Tuesday, October 29, 2019

Ciri Ciri Keutamaan Malam Lailatul Qadar Jatuh Pada Tanggal

Ada banyak hal yang perlu di pahami seputar malam lailatul qadar yang agung serta di agungkan oleh setiap umat muslim, tidak hanya sebatas keutamaan, ciri-ciri atau tanda kedatangan malam tersebut. Tetapi juga perlu di pelajari apa makna dari qadar itu sendiri yang mempunyai makna dalam dan berbeda di kalangan para jago dalam menawarkan pengertian wacana qadar tersebut Mengutif dari pengarang kitab Tafsir Al-Misbah yaitu Muhammad Quraish Shihab bahwa kata qadar itu mempunyai tiga 3 arti berbeda.


Pertama : qadar berarti penetapan atau pengaturan. sehingga lailatul qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup insan Al-Qur’an yang turun pada malam lailatul qadar diartikan bahwa pada malam itu Allah SWT mengatur dan menetapkan khiththah dan taktik bagi Nabi-Nya, Muhammad SAW guna mengajak insan kepada agama yang benar yang pada hasilnya akan menetapkan perjalanan sejarah umat manusia, baik sebagai individu maupun kelompok.



إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ


Artinya : tolong-menolong Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan tolong-menolong Kami-lah yang memberi peringatan (QS:Ad-Dukhan Ayat 3).


Ada banyak hal yang perlu di pahami seputar  Ciri Ciri Keutamaan Malam Lailatul Qadar Jatuh Pada Tanggal


Kedua : qadar berati kemuliaan. Malam lailatul qadar yaitu malam yang sangat mulia, kemuliaan malam tersebut lantaran terpilih sebagai malam turunnya al-qur’an serta menjadi titik tolak dari segala kemuliaan yang sanggup diraih. Kata qadar yang mempunyai arti mulia ini sanggup di temukan pada salah satu ayat surat al-an’am ayat 91 yang menandakan wacana kaum musyrik: Ma qadaru Allaha haqqa qadrihi idz qalu ma anzala Allahu ‘ala basyarin min syay’i (mereka itu tidak memuliakan Allah sebagaimana kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia).



وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِذْ قَالُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ عَلَىٰ بَشَرٍ مِنْ شَيْءٍ ۗ قُلْ مَنْ أَنْزَلَ الْكِتَابَ الَّذِي جَاءَ بِهِ مُوسَىٰ نُورًا وَهُدًى لِلنَّاسِ ۖ تَجْعَلُونَهُ قَرَاطِيسَ تُبْدُونَهَا وَتُخْفُونَ كَثِيرًا ۖ وَعُلِّمْتُمْ مَا لَمْ تَعْلَمُوا أَنْتُمْ وَلَا آبَاؤُكُمْ ۖ قُلِ اللَّهُ ۖ ثُمَّ ذَرْهُمْ فِي خَوْضِهِمْ يَلْعَبُونَ


Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: “Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia”. Katakanlah: “Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kau jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kau perlihatkan (sebahagiannya) dan kau sembunyikan sebahagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kau dan bapak-bapak kau tidak mengetahui(nya)?” Katakanlah: “Allah-lah (yang menurunkannya)”, kemudian (sesudah kau memberikan Al Alquran kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya.


Ketiga : qadar berarti sempit. Malam tersebut yaitu malam yang sempit, lantaran banyaknya malaikat yang turun ke bumi, menyerupai yang ditegaskan dalam Surat Al-Qadar: “pada malam itu turun malikat-malaikat dan ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.”


QS Al-Qadr ayat 1-5:



(1) إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ


Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan.



(2) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ


Dan tahukah kau apakah malam kemuliaan itu?



(3) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ


Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.



(4) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ


Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.



(5) سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ


Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar.


Kata qadar yang berarti sempit dipakai oleh Al-Qur’an antara lain dalam ayat ke-26 Surat Ar-Ra’du: “Allah yabsuthu al-rizqa liman yasya’ wa yaqdiru” (Allah melapangkan rezeki bagi yang dikehendaki dan mempersempitnya bagi yang dikehendakinya).


Keutamaan Dan Keistimewaan Malam Lailatul Qadar


Lailatul qadar menjadi salah satu hal yang booming di kalangan masyarakat umat islam ketika bulan ramadhan, setiap orang baik itu pria atau wanita ingin mencicipi bisa berjumpa dengan malam tersebut. Di antara yang menciptakan malam lailatul qadar ini begitu di tunggu-tunggu kedatangannya lantaran waktu tersebut merrupakan malam yang sangat mulia dan termasuk ketika yang mempunyai keutamaan serta keitimewaan yang tidak ada pada malam lainnya selama setahun, kemudian apa saja keutamaan dan keitimewaan lailatul qadar tersebut.


Sebagai mana yang tercantum dalam surat al qadar bahwa pada malam tersebut menjadi ketika di turunkannya al-qur’an, serta menjadi malam kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan serta pada malam lailatul qadar juga turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Dimana segala amal kebajikan yang dilakukan di satu malam ini saja sanggup mengalahkan intensitas ibadah yang dilakukan selama lebih dari seribu bulan. Sementara bila kita kiaskan waktu seribu bulan setara dengan delapan puluh tiga tahun tiga bulan. Sebuah “bonus” yang cukup menggiurkan.


1. Orang yang berinfak pada malam itu akan mendapat pahala sebanyak lebih dari 1000 bulan yaitu 83 tahun empat bulan.


2. Para malaikat turun ke bumi, mengucapakan salam kesejahteraan kepada orang-orang yang beriman.


3. Malam itu penuh keberkahan hingga terbit fajar


Malam Lailatul Qadar Jatuh Pada Tanggal


Keinginan setiap orang untuk bisa mendapat malam Lailatul Qadar ini, bukanlah sesuatu yang tidak beralasan, lantaran memang Rasulullah SAW sendiri menyeru umat Islam untuk menyongsong malam seribu malam ini dalam sabda beliau: Rasulullah SAW bersabda, “Carilah di sepuluh hari terakhir, bila tidak bisa maka jangan hingga terluput tujuh hari sisanya.” (HR. Bukhari). Akan tetapi mengenai kapan datangnya, tidak tanda tanya, dan tidak diketahui secara niscaya kapan datangnya Ketika ditanyakan kepada beliau: “Apakah kami mencarinya di malam ini?” dia menjawab: “Carilah di malam tersebut!”.


Tidak menutup kemungkinan bila ada sebagian dari saudara kita yang bertanya mengapa waktu Lailatul Qadar tidak ditentukan secara pasti? Dengan kata lain mengapa Allah SWT tidak menjelaskan secara tegas tanggal berapa Lailatul Qadar terjadi? Bisa jadi Allah SWT memang sengaja untuk merahasiakannya dan kita sanggup memetik pesan tersirat dari kerahasiaan Lailatul Qadar tersebut.


Di antara salah satu pesan tersirat yang sanggup di petik dari di rahasiahkannya tanggal niscaya malam lailatu qadar ini yaitu memotivasi umat supaya terus beribadah mencari rahmat dan ridla Allah SWT kapan saja dan dimana saja, tanpa harus terpaku pada satu hari. Sebab apabila tanggalnya kepastiannya di beri tahu, tidak menutup kemungkinan bila banyak orang-orang yang hanya akan beribadah sebanyak-banyaknya hanya pada tanggal tersebut dan tidak ulet lagi beribadah ketika tanggal tersebut sudah lewat.


Apalagi bila berkaca pada fenomena yang terjadi ketika bulan ramadhan di mana eksistensi ibadah kebanyakan umat islam hanya terjadi pada awal ramadhan saja. Apabila ramadhan sudah memasuki tanggal tamat kualitas dan juga kuantitas ibadah mereka mulai menurun, terlebih di sibukan dengan banyak acara material untuk mempersiapkan hari raya. Dengan adanya malam lailatul qadar yang di rahasiahkan tanggalnya maka eksistensi ibadah pun akan tetap terjaga stabil alasannya yaitu ingin mencicipi kemualiaan dari malam mulia ini.


Ciri-Ciri Atau Tanda-Tanda Turunnya Malam Lailatul Qadar


Ada banyak klarifikasi mengenai gejala datangnya Lailatul Qadar itu. Diantara tanda-tandanya adalah:


1. Pada hari itu matahari bersinar tidak terlalu panas dengan cuaca sangat sejuk, sebagaimana hadits riwayat Muslim.


2. Pada malam harinya langit nampak bersih, tidak nampak awan sedikit pun, suasana damai dan sunyi, tidak cuek dan tidak panas. Hal ini berdasakan riwayat Imam Ahmad.


Dalam Mu’jam at-Thabari al-Kabir disebutkan bahwa Rasulullah bersabda: “Malam lailatul qadar itu langit bersih, udara tidak cuek atau panas, langit tidak berawan, tidak ada hujan, bintang tidak nampak dan pada siang harinya matahari bersinar tidak begitu panas.”


Cara Mendapatkan Malam Lailatul Qadar


Untuk mendapat Lailatul Qadar memang tidak mudah. Karenanya tidak semua orang bisa mendapatkannya. Dibutuhkan perjuangan keras dan tidak kenal lelah untuk selalu meningkatkan intensitas ibadah terutama pada sepuluh tamat di bulan Ramadhan sebagaimana yang dipraktikan Rasulullah SAW. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan hadits riwayat Muslim.



عَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ


Artinya, “Dari Aswad dari Aisyah ra ia berkata bahwa Nabi saw meningkat amal-ibadah pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan melebihi di waktu yang lain,” (HR Muslim).


Agar mendapat keutamaan lailatul qadar, maka hendaknya memperbanyak ibadah selama bulan Ramadlan, diantaranya, senatiasa mengerjakan shalat fardhu lima waktu berjama’ah, mendirikan Qiyamul Lail (shalat terawih, tahajjud, dll), membaca Al-Qur’an (tadarus) sebanyak-banyaknya dengan tartil (pelan-pelan dan membenarkan bacaan tajwidnya), memperbanyak dzikir, istighfar dan berdo’a.


Amalan Malam Lailatul Qadar


Meskipun menjadi insan piliahan yang sudah dijamin oleh Allah swt kemuliaannya, Rasulullah saw tetap berusaha mendapat lailatul qadar setiap bulan Ramadhan dengan melaksanakan ibadah malam entah itu shalat, membaca al-Qur’an, beristighfar juga berzdikir dan berdo’a. Hal ini dibuktikan sendiri oleh Aisyah dan disampaikan melalui haditsnya:



كان رسول الله صلى الله عليه وسلم اذا دخل العشر احيا الليل وايقظ اهله وشد المئزر


Apabila Rasulullah saw. memasuki malam sepuluh terkahir bulan Ramadhan, dia beribadah dengan sungguh-sungguh serta membangunkan anggota keluarganya.


Begitulah citra dari Sayyidah Aisyah wacana Rasulullah saw dan keluarganya dalam rangka memperoleh lailatul qadar. Bahkan Sayyidah Aisyah sendiri sempat bertanya kepada Rasulullah saw wacana do’a yang sebaiknya dibaca ketika memperoleh malam lailatul qadar.


Doa Malam Lailatul Qadar



يا رسول الله اذا وفيت ليلة القدر فبم ادعوا؟ قال قولى “اللهم انك عفو تحب العفو فاعف عنى”


Wahai Rasulullah, kalau kebetulan saya sempurna pada lailatul qadar, do’a apakah yang harus saya baca? Nabi menjawab “bacalah “ALLAHUMMA INNAKA ‘AFWUN TUHIBBUL AFWA FA’FU ‘ANNI – Ya Allah Engkaulah maha pengampun, senang kepada ampunan, maka ampunilah aku”


Tata cara Bacaan Niat Shalat Lailatul Qadar



عن ابن عباس عن النبي عليه الصلاة والسلام انه قال من صلي في ليلة القدر ركعتين يقرأ في كل ركعة بفاتحة الكتاب مرة والاخلاص سبع مرات فإذا سلم يقول استغفر اللـه واتوب إليه فلا يقوم من مقامه حتى يغفر الله له ولأبويه ويبعث الله تعالي ملائكة إلى الجنان يغرسون له الاشجار و يبنون القصورو يجرون الانهار ولايخرجون من الدنيا حتى يرى ذلك كله


Dari Nabi Muhammad Shalallohu ‘alaihi wa sallam, bahwasannya dia bersabda :“ barangsiapa yang menjalankan sholat pada malam Lailatul Qadr sebanyak 2 (dua) rokaat , di dalam setiap rokaatnya setelah membaca Al Fatihah (1) satu kali, kemudian membaca surat Al-Ikhlas 7 (tujuh) kali dan setelah salam membaca Astaghfirullahal azhiim wa atubu ilaih 70 (tujuh puluh) kali, maka selama dia mendirikannya Allah akan mengampuni dirinya dan kedua orang tuanya dan Allah Ta’ala akan mengutus Malaikat untuk menanam (untuknya) pepohonan di Surga, membangun gedung-gedung dan mengalirkan sungai-sungai didalamnya, dan dia ( orang yang menjalankan sholat Lailatul Qadr ) tidak akan keluar dari dunia sehingga dia pernah melihat seluruhnya. (HR. Ibnu Abbas).


Adapun cara melaksanakan shalat Sunnah Lailatul Qadar Tersebut yaitu sebagai berikut :


Dilaksanakan dengan sedikitnya 2 Rakaat 1 kali salam atau 4 roka’at satu kali salam tanpa tasyahud awal , hingga 12 rakaat dengan masing-masing dua rokaat 1 salam.


Niatnya bila 4 Raka’at :



اُصَلِىّ سُنَّةً فِى لَيْلَةُ اْلقَدْرِ اَرْبَعَ رَكَعَةٍ لِلَّهِ تَعَالَى اَللهُ اَكْبَرُ


Ushali sunnatan fi Lailatul Qodr, Arba’a Raka’atin Mustaqbilal Qiblat, Lillahi Ta’ala, Allohu akbar..


Laksanakan menyerupai syarat rukun Shalat, dengan Bacaan tiap Rakaat, setelah membaca fatihah, kemudian membaca surat nrimo 7 x atau At-Takatsur 1 x kemudian Al nrimo 3 x atau Al-Qadr (inna anjalnahu fii lailatul Qadr, hingga Akhir surat) sebanyak 3 x.


Dzikir-dzikir yang dianjurkan :


Istighfar : 3 x



أَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْمِ اَلَّذِ يْ لَا إِلَهَ إِلاَّ هُوَالْحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَاَتُوْبُوا اِلَيْهِ تَوْبَةًعَبْدِالظَّا­ لِمِيْنَ لَايَمْلِكُ لِنَفْسِهِ ضَرًا وَّلَانَفْعًا وَّلَامَوْتًا وَّلَاحَيَاةًوَّلَان­ُشُوْرًا


Astaghfirullohal’azh­iim, Alladzi laa ilaaha illa huwal hayyul qoyyuum wa atuubuu ilaih taubatan ‘abdidhdholimiin laa yamliku linafsihi zhorowwanaf’aw walaa maut, walaa hayyataw walaanusyuuro …. 3x



أَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْمِ مِنْ كُلِّ ذَنْبِ اْلعَظِيْمِ لَايَغْفِرُالذُّ نُوْبَ اِلَّااَنْتَ فَاغْفِرْلَنَا مَغْفِرَتً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنَااِنَّكَ اَنْتَ اْلغَفُوْرُالرَّحِيْ­م


Astagfirullohal ‘azhiim mingkulli dzanbil ‘adhiim la yaghfirudzdzunuuba illaa anta faghfirlanaa maghfirotan min ‘indik warhamnaa innaka antal ghofuurur Rohiim …3 x



أَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْمِ


Astaghfirullohal’azh­iim, ……..70 x


Dzikir pertama :



اَللّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْم تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي


Allohumma innaka ‘afuwun Kariim. tukhibbul ‘afwa fa’fu’anna ( kami ) fa’fu’anni (Saya) Yaa kariim. Sebanyak ..33 x.


Dzikir Kedua :



لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِ وَيُمِيْتُ، وَهُوَحَيٌّ دَائِمُ لَايَمُوْتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ، وَهُوَعَلَئ كُلِّ شَيْءٍقَدِيرٌ


Laa Illaha Illa Alloh, Wahdahu laa Syarikalahu, Lahul Mulku Wa lahul Khamdu wa huwa hayyun daa-imun Laa yaa muutu Biyadihil Khair, wa Huwa ‘ala Kulli syai-in Qodir. …. 33 x.


Kemudian dzikir yang ketiganya yaitu :



سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللهِ اْلعَظِيْمِ ، أَسْتَغْفِرُ الله


Subhannallohu wa bi hamdihi, subhannallohil ‘adziem, Astaghfirullah, dibaca 101 x. Kemudian Membaca, Subhannalloh, walhamdulillah, walaa illaha illaAllohu wallohu Akbar dibaca sebanyak 3 x.


Dan dilanjutkan dengan Do’a. Kemudian Ditutup dengan Shalat Witir, 1 Rakaat, atau tiga rakaat bila belum melaksanakan witir pada shalat sunnah tarawih. Wallahu a’lam.


Uraian mengenai malam lailatul qadar di rasa cukup sekian, mohon maaf apabila terdapat kekurangan dan kehilafan. Jika memang pembahasan di atas di rasa belum cukup menawarkan pengetahuan, bisa kalian cari lagi pembahasan sama yang masih ada kaitannya dengan seputar bentuk tujuan ciri ciri keutamaan malam lailatul qadar jatuh pada tanggal serta dalil hadits surah al qadar dan lain sebagainya. Silahkan baca hingga selesai dan cermati serta pahami isi dari pembahasan ini dengan baik dan benar.



EmoticonEmoticon