"Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih mempunyai kewajiban puasa, maka jago warisnya yang nanti akan mempuasakannya. ”[6] Yang dimaksud “waliyyuhu” ialah kerabat, berdasarkan Imam Nawawi[7]. Ulama lain beropini bahwa yang dimaksud ialah jago waris[8].Namun aturan membayar puasa di sini bagi jago waris tidak hingga wajib, hanya disunnahkan.[9]

Orang yang dibayarkan puasanya disini yang dimaksud ialah orang yang semasa hidupnya mempunyai kemampuan untuk membayarnya akan tetapi ia tidak membayarnya.

Siapakah yang membayar fidyah ?

Seseorang yang berkewajiban untuk membayar fidyah ialah orang sudah sangat renta yang tak mempunyai kemampuan lagi untuk melaksanakan puasa, serta orang sakit yang tak kunjung sembuh. Sebagaimana firman Allah swt. yang berbunyi :

وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ

Artinya :

“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin” (QS. Al Baqarah: 184).

Ibnu ‘Abbas mengatakan, “(Yang dimaksud dalam ayat tersebut) ialah untuk orang yang sudah sangat renta dan nenek tua, yang tidak bisa menjalankannya, maka hendaklah mereka memberi makan setiap hari kepada orang miskin”.

Pembayaran fidyah harus dibayarkan dengan masakan sesuai dengan firman Allah diatas, untuk satu hari meninggalkan puasa maka, memberi makan satu orang miskin. Waktu pembayaran fidyah sanggup dilakukan setiap kali tidak puasa,atau diakhirkan dihari terakhir ramadhan kemudian tunaikan semuanya.

Demikianlah klarifikasi mengenai qadha' puasa dan pembayaran fidyah, biar bermanfaat untuk kita semua dan sanggup kita amalkan. Aamiin ....





EmoticonEmoticon